Thursday 25 August 2011

Bahaya dzalim

Dinukilkan dari Imam Ali bin Husain tentang dihisabnya semua mahluk dihari kiamat dan dikembalikannya hak milik kepada yang berhak. Beliau bersabda:

"Pada hari kiamat, Allah SWT akan membangkitkan manusia dari kubur mereka..., Allah SWT berfirman, `Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, Mahabijak lagi adil, yang tidak akan berbuat kezaliman. Hari ini Aku akan menghukumi diantara kalian dengan keadilan-Ku. Hari ini tidak seorangpun yang dizalimi disisi-Ku. Aku akan mengambil hak yang lemah dari yang kuat, dan yang dizalimi akan mengqishash dengan yang serupa, baik perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk, dan Aku akan memberikan pahala atas segala pemberian. Hari ini, tidak ada orang yang zalim disisi-Ku dan tak seorangpun yang terzalimi olehnya, kecuali kezaliman yang telah dimaafkan oleh orang yang dizalimi. Aku akan memberikan pahala bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain dan membebaskan tanggung jawab yang ada pada orang yang menzalimi. Dan Aku akan ambil baginya pemberian maaf tersebut pada saat perhitungan(hisab). Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang pada komitmen, wahai semua mahluk, dan ambillah hak kalian dari mereka yang menzalimi kalian didunia, niscaya Aku akan menjadi saksi bagi kalian atas mereka dan cukup bagi-Ku sebagai saksi.`"

ada satu riwayat yang saya dengar saat kajian:
ada seseorang yang bagus ibadahnya, sholatnya, hajinya, zakatnya, dan amal-amal lainya terlihat sempurna. tapi dia tidak bisa menjaga dirinya agar adil, menjaga mulutnya agar tidak mencaci, menghina dan menyakiti hati.

ketika hari pembalasan, si fulan dipanggil untuk perhitungan amal. si fulan menang dan akan dimasukkan kesyurga. tapi si fulan pernah mendzolimi dan orang yang terdolimi ini belum memaafkan dan belum ikhlas atas perlakuan si fulan.

pertama si A dipanggil, karena si fulan pernah menfitnah si A. kemudian pahalanya dipotong dan diberikan ke Si A.

kedua si B dipanggil, karena si fulan pernah mencaci maki si B. kemudian pahalanya dipotong dan diberikan ke Si B.

ketiga si C dipanggil, karena si fulan pernah mengadu domba si C. kemudian pahalanya dipotong dan diberikan ke si C.

kempat dan seterusnya dipanggil karena si fulan berbuat dzalim, kemudian tidak pernah menyadarinya dan tidak meminta dihalalkan/dimaafkan sampai meninggal dunia. sampai yang terakhir pahalanya habis dan tidak bisa memberikan pahala kepada orang terakhir yang ia dzalimi, dan akhirnya dosa si Z diberikan kepada si fulan karena tidak bisa menganti kedzalimannya itu dengan pahala.

mengerikan yaaa,..
alangkah sia-siannya amal ibadah kita yang kita lakukan sungguh-sungguh, tapi kita sendiri yang merusaknya dengan melakukan ke dzaliman. adili diri kita sendiri sebelum mengadili orang lain. sebelum terlambat mari kita cari pintu maaf didunia ini kepada semua orang yang pernah kita dzalimi, kemudian menjalani hidup ini dengan cara yang lebih baik :)
Read More

Agar terlindung dari empat keburukan

Ada sebuah doa yang diajarkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Di dalamnya terkandung permohonan agar Allah melindungi kita dari empat keburukan. Doanya berbunyi sebagai berikut:
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”(HR Muslim 4899)

Setiap muslim tentunya tidak ingin terlibat dengan keempat macam keburukan yang disebutkan di dalam doa ini. Pertama, ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang tidak bermanfaat adalah semua jenis ilmu yang tidak mengantarkan seseorang kepada penambahan iman. Ilmu yang tidak bermanfaat justru merongrong iman seseorang sehingga semakin lama imannya semakin menipis. Sedangkan ilmu bermanfaat ialah ilmu yang membuat seseorang menjadi semakin dekat dengan Allah. Ilmu bermanfaat akan mengantarkan seseorang untuk menjadi ingat akan kehidupan sejati kelak di akhirat. Contohnya ialah para ulul al-bab (orang-orang yang berakal) yang disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

“…Sungguh terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS Ali Imran ayat 190-192)
Ulul al-bab merupakan orang-orang yang menggunakan akal mereka sehingga setelah melakukan pengamatan terhadap alam sambil mengingat Allah, lalu mereka segera teringat akan kehidupan di akhirat. Sehingga mereka segera berdoa: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Inilah gambaran mereka yang cermat dalam memilih ilmu untuk diamalkan. Mereka sibuk dengan ilmu yang bermanfaat. Mereka sangat peduli untuk memastikan bahwa ilmu apapun yang dikejar haruslah mengantarkan mereka menjadi lebih dekat dan tunduk kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang segera membangkitkan ingatan akan kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi. Mereka sangat waspada dan curiga terhadap berbagai ilmu yang potensial mengancam stabilitas iman. Mereka sangat khawatir terhadap berbagai ilmu yang menimbulkan keraguan akan kebenaran ajaran Allah, Din Al-Islam. Mereka waspada menghadapi ilmu yang membuat mereka lebih cinta kepada dunia dan melalaikan mereka akan akhirat.

Kedua, hati yang tidak khusyu’. Keburukan berikutnya adalah memiliki hati yang tidak khusyu’. Artinya hati yang tidak tunduk kepada Allah. Hati yang liar dan tidak bersandar kepada Allah dalam menggapai ketenteraman. Padahal ciri orang beriman ialah bila mengingat Allah hati mereka menjadi tenteram.

”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du ayat 28)

Sedemikian pentingnya memiliki hati yang khusyu’(tunduk) sehingga Allah sendiri memperingatkan kita agar waspada terhadap kekeringan atau kegersangan hati. Hal ini muncul bila orang beriman terlalu lama mengabaikan ayat-ayat Allah. Mereka sengaja membuat jarak dengan ayat-ayat Allah sehingga dengan berjalannya waktu hati menjadi tidak khusyu’ alias menjadi keras. Satu-satunya solusi ialah kembali menghidupkan ingatan dan perhatian terhadap ayat-ayat Allah. Hidupkan makna ayat-ayat tersebut di dalam kehidupan nyata.


“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk(khusyu’) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al-Hadid ayat 16)

Ketiga, nafsu yang tidak pernah kenyang. Ini merupakan keburukan berikutnya. Apalagi kita sedang menjalani zaman paling kelam dalam sejarah Islam. Di zaman ini begitu banyak fitnah yang tersebar, sehingga tawaran untuk menuruti hawa-nafsu bermunculan di sekeliling kita. Hampir dalam semua situasi ada peluang untuk menuruti hawa-nafsu. Maka di zaman seperti ini sangat diperlukan pengendalian diri. Sangat diperlukan kemampuan untuk memuaskan nafsu dengan cara yang sesuai syariat dan proporsional. Islam tidak datang untuk membunuh nafsu. Islam datang untuk mengendalikan hawa-nafsu. Sehingga kebutuhan pemuasan nafsu bukan dimatikan melainkan diarahkan agar sesuai dengan aturan syariat Allah. Dan bila hal ini dilakukan maka bukan saja seseorang terbebas dari dosa bahkan ia dapat memperoleh pahala dari Allah atas pemenuhan hawa-nafsu yang sesuai syariat Allah.


“Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata:”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabishollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuhnya seorang kamu dengan istrinya adalah sedekah.” Mereka bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, apakah ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab: ”Tidakkah kamu tahu, apabila seseorang menyalurkan syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula apabila disalurkannya kepada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR Muslim 1674)

Keempat, doa yang tidak dikabulkan. Ini jelas merupakan suatu keburukan. Bayangkan, seorang muslim berdoa kepada Allah namun tidak dikabulkan. Jelas ini merupakan suatu musibah. Padahal Allah sendiri menjamin bahwa jika seseorang memohon sesuatu kepada Allah, pasti Allah akan kabulkan. Tentu ada syaratnya: pertama, memohon hanya kepada Allah, tidak kepada selainNya; kedua, penuhi segenap perintah Allah dan ketiga, beriman dengan sebenarnya kepada Allah SWT.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186)
(sumber :eramuslim.com)
Read More
Saturday 20 August 2011

Sepenggal cerita (gadis kecil)


Dalam sebuah riwayat menyatakan bahawa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan dia melihat seorang anak kecil sedang mengambil wudhu’ sambil menangis.
Ketika orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, “Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?”
Maka berkata anak kecil itu, “Wahai kakek saya telah membaca ayat al-Qur’an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, “Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum wa ahliikum naaraa” yang bermaksud, ” Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan api neraka.” Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka.”


Berkata orang tua itu, “Nak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalm api neraka.”
Berkata anak kecil itu, “Kek, kakek adalah orang yang berakal, tidakkah kakek lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa.”

riwayat ini seolah-olah lahir didunia saya secara nyata, anak kecil yang tumbuh dewasa, berparas cantik, dan berakhlak mulia. ia berkata kepada saya "agama itu emas, jilbab ini adalah permata, sedangkan sopan santun wanita adalah berlian". terkejut saya dengan perkataan anak kecil ini, saya hanya berfikir beruntung sekali orang tuanya, mempunyai bibit anak sholeh.

kemudian saya tanyai, ketika sekolah apakah tidak merasa gerah dalam memakai hijab??? anak kecil ini berkata "neraka lebih panas (sembari tersenyum), dibandingkan sengatan matahari atau rasa panas didunia". kemudia dia meneruskan perkataannya "lihatlaah, sekarang manusia hanya memikirkan apa yang ada didunia. lihat orang yang bersepeda motor itu. sebelum mereka melewati panasnya terik siang mereka bisa mempersiapkan pakaian tebal, kaos tanggan, jaket, kaos kaki, kaos tangan, dan juga helm. tujuannya hanya satu, mereka tidak ingin kulit mereka tersengat panasnya sinar matahari. (matanya berkaca-kaca saat berkata).


tapi apa yang ia lakukan untuk agamannya???? mereka meyakini bahwa neraka itu ada dan panasnya 70.000 dari panasnya dunia. tapi mereka tidak membawa perlengkapan untuk melewatinya (jatuh air matanya). mereka tidak berusaha mempelajari agamannya, mereka tidak berusaha mengerti apa yang allah inginkan atas hambanya, mereka tidak berusaha untuk sholat tepat waktu, mereka tidak mencoba menutup auratnya dengan sempurna,mereka tidak mengadili harta yang allah berikan, mereka tidak memperhatikan orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan.... (diam menahan tangis)

satu kata yang saya katakan dihati saya (subhanallah)

gadis kecil ini melanjutkan perkataannya, "

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

maka lindungilah semua orang yang kalian sayangi, agar mereka terselamatkan dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu. :)
Read More

Rasa


Bahkan aku masih bisa menyayangimu, jika kau tak bersamaku lagi. tak usah ragu, selama kebaikanmu merekat dijiwa dan kau lakukan kebaikan dengan ragamu, rasa itu akan selalu ada.


aku belajar dari masa lalu, belajar menghargai apa yang diberikan orang lain. bukan pamrih untuk meminta rasa yang sama, tapi berikan semua yang bisa diberikan agar tidak menyesal sebelum waktunya tiba.


semua itu karena aku ingin melihat kebaikanmu, aku ingin melihat kesholehanmu, aku ingin melihat ketaatanmu.

Semua itu karena aku, menyayangimu, atas kehendak tuhan.
Read More
Thursday 18 August 2011

Jalan Kebenaran (Gigi Cover)


Ingatkah aku menghitung waktu
Perjalananku di dunia ini
Yang penuh dengan kesalahanku
Salah yang telah menjadi biasa...

Aku selalu merasa benar
Karena merasa makhluk sempurna
Semua pikiran dan perasaan
Kadang menjadi kekuranganku...

kekhilafan ini, kealpaan ini
Terlalu luas ’tuk dimaafkan...

Jalan kebenaran
Jalan yang selalu ku tuju
Tapi hati ini
Selalu saja membelenggu...

Jalan kebenaran
Jalan kehendak Yang kuasa
Dalam diri ini
Yang haruslah dilakukan
diucapkan diungkapkan...
Read More

Sepenggal cerita (kelembutan rosulullah)


Di sudut pasar Madinah al-Munawarah, ada seorang tua yahudi yang menjadi pengemis. Hari demi hari, apabila ada orang yang mendekatinya, ia selalu berkata, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya."



Sementara itu, tanpa disadarinya, setiap pagi Nabi Muhammad saw. mendatanginya dengan membawa makanan, lalu tanpa berkata sepatah kata, Beliau menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu, walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.



Nabi Muhammad melakukan hal itu hingga menjelang Beliau wafat. Setelah Beliau wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari sahabat Abu Bakar ra. berkunjung kerumah istrinya Rasulullah, Aisyah ra. Beliau bertanya kepada istrinya Rasulullah,

Abu Bakar ra: Wahai Aisyah, adakah sunnah Rasulullah yang belum aku kerjakan?

Aisyah ra: Wahai Abu Bakar, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum engkau lakukan kecuali satu sunnah saja.

Abu Bakar ra: Apakah itu?

Aisyah ra: Setiap pagi Rasulullah saw. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.

Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar untuk memberi makan seorang Yahudi buta yang sering diberi makan oleh Rasulullah saw. Ketika Abu Bakar menyuapkan makanan kepada seorang pengemis Yahudi buta itu, pengemis itu marah sambil berteriak,

Pengemis Yahudi Buta: Siapakah engkau?

Abu Bakar: Aku orang yang biasa datang memberimu makan.

Pengemis Yahudi Buta: Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang kepadaku, tidak perlu tangan ini memegang dan tidak perlu mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu baru ia suapkan padaku.

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya. Ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,

Abu Bakar: Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw.

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, ia pun menangis sambil berkata,
"Benarkah demikian? (kata pengemis tua itu terkejut). Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, namun ia tidak pernah memarahiku sedikit pun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi. Sungguh, ia begitu mulia....(kata pengemis Yahudi buta itu sambil menangis tersedu-sedu)."


Akhirnya, pengemis Yahudi itu bersyahadat di hadapan Abu Bakar. Ya, pengemis buta itu masuk Islam berkat kemuliaan ahlak Nabi Muhammad saw.
Read More
Wednesday 17 August 2011

Inilah Alam Selanjutnya


Berawal dari sebuah kajian, ada kata-kata menarik yang lama tidak saya dengarkan. “nasehat terbaik adalah kematian”. Kadang manusia terketuk hatinya untuk mendekatkan diri kepada allah saat mereka merasa kematian sangat dekat dengan mereka. Saat sakit atau terkena mushibah yang dasyat, kadang itu merupakan saat-saat yang membuat mereka ingin selalu dekat kepada allah. Saat usia manusia sudah sangat tua misalnya maka secara otomatis mereka akan meningkatkan kualitas dan kuantitas karena mereka merasa ajal atau kematian mereka sudah dekat.


Kajian ini berlanjut ke alam ke dua manusia, yaitu alam kubur.
Ternyata banyak yang saya tidak tahu tentang ini, maka dari itu saya ingin menulis dan membagikannya kepada temen-temen. Insya allah ilmunya bermanfaat dan dari sumber yang benar.


Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan di kuburnya dan ditinggalkan oleh teman-temannya, maka dia masih mendengar suara sandal mereka.” maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datanglah dua malaikat mendudukkan jenazah mu’min tersebut lalu bertanya:”Siapa rabbmu?” Dia menjawab:”Rabbku Allah”, lalu:”Apa diin-mu?” Dia jawab:”Diin-ku Islam” Lalu: ”Siapa lelaki yang telah diutus kpd kalian?” Dia jawab:”Dialah utusan Allah (Muhammad) shollallahu ’alaih wa sallam”, lalu:”Apa ilmumu?” Dia jawab:”Aku telah membaca kitab Allah (Al-Qur’an) maka kuimani dan kubenarkan.” Maka terdengar seruan dari langit:”Hambaku telah membenarkan.” Maka dibentangkanlah surga baginya, dipakaikan baju dari surga, dibukakakan pintu menuju ke surga, didatangkan kepadanya aroma surga dan diluaskan makamnya sejauh mata memandang. Datang seseorang berwajah bagus, berpakaian bagus dan beraroma semerbak berkata:”Bergembiralah engkau dengan hari bahagia yang dijanjikan untukmu ini.” Dia bertanya: ”Siapa kamu, sepertinya datang dengan wajah baik.” Iapun menjawab:”Akulah ‘amal sholeh-mu.” Maka jenazah itupun berdoa:”Ya Rabb, segerakanlah datangnya hari kiamat sehingga aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku.” (HR Ahmad)



Dijelaskan dalam hadist ini, bahwa seseorang yang meninggal itu sebenarnya masi mempuyai fungsi pancaindranya. Ketika si mayit itu telah dikubur, maka saat takziah mulai membubarkan diri maka suara gesekan sandal dan tanah dari mereka akan terdengar oleh mayit. Setelah mereka semua pergi maka akan datang dua malaikat, kemudian mengembalikan ruh kejasad si mayit. (subhanallah, kematian kita hanyalah sebentar. Kemudia kita dihidupkan lagi untuk alam yang kedua ini). kemudian mendudukkan posisi mayit yang awalnya terbaring menghadap ke kiblat, dengan kesadaran penuh maka si mayit ini akan diberi tiga pertanyaan oleh dua malaikat. Pertanyaan yang sepele saat kita masih hidup didunia, tapi luar biasa susah bila kita sudah berada di alam kubur. Siapa rabbmu??? Apa agamamu??? Siapa nabimu??? Kita bisa menjawab diluar kepala saat kita masih hidup didunia, tapi saat di alam kubur??? Yang akan menjawab adalah hati kita, keimanan kita, dan amalan kita.



Beruntunglah mereka yang mempunyai iman didalam hatinya, karena mereka akan bisa menjawab dengan mudah :”Siapa rabbmu?” Dia menjawab:”Rabbku Allah”, lalu:”Apa diin-mu?” Dia jawab:”Diin-ku Islam” Lalu: ”Siapa lelaki yang telah diutus kpd kalian?” Dia jawab:”Dialah utusan Allah (Muhammad) shollallahu ’alaih wa sallam”, lalu:”Apa ilmumu?” Dia jawab:”Aku telah membaca kitab Allah (Al-Qur’an) maka kuimani dan kubenarkan.” Dijelaskan diriwayat lain, setelah bisa menjawab 3 pertanyaan tersebut maka allah akan memberikan alas tidur dari syurga, meluaskan kuburnya sejauh mata melihat dan membukakan pintu syurga untuknya yang bisa ia lihat bahkan wangi bau syurga akan tercium olehnya. Kemudian mereka akan berdoa agar kiamat cepat terjadi karena mereka ingin kesyurga bertemu dengan allah, rasul, keluarga dan harta-harta mereka. Subhanallah, pingin... amien



Sedangkan mereka orang munafik (yang mengimani tapi mengingkari. Menyakini sholat tapi enggan mendirikan sholat, meyakini puasa tapi enggan berpuasa, meyakini zakat tapi enggan berzakat, meyakini haji tapi enggan berhaji. dll) dan kafir (mereka yang mendustakan kebenaran allah). Mereka tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari malaikat tersebut. ”Siapa rabbmu?” Dia menjawab:”Hah, hah, aku tidak tahu”, lalu:”Apa diin-mu?” Dia jawab:” Hah, hah, aku tidak tahu” Lalu:”Siapa lelaki yang telah diutus kepada kalian?” Dia jawab:” Hah, hah, aku tidak tahu.” Maka setelah itu allah akan memberikan alas tidur dari neraka, menyempitkan kuburnya sampai-sampai tulang rusuk mereka menyilang, dan membukakan pintu neraka sehingga bau busuk dari neraka tercium oleh mereka. Kemudian mereka berdoa agar tidak terjadi kiamat karena mereka tau mereka akan disiksa dineraka dengan siksaan yang lebih berat. Naudzubillah.. semoga kita terhindarkan menjadi orang-orang seperti ini. amien


Selalu berdoalah kepada allah, agar allah selalu mencintai kita. Menuntun jalan hidup kita, menjauhkan kita dari kekafiran. Mintalah hidayah agar allah selalu ada untuk kita, mintalah kasih sayang allah agar iman kita selalu terawat sampai ajal menjemput kita...
Read More
Saturday 13 August 2011

Sepenggal cerita (aruls story)

Cerita yang menarik, ketika saya melihat serial televisi yang backgroundnya religius. Karena saya bukan penyimak serius jadi saya hanya tau sepotong-sepotong tentang cerita ini, tapi insya allah ada nilai agama yang luar biasa didalamnya. Bahkan saya bergetar saat melihat serial ini,


Sebut saja namanya arul, seorang muslim yang sudah berumah tangga, mempunyai satu istri dan empat orang anak. Tidak mempunyai pekerjaan tetap, rumahnya sangat usang, bertembokkan rautan bambu, hanya ada satu kamar dirumahnya tanpa ada ruang tamu, dan saat tidurpun arul rela tidur didepan rumahnya diatas kursi sederhana yang ia buat sendiri.


Karena tidak mempunyai pekerjaan tetap, arul hanya berlaku sebagai buruh setiap hari itupun kalau ia dibutuhkan. Bila ia berusaha dan tidak mendapatkan pekerjaan hebatnya dia selalu yakin, allah tidak akan pernah membiarkannya mati kelaparan. Ia tidak memanfaatkan kemiskinannya itu untuk meletakkan tanggannya dibawah, dia tidak pernah mengharap pemberian kecuali jika memang sedang mendapat rezki dari allah.


Istrinya adalah wanita yang luar biasa, saat si arul ini mengeluh karena jalan hidupnya tidak pernah bisa berubah meskipun ia telah berusaha keras, istrinya inilah yang selalu menyabarkannya, memberi semangat baru, meyakinkan bahwa allah selalu ada untuk keluarga mereka. Sifatnya yang rendah hati, lemah lembut, sopan dan penyabar ini membuat istri arul nampak sekali seperti wanita sholehah. Sempurna bila saya menilainyaa.... hheehheeee


Ternyata hidup memang seperti roda yang berputar, meminjam modal dan mendirikan warung makan, keluarga arul ini berubah drastis, (melihatnya jadi terharu) perlahan kehidupan arul berubah sedikit demi sedikit dan sampai arul menjadi orang terkaya dikampungnya. Rumah mewah lengkap dengan isinya sekarang sudah dipunyai si arul.
Hebatnya arul yang kaya ini tetap mempunyai jiwa yang miskin, bukan jiwa miskin yang negatif tapi dia tetap memiliki kerendahan hati yang ada saat dia miskin, tidak pernah menyombongkan hartanya karena dia tetap yakin bahwa roda masi bisa berputar lagi, satu adegan yang saya menurut saya sangat elok:


saat itu arul dan teman seperjuangannya hendak makan besar. Hidangan mewahpun disiapkan oleh istrinya, taukah anda apa yang dilakukan oleh arul setiap kali ia hendak makan besar dirumahnya??? Arul mengajak temannya itu untuk mengunjungi rumah-rumah tetangganya, untuk memastikan saat arul dan keluarganya kenyang saat makan tidak ada satupun dari tetangganya yang kelaparan pada hari itu juga.

Rasulullah bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan.” (HR Thabrani dan Hakim)

Arul mencoba mengintari kampungnya dan berusaha menyakinkan diri bahwa semua tetangganya dalam keadaan sejahtera. Bila ia menemukan ada tetangganya yang tidak mempunyai makan, maka bersegeralah ia membagi makanan yang ia punya.
Intinya dalam kemuliaan hati arul ini, ia hanya menginginkan tidak ada orang miskin yang menderita seperti saat ia miskin. Karena arul berfikiran orang miskin diciptakan oleh dua kemungkinan 1. Malas dan 2. Ketamakan para pencari harta. Arul tidak ingin menjadi manusia yang tamak, arul ingin bersifat adil kepada apa yang dititipkan allah kepadanya.

memang ini hanya sebuah cerita disebuah serial televisi. tapi kita bisa menirunya bukan,tidak ada hal yang mustahil bila allah sudah berkehendak. yeeeyy !!

SUBHANALLAH,.....
Read More
Tuesday 9 August 2011

Perjalana Menuju Akhirat

Hari akhirat adalah hari setelah kematian yang wajib diyakini kebenarannya oleh setiap orang yang beriman kepada Allah Azza wa Jalla dan kebenaran agama-Nya. Hari itulah hari pembalasan semua amal perbuatan manusia, hari perhitungan yang sempurna dan hari ditampakkannya semua perbuatan yang tersembunyi sewaktu di dunia. Juga pada hari itu orang-orang yang melampaui batas akan berkata penuh penyesalan:

يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

“Duhai, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini.”[al-Fajr/89:24]

Maka hendaknya setiap Muslim yang mementingkan keselamatan dirinya benar-benar memberikan perhatian besar dalam mempersiapkan diri dan mengumpulkan bekal untuk menghadapi hari yang kekal abadi ini. Karena pada hakikatnya, hari inilah masa depan bagi manusia yang sesungguhnya. Kedatangan hari tersebut sangat cepat seiring dengan cepat berlalunya usia manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [al-Hasyr/59:18]

Dalam menafsirkan ayat di atas Imam Qatâdah rahimahullah [1] berkata: “Senantiasa Rabbmu (Allah Azza wa Jalla) mendekatkan hari Kiamat, sampai-sampai Dia menjadikannya seperti besok”[2].

Semoga Allah Azza wa Jalla meridhai Sahabat yang mulia Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu yang telah mengingatkan hal ini dalam ucapannya yang terkenal: “Hisablah (introspeksilah) dirimu saat ini, sebelum kamu dihisab (diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada hari kiamat). Timbanglah dirimu saat ini, sebelum amal perbuatanmu ditimbang (pada hari Kiamat), karena sesungguhnya akan mudah bagimu menghadapi hari kiamat jika kamu mengintrospeksi dirimu saat ini; dan hiasilah dirimu dengan amal shaleh untuk menghadapi hari yang besar ketika manusia dihadapkan kepada Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman :

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌ

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Allah), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi-Nya)” [al-Hâqqah/69:18] [3]

Senada dengan ucapan di atas, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya dunia telah pergi meninggalkan kita, sedangkan akhirat telah datang menghampiri kita, dan masing-masing dari keduanya (dunia dan akhirat) memiliki pengagum, maka jadilah kamu orang yang mengagumi/mencintai akhirat dan janganlah kamu menjadi orang yang mengagumi dunia, karena sesungguhnya saat ini waktunya beramal dan tidak ada perhitungan, adapun besok di akhirat adalah saat perhitungan dan tidak ada waktu lagi untuk beramal”[4].

“JADILAH KAMU DI DUNIA SEPERTI ORANG ASING…”
Dunia adalah tempat persinggahan sementara dan sebagai ladang akhirat tempat kita mengumpulkan bekal untuk menempuh perjalanan menuju negeri yang kekal abadi itu. Barangsiapa yang mengumpulkan bekal yang cukup, maka dengan izin Allah Azza wa Jalla dia akan sampai ke tujuan dengan selamat, dan barang siapa yang bekalnya kurang maka dikhawatirkan dia tidak akan sampai ke tujuan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan sikap yang benar dalam kehidupan di dunia dengan sabdanya: “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan” [5]

Hadits ini sebagai nasehat bagi orang beriman, bagaimana seharusnya dia menempatkan dirinya dalam kehidupan di dunia. Karena orang asing (perantau) atau orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang yang hanya tinggal sementara; tidak terikat hatinya pada tempat persinggahannya, serta terus merindukan kembali ke kampung halamannya. Demikianlah keadaan seorang Mukmin di dunia yang hatinya, selalu terikat dan rindu kembali ke kampung halaman yang sebenarnya, yaitu surga tempat tinggal pertama kedua orang tua kita, Adam Alaihissallam dan istrinya Hawa, sebelum mereka berdua diturunkan ke dunia.

Dalam sebuah nasehat tertulis yang disampaikan oleh Imam Hasan al-Bashri rahimahullah kepada Imam Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, beliau berkata: “…Sesungguhnya dunia adalah negeri perantauan dan bukan tempat tinggal yang sebenarnya, dan hanyalah Adam Alaihissallam diturunkan ke dunia untuk menerima hukuman akibat perbuatan dosanya…” [6].

Dalam mengungkapkan makna hal ini Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam syairnya:
Marilah (kita menuju) surga ‘Adn (tempat menetap)
karena sesungguhnya itulah
Tempat tinggal kita yang pertama, yang di
dalamnya terdapat kemah (yang indah)
Akan tetapi kita (sekarang dalam) tawanan musuh
(setan), maka apakah kamu melihat
Kita akan (bisa) kembali ke kampung halaman
kita dengan selamat? [7]

Sikap hidup ini menjadikan seorang Mukmin tidak panjang angan-angan dan terlalu muluk dalam menjalani kehidupan dunia, karena “barangsiapa yang hidup di dunia seperti orang asing, maka dia tidak punya keinginan kecuali mempersiapkan bekal yang bermanfaat baginya ketika kembali ke akhirat. Dia tidak berambisi dan berlomba bersama orang-orang yang mengejar kemewahan dunia, karena keadaannya seperti perantau, yaitu tidak merasa risau dengan kemiskinan dan rendahnya kedudukannya.” [8].

Inilah yang diisyaratkan ‘Abdullâh bin Umar Radhiyallahu ‘anhu : “Jika kamu berada di waktu sore maka janganlah menunggu datangnya waktu pagi; dan jika kamu erada di waktu pagi maka janganlah menunggu datangnya waktu sore. Gunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, dan masa hidupmu sebelum kematian menjemputmu” [9].

Bahkan inilah makna zuhud di dunia yang sesungguhnya, sebagaimana ucapan Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah : “Maknanya adalah tidak panjang angan-angan, yaitu seseorang yang ketika berada di waktu pagi dia berkata: “Aku khawatir tidak akan bisa mencapai waktu sore lagi”” [10].

“BERBEKALLAH, DAN SUNGGUH SEBAIK-BAIK BEKAL ADALAH TAKWA”
Sebaik-baik bekal untuk perjalanan ke akhirat adalah takwa, yang berarti “menjadikan pelindung antara diri seorang hamba dengan siksaan dan kemurkaan Allah Azza wa Jalla yang dikhawatirkan akan menimpanya, yaitu (dengan) melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya” [11].

Maka sesuai dengan keadaan seorang hamba di dunia dalam melakukan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan meninggalkan perbuatan maksiat, begitu pula keadaannya di akhirat kelak. Semakin banyak dia berbuat baik di dunia akan semakin banyak pula kebaikan yang akan di raihnya di akhirat nanti, yang berarti semakin besar pula peluangnya meraih keselamatan menuju surga.

Inilah di antara makna yang diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Setiap orang akan dibangkitkan (pada hari Kiamat) sesuai dengan keadaannya sewaktu dia meninggal dunia” [12]. Artinya dia akan mendapatkan balasan pada hari kebangkitan kelak sesuai dengan amal baik atau buruk yang dilakukannya sewaktu di dunia [13].

Landasan utama takwa adalah dua kalimat syahadat: Lâ ilâha illallâh dan Muhammadur Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Oleh karena itu, sebaik-baik bekal yang perlu dipersiapkan untuk selamat dalam perjalanan besar ini adalah memurnikan tauhid (mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam beribadah dan menjauhi perbuatan syirik) yang merupakan inti makna syahadat Lâ ilâha illallâh dan menyempurnakan al ittibâ’ (mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhi perbuatan bid’ah) yang merupakan inti makna syahadat Muhammadur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Azza wa Jalla akan memudahkan bagi manusia dalam menghadapi peristiwa besar yang akan dialami mereka pada hari kiamat, sesuai dengan pemahaman dan pengamalan mereka terhadap dua landasan utama Islam ini sewaktu di dunia.

Ujian keimanan dalam kubur merupakan peristiwa besar pertama yang akan dialami manusia setelah kematiannya. Mereka akan ditanya oleh dua malaikat yaitu Munkar dan Nakir [14] dengan tiga pertanyaan: “Siapa Tuhanmu?, apa agamamu? Dan siapa nabimu?” [15]. Allah Azza wa Jalla hanya menjanjikan kemudahan dan keteguhan iman ketika menghadapi ujian besar ini bagi orang-orang yang memahami dan mengamalkan dua landasan Islam ini dengan benar, sehingga mereka akan menjawab: “Tuhanku adalah Allah Azza wa Jalla, agamaku adalah Islam dan Nabiku adalah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . “ [16]

Allah Azza wa Jalla berfirman:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang dzalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” [Ibrâhim/14:27]

Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat ini ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahîh riwayat al-Bara’ bin ‘âzib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang Muslim ketika ditanya di dalam kubur (oleh Malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah (Lâ Ilâha Illallâh) dan bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah (Muhammadur Rasulullah), itulah makna firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” [17]

Termasuk peristiwa besar pada hari Kiamat adalah mendatangi telaga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang penuh kemuliaan, warna airnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu, dan baunya lebih harum daripada minyak wangi misk (kesturi), barangsiapa yang meminum darinya sekali saja maka dia tidak akan kehausan selamanya [18]. Dalam hadits yang shahîh [19] juga disebutkan bahwa ada orangorang yang dihalangi dan diusir dari telaga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Hal itu karena sewaktu di dunia mereka berpaling dari petunjuk dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terjerumus dalam masalah bid’ah.

Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah [20] berkata: “Semua orang yang melakukan perbuatan bid’ah yang tidak diridhai Allah Azza wa Jalla dalam agama ini akan diusir dari telaga Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang paling parah di antara mereka adalah orang-orang (ahlul bid’ah) yang menyelisihi pemahaman jama’ah kaum Muslimin, seperti orang-orang Khawârij, Syî’ah, Râfidhah dan para pengikut hawa nafsu. Demikian pula orangorang yang berbuat zhalim yang melampaui batas dan menentang kebenaran, serta orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar secara terang-terangan. Mereka semua dikhawatirkan termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits ini (yang diusir dari telaga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) [21].

Termasuk peristiwa besar pada hari Kiamat adalah melintasi ash-Shirâth (jembatan) yang dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam, di antara surge dan neraka. Dalam hadits yang shahîh [22] disebutkan bahwa keadaan orang yang melintasi jembatan tersebut bermacam-macam; sesuai dengan amal perbuatan mereka sewaktu di dunia. “Ada yang melintasinya secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda pacuan yang kencang, ada yang secepat menunggang onta, ada yang berlari, ada yang berjalan, ada yang merangkak, dan ada yang disambar dengan pengait besi kemudian dilemparkan ke dalam neraka Jahannam” [23] – na’ûdzu billâhi min dâlik – .

Syaikh Muhammad bin Shâlih Al-’Utsaimîn rahimahullah ketika menjelaskan perbedaan keadaan orang-orang yang melintasi jembatan tersebut, mengatakan : “Ini semua bukan atas pilihan masing-masing orang, karena kalau dengan pilihan sendiri tentu semua orang ingin melintasinya dengan cepat. Akan tetapi keadaan manusia sewaktu melintasinya sesuai dengan cepat atau lambatnya mereka dalam menerima dan mengamalkan syariat Islam di dunia ini. Barangsiapa yang bersegera dalam menerima petunjuk dan sunnah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia akan cepat melintasinya. Sebaliknya barangsiapa yang lambat dalam hal ini, maka dia akan lambat melintasinya; sebagai balasan yang setimpal, dan balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya” [24].

“BALASAN AKHIR YANG BAIK (SURGA) BAGI ORANG-ORANG YANG BERTAKWA”
Akhirnya, perjalanan manusia akan sampai pada ujungnya; surga yang penuh kenikmatan, atau neraka yang penuh dengan siksaan yang pedih. Di sinilah Allah Azza wa Jalla akan memberikan balasan yang sempurna bagi manusia sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia. Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَأَمَّا مَن طَغَىٰ وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَىٰ وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

“Adapun orang-orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya” [an Nâzi’ât/79:37-41]

Maka balasan akhir yang baik hanya Allah Azza wa Jalla peruntukkan bagi orang-orang yang bertakwa dan membekali dirinya dengan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi perbuatan yang menyimpang dari agama-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa” [al-Qashash/28:83]

Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata: “…Jika mereka tidak mempunyai keinginan untuk menyombongkan diri atau berbuat maksiat di muka bumi, maka berarti keinginan mereka hanya tertuju kepada Allah Azza wa Jalla. Tujuan mereka hanya mempersiapkan bekal untuk akhirat, dan keadaan mereka sewaktu di dunia selalu merendahkan diri kepada hamba-hamba Allah; serta selalu berpegang kepada kebenaran dan mengerjakan amal shaleh. Mereka itulah orang-orang bertakwa yang akan mendapatkan balasan akhir yang baik (surga dari Allahk).” [25]

PENUTUP
Setelah merenungi tahapan-tahapan perjalanan besar ini, marilah bertanya kepada diri sendiri: sudahkah kita mempersiapkan bekal yang cukup agar selamat dalam perjalanan tersebut? Kalau jawabannya: belum, maka jangan berputus asa, masih ada waktu untuk berbenah diri dan memperbaiki segala kekurangan kita – dengan izin Allah Azza wa Jalla – Caranya, bersegeralah untuk kembali dan bertaubat kepada Allah k , serta memperbanyak amal shaleh pada sisa umur kita yang masih ada. Dan semua itu akan mudah bagi orang yang diberi Allah k taufik dan kemudahan baginya.

Imam Fudhail bin ‘Iyâdh rahimahullah [26] pernah menasehati seseorang lelaki, beliau berkata: “Berapa tahun usiamu “? Lelaki itu menjawab: “Enam puluh tahun.” Fudhail rahimahullah berkata: “Berarti sudah enam puluh tahun kamu menempuh perjalanan menuju Allah Azza wa Jalla ; dan mungkin saja kamu hampir sampai”. Lelaki itu menjawab: “Sesungguhnya kita ini milik Allah Azza wa Jalla dan akan kembali kepada-Nya.” Maka Fudhail rahimahullah berkata: “Apakah kamu paham arti ucapanmu? Kamu berkata bahwa aku milik Allah Azza wa Jalla dan akan kembali kepada-Nya; barangsiapa yang menyadari bahwa dia adalah hamba milik Allah Azza wa Jalla dan akan kembali kepada-Nya, maka hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapan-Nya pada hari kiamat. Barangsiapa yang mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapan-Nya, maka hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan dimintai pertanggung-jawaban atas semua perbuatannya di dunia. Barangsiapa yang mengetahui akan dimintai pertanggungjawaban (atas perbuatannya), maka hendaknya dia mempersiapkan jawabannya”. Maka lelaki itu bertanya: “Lantas bagaimana caranya untuk menyelamatkan diri ketika itu?” Fudhail rahimahullah menjawab: “Caranya mudah”. Lelaki itu bertanya lagi: “Apa itu?” Fudhail rahimahullah berkata: “Perbaikilah dirimu pada sisa umurmu, maka Allah Azza wa Jalla akan mengampuni dosamu di masa lalu, karena jika kamu tetap berbuat buruk pada sisa umurmu, maka kamu akan disiksa (pada hari Kiamat) karena dosamu di masa lalu dan pada sisa umurmu” [27].

Akhirnya, kami menutup tulisan ini dengan doa dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam [28] untuk kebaikan agama, dunia dan akhirat kita:

Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan penentu (kebaikan) semua urusanku, dan perbaikilah (urusan) duniaku yang merupakan tempat hidupku, serta perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku (selamanya), jadikanlah (masa) hidupku sebagai penambah kebaikan bagiku, dan (jadikanlah) kematianku sebagai penghalang bagiku dari semua keburukan.

Kota Nabi Shallallahu a’alaihi wa Sallam, 20 Shafar 1430 H
Abdullâh bin Taslîm Al-Buthoni

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
Read More

Visited My Blog

Read More
Monday 8 August 2011

Gamis Hitam

Read More

Keajaiban Puasa Ramadhan

elama sebulan puasa selama Ramadhan, umat Islam jalani runititas sahur, menahan diri dari makan, minum & seks, serta amalan ibadah. Penelitian menunjukkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori meningkatkan kinerja otak. Subhanallah, puasa Ramadhan terbukti bermanfaat untuk membentuk struktur otak baru dan merelaksasi sistem saraf.

Otak merekam kegiatan yang dilakukan secara simultan. Begitu juga dengan aktivitas puasa. Selama satu bulan, tubuh diajak menjalani rutinitas sahur, menahan diri dari makan, minum, dan seks, kemudian berbuka di petang hari serta menjalankan ibadah Ramadan lainnya.

Berpuasa menjadi bagian dari perintah agama. Sementara itu agama dan spiritualitas merupakan bentuk perilaku manusia yang dikontrol otak. Ketua Centre for Neuroscience, Health, and Spirituality (C-NET) Doktor Taufiq Pasiak mengatakan bahwa puasa menjadi latihan mental yang berkaitan dengan sifat otak, yakni neuroplastisitas. “Sel-sel otak dapat mengalami regenerasi dan membentuk hubungan struktural yang baru, salah satunya karena latihan mental yang terus-menerus,” kata Taufik.

Bahasa awamnya, kata dia, apabila seseorang melakukan perbuatan baik secara terus-menerus, struktur otaknya akan berubah. Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah sel saraf itu minimal 21 hari. Menurut Taufik, puasa adalah latihan mental yang menggunakan perantara latihan menahan kebutuhan fisik (makan, minum, seks).

...Apabila seseorang melakukan perbuatan baik secara terus-menerus, struktur otaknya akan berubah...

Selain membentuk struktur otak baru, Taufik menjelaskan bahwa puasa merelaksasi sistem saraf, terutama otak. Tetapi ada perbedaan mendasar antara relaksasi sistem pencernaan dan sistem saraf. Selama puasa, sistem pencernaan benar-benar beristirahat selama sekitar 14 jam, sementara di dalam otak orang yang berpuasa justru terjadi pengelolaan informasi yang banyak.

Contohnya, kata dia, otak dapat mengingat dengan baik di saat tenang dan rileks. Ketika tidur, biasanya orang bermimpi. Kenapa? Karena di waktu ini otak hanya menerima dan mengelola informasi yang berasal dari dalam dirinya. Di dalam Al-Quran, menurut Taufik, ada istilah an-nafsul-muthmainah (jiwa yang tenang) karena memang dalam suasana tenang orang dapat berpikir dengan baik dan memiliki kepekaan hati yang tajam. “Ketenangan membuat kita tidak reaktif menghadapi permasalahan,” katanya.

Luqman Al-Hakim pernah menasihati anaknya, “Wahai anakku, apabila perut dipenuhi makanan, maka gelaplah pikiran, bisulah lidah dari menuturkan hikmah (kebijaksanaan), dan malaslah segala anggota badan untuk beribadah.”

Otak terdiri atas triliunan sel yang terhubung satu dengan lainnya. Di dalamnya bisa disimpan 1 miliar bit memori atau ingatan. Ini sama dengan informasi dari 500 set ensiklopedia lengkap.

Di dalam otak, ada sel yang disebut sebagai neuroglial cells. Fungsinya sebagai pembersih otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang mati atau sakit akan ‘dimakan’ oleh sel-sel neuroglial ini. Fisikawan Albert Einstein dikenal sebagai orang yang suka berpuasa. Ketika mendonasikan tubuhnya, para ilmuwan menemukan sel-sel neuroglial di dalam otak Einstein 73 persen lebih banyak ketimbang orang kebanyakan.

….Penelitian Universitas Harvard, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori meningkatkan kinerja otak...

Sebuah penelitian yang dilakukan John Rately, seorang psikiater dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori meningkatkan kinerja otak. Dengan alat functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI), Rately memantau kondisi otak mereka yang berpuasa dan yang tidak. Hasilnya, orang yang shaum memiliki aktivitas motor korteks yang meningkat secara konsisten dan signifikan.

Taufik mengatakan bahwa puasa adalah salah satu bentuk tazkiyatun nafs (menumbuhkan nafsu) dan tarbiyatun iradah (mendidik kehendak). Karena itu, sejak niat puasa, perilaku selama berpuasa dan ritual-ritualnya berada dalam konteks memperbaiki nafsu, menumbuhkan, kemudian mengelola kemauan-kemauan manusia. [taz/tin]
Read More
Friday 5 August 2011

Aku Iri Padamu,.. Ukhti

Ukhti, Subhanalloh.. Kamu bener-bener istiqomah, Semoga selalu terjaga yaa.. aamiin..

Ukh, jilbabmuu gede bangeet yaa??? Di double lagi…
Sedangkan saya.. Pendeeek sekaliii.. mikir di double ajaaa enggk, malah kadang ku ambil yg tipis biar g terasa gerah.. Kamu ibarat punya kipas angin dibalik jilbabmu yang tebal…

Ukhti, ukhti.. rasanya g PEDE bgt aku manggil pake bahasa arab.. rasanya bibirku kaku bgt.. tapi juujur memanggilmu dengan sebutan demikian bener-bener menyenangkan.. cocook bgt.. ketika kau memanggilku demikian, sejujurnya aku bahagia bgt.. tapi rasanya kok g panteees bgt untuk menyapakuu.. apa yaa yang membedakan???

Ukh, waktuu dekat ini pasti kamu punya deeh agenda buat kumpul majelis-majelis ta’lim dan sejenisnya??? Iya kan??? Kamuu bener-bener g pernah bosan yaa dengan yg demikian??? Sayaa ajaa terkadang kalo dapet undangan, memberatkan urusan-urusanku yang lain.. Pasti ada aja yang jadi penghalang untuk aku dateng.. Jujuuur pengeeen bgt ku ikud-ikud yang demikian.. tapi jarang kesampean.. kenapa yaa ukh???? Apa niatkuu kurang???

Kemarin aku liad kamu abis sholat di mushola kampuus kamu pasti baca al-Quran.. Subhanalloh.. Rasanya waktu luangmuu bener-bener g mau kamu pake buat hal-hal yang g penting yaaa… Suara ngajimuu baguuus pula.. kaya org nyanyi.. indah bgt.. gimana si ukhh kok bisa demikian??? Kamu belajar ngajinya dimana???? Dari kecil kamu pasti da bisa ngaji ya???? Akuu bener-beneer maluu bgt saat halaqoh bareng sama kalian.. ngajikuu byk yg g beneer.. mikir jadi kaya nyanyian, bacaan ajaa belepotan.. terus ngajikuu jg jarang-jarang ukh.. kalo lagi semangaaat aja, abis sholat pasti ngaji.. tapii kalo g lg semangat paling habis magrib ajaa.. bahkan kadang sehari g ngaji.. Astagfirulloh… beda bgt sama kamuu.. gimana yaa bisa tetep istiqomah kaya kamuu ukh…

Terus yaaa.. waktu aku nginep Wisma muu untuk belajar… Gilaaa.. bener-bener gila. bahkan aku g liad kamuu tiduur.. km tiduuur jam berrapa sie ukh??? Yang kuliad bener-bener semuanya positif. Sambil ngantuuk, aku liad kamu sholat malem. Sadar g sadar sie ku liadnya.. Terus bangunmuu jg sebelum subuh.. sampe akuu merasa pekewuh (kalo org jawa bilang), akhirnya aku jg ikud jama’ah sholat subuh bersamamu dan teman2mu yg lain.. sebenernya ngantuuk bgt rasanyaa.. kl g ada kamu pasti jarang-jarang ku subuhan tepat waktu.. bener-bener beda bgt nuansa Wismamu dg Kostkuu.. kalian bertemu temen cowok sekampus ajaa, diruang tamu pake dihijab.. ckckckk.. di Kostku?? Biasa liad org pacaran d ruang tamuu. Ada rasa pengen pindah kost ke wisma, tapi terkadang akuu takuut nanti dsana tertuntut diluar kemampuankuu.. terus takut nularin sifat malaasku ke kalian juga. Jadi mending g usah.. biarlah kamuu terus bersama temen-temenmu dan aku akan belajar kaya kamu dulu baru aku masuk ke lingkunganmu ya ukh??? Heheee..

Aku bahagia bgt dapet sahabat sepertimuu ukh, akuuu iRii sama kamuuu.. beneer-beneer iRi.. Mungkinkah aku bisa seperti kamuu ukh??? Jangan pernah bosan ya kamuu berteman dengan aku.. akuu suka dikala kamuu mengingatkanku tentang kehidupan.. Semua bagaikan charge iman bagiku.. Jangan pernah bosan-bosannya ya ukh, ngasih info ke aku jika ada ta’lim dan sejenisnya, meski aku jarang bgt bisa dateng.. Demi Alloh ukh, aku ingin seperti kamuu.. kamuu bener-bener penyejuuuk jiwa.. aku iRi.. Bener-Bener iRi sama kamu UKHTI..

Sumber: unknown
Read More
Thursday 4 August 2011

Kisah Pelacur

Terdiam sejenak saat mendengar ada dua orang yang sedang berdebat tentang syurga dan neraka.

Si A berkata: syurga itu karena amal ibadah kita kepada allah,
Si B berkata: syurga itu karena kemurahan allah, wlopun kita tidak sholat asal allah memberi kita kemurahan kita bisa masuk syurga.

Si A berkata: apa ada yang kayak gitu??? Kok penak meeen,...
Si B berkata: ada, berdasarkan hadist. Pelacur yang memberi minum kepada anjing, dan merelakan dirinya mati untuk menyelamatkan anjing itu, akhirnya dimasukkan kesyurga allah

Si A pun terdiam dan mengangumi hal ituuu,...

Percakapan yang membingungkan bukan??? Iya bagi mereka yang hanya menyerap ilmu agama setengah-setengah atau bahkan hanya asal-asalan.

Syurga dan Neraka itu bukan sesuatu yang harus diributkan oleh umat, bukan urusan kita. Itu sudah menjadi kuasa allah. Allah lebih mampu melihat siapa yang tulus beribadah dan mana yang tidak, allah lebih mampu melihat mana orang fasik dan mana orang beriman, allah lebih tau mana kafir mana muslim, manusia mampu menipu dihadapan umat tapi tidak bisa menipu dihadapan allah azza wajalla.


Si A punya nilai benar dalam perkataannya, ada 3 unsur yang boleh ada dalam ibadah kita yaitu 1. Cinta kepada allah 2. Rasa takut kepada azab 3. Harapan indah untuk akhirat. Kita cinta kepada allah sehingga kita beribadah dan menjalankan semua perintahNya, kita takut kepada azab neraka maka kita menjahui larangan, kita berusaha zuhud kepada dunia itu karena kita tau syurga lebih indah dari pada dunia seisinya.


Si B juga punya nilai benar, pada akhirnya allahlah yang memberi kita tempat terakhir diakhirat, kita masuk syurga juga bukan semata dari usaha kita makadari itu kita tidak boleh sombong, itu semua karena kita dimudahkan dalam beribadah oleh allah.


Catatan pentingnya ada disini:

seorang manusia bila sudah mendengar seruan islam, maka wajib baginya beriman kepada allah, rasul, kitab, malaikat, kiamat dan takdir. Dalam ushul fiqh dijelaskan orang yang bisa mempelajari islam dalam lingkungannya maka diberi nama mukallaf. Yaitu orang muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjahui larangan agama, karena telah dewasa dan berakal (baligh) serta mendengar seruan islam.
Tarzan misalnya, berada ditengah hutan dan hidup sebatang karang serta berkeluarga dengan hewan. Tarzan tidak tau ajaran agama, dia tidak mendengarkan seruan tentang islam. Maka dari itu dia tidak pernah mendapat derajat mukallaf. Syurga atau neraka untuk tarzan itu kekuasaan allah.


Point yang diambil dari perkataan Si B, ketika ia meyakini kebenaran hadist (tentang pelacuur yang masuk syurga setelah rela mati untuk seekor anjing) kenapa tidak bisa meyakini kitab utama seorang muslim, yaitu alquran. Di alquran disebutkan berulang-ulang,
وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.

قل أطيعوا الله والرسول فإن تولوا فإن الله لا يحب الكافرين
Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

حرمت عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل لغير الله به والمنخنقة والموقوذة والمتردية والنطيحة وما أكل السبع إلا ما ذكيتم وما ذبح على النصب وأن تستقسموا بالأزلام ذلكم فسق اليوم يئس الذين كفروا من دينكم فلا تخشوهم واخشون اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا فمن اضطر في مخمصة غير متجانف لإثم فإن الله غفور رحيم

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


“Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya." (HR. Thabrani).

jelaskan??? hidup bukan sebuah keberuntungan untuk diberi kemurahan oleh allah, bila ingin diridhoi allah, ridholah dahulu terhadap agamamu, menjalankan perintah allah. jika ingin dimengerti oleh allah, cobalah mengerti allah terlebih dahulu. hidayah allah memang luas, tapi jangan hanya menunggu dekatkanlah dirimu kepada allah dan mintalah hidayah kepadanya niscaya allah memberi cahaya dalam hidup kita :)
Read More
Tuesday 2 August 2011

Ukhibullah


TUHAN, BEGITU BANYAK NIKMATMU YANG ENGKAU BERIKAN
JADIKAN HAMBA ORANG YANG PANDAI BERSUKUR MESKIPUN NIKMATMU ITU SEMAKIN MENIPIS.


TUHAN, BEGITU BANYAK COBAAN YANG ENGKAU BERIKAN
JADIKAN HAMBA ORANG YANG PANDAI BERSABAR MESKIPUN COBAAN ITU SANGAT MENGHUJAM DAN BERAT UNTUK DILALUI.


TUHAN, BEGITU BANYAK ILMU YANG ENGKAU BERIKAN
JADIKAN HAMBA ORANG YANG TAWADU’ , YANG RENDAH HATI SAAT DIPUJI, YANG TERSENYUM SAAT DICELA. KARENA HAMBA YAKIN ENGKAU LEBIH BISA MENILAI.


TUHAN, BEGITU BANYAK HARTA YANG ENGKAU BERIKAN
JADIKAN HAMBA ORANG YANG PANDAI MEMBAGI HARTA, YANG SELALU SADAR BAHWA ADA BAGIAN UNTUK ORANG MISKIN DAN DHUAFA DIDALAM HARTA HAMBA.


TUHAN, BEGITU INDAH HIDUPKU DENGAN CAHAYAMU
JADIKAN HAMBA ORANG YANG PANDAI MERAWAT HIDAYAH, SEHINGGA ENGKAU TIDAK MENJADIKAN HAMBA ORANG YANG MELAMPAUI BATAS DAN TETAP SELALU ADA DI JALAN BENARMU.


TUHAN, BEGITU SEMPURNA HIDUPKU SEKARANG
YAA TUHAN, YAA RABBI, YAA ALLAH, TERUS CINTAI AKU, TERUS SAYANGI AKU, TERUS TUNTUN AKU, TERUS RAWAT HATIKU, TERUS TEMANI JALANKU, SAMPAI WAKTU TAK BERUJUNG SAMPAI AKU BERTEMU DENGANMU YA ALLAH
Read More
 
;