Tuesday 15 November 2011

Sedekah = Harta Berkah


Sebut saja Ami, dia mempunyai pengalaman luar biasa mengenai sedekah. Ami telah lama mengidap penyakit kulit yang tidak jelas, dalam suatu waktu penyakit bisa kambuh, gatal-gatal di seluruh badan. Banyak dokter telah dia kunjungi, obat-obatan telah dia beli, namun seakan tidak mempan, sakit itu tidak kunjung sembuh. Ami enggan lagi ke dokter, dalam keadaan hampir frustasi tersebut Ami berkeinginan menyedekahkan uang yang seharusnya untuk berobat, anak yatim dia pilih untuk menerima sedekahnya.

Tidak ada niat lain Ami selain mencari ridha Allah saat bersedekah. Namun sebuah keajaiban Allah muncul, dari hari ke hari setelah bersedekah, sakitnya pelan-pelan membaik, Subhanallah. Kini Ami tidak perlu lagi mengeluhkan sakitnya, karena sudah sembuh total karena berkah sedekah dan atas izin Allah.

Di tempat yang lain, kisah menakjubkan terjadi, sebut saja namanya Vivi. Vivi dilanda gundah karena tidak kunjung mendapatkan kerja, padahal tidak sedikit usaha yang dilakukan. Bingung mendera hati Vivi. Waktu shalat tiba, Vivi segera menunaikan kewajibannya. Selesai shalat, seakan ada petunjuk kuat dari Allah, sebuah ayat terlintas di kepalanya, “Kamu sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan (yang sempurna) sebelum menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui” (Ali Imran 92).

Vivi lalu mengingat-ingat uang di tabungannya, kemudian mengingat-ingat siapa dalam waktu dekat yang membutuhkan bantuannya. Ingatannya langsung tertuju pada saudaranya yang membutuhkan bantuan. ‘Bismillah, kucari ridha-Mu ya Allah,’ batin Vivi saat itu, bukan mengharap apa-apa selain ridha Allah. Uang di tabungannya ia sedekahkan pada saudaranya yang terbelit kesulitan dikarenakan keluarganya dirawat di rumah sakit. Lega yang dirasakan Vivi, ada kekuatan iman di hatinya, berkah sedekah mampu menenangkan keresahannya. Tidak lama kemudian, dalam hitungan hari, sebuah telpon dari kantor yang dia ajukan lamaran kerja menelponnya, mengabarkan pada Vivi bahwa Vivi diterima kerja, dan agar datang memenuhi panggilan bos perusahaan di kantornya. Saat itulah Vivi langsung sujud syukur.

Sedekah itu perlu keikhlasan, bukan mengharap balasan, sesulit apapun yang terjadi, hendaknya sedekah dilandasi iman dan harapan yang dalam akan ridha Allah.

Balasan sedekah tidak berarti berupa materi, namun bisa saja berkah sedekah tersebut berimbas pada ketenangan hati, khusyuknya ibadah, terjaganya diri dari belanja sia-sia.

Selain itu manfaat sedekah juga mampu menjadikan manusia sebagai pribadi yang mampu ikhlas kapan saja harta titipan Allah itu harus lepas dari tangannya.

Abu baker RA adalah sahabat Rasulullah yang sangat ringan dalam kebaikan, tanpa pertimbangan menggunakan seluruh hartanya untuk menebus budak yang disiksa kaum Quraisy. Begitupun Khadijah, wanita kaya raya yang sangat peduli terhadap kaum tertindas, tidak pernah memperhitungkan ataupun menimbang-nimbang harta yang diinfakkan di jalan Allah.

Sedekah itu memang berat jika tidak dilandasi iman yang kuat, padahal Allah menjanjikan balasan yang luas bagi insan yang menyedekahkan hartanya untuk kepentingan agama Allah.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tuju bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-NYA) lagi Maha Mengetahui” (Al Baqarah 261).


Subhanallah, melimpahnya balasan dan berkah bagi harta yang disedekahkan, apalagi saudaraku yang kalian tunggu?

Mari berlomba-lomba meraih ridha Allah dengan sedekah, semarakkan dunia kita dengan usaha sedekah, agar harta yang Allah titipkan menjadi berkah.
 
;