Monday 23 January 2012

Dzikir Pagi dan Petang


DZIKIR PAGI

أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”



أَلله لآ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لآ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلآ نَوْمٌ لَّـهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي أْلأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بـِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلآ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَأْْلأَرْضَ وَلآ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
“Allahu laa ilaaha illa huwa l-Hayyu l-Qoyyuum(u) laa ta’khu-dzuhu sinatun(w) walaa naum(un) lahu maa fii s-samaawaati wa maa fii l-ardh(i) man zaa l-ladzii yasyfa-‘u ‘indahu illa bi-idznih(i) ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum walaa yuhi-thuuna bi-syai-‘in(m) min ‘ilmihi illa bimaa syaa-‘a wa si-‘a kursiyyuhu s-samaawaati wa l-ardh(a) walaa ya-‘uuduhu hif-zhuhumaa wa huwa l-‘aliyyu l-‘a-zhiimi.” (Dibaca pagi dan sore 1x) (Dibaca setiap selesai sholat 1x)



"Allah tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) me­lainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255)



“Siapa membaca kalimat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga dari jin hingga petang. Dan siapa mengucapkannya ketika petang, maka ia dijaga dari jin hingga pagi” (H.R. Hakim, disahihkan Al-Albani)



“Barang siapa membacanya setiap selesai sholat, maka tidak ada yang dapat mencegahnya untuk masuk syurga kecuali kematian (maksudnya, seharusnya ia sudah masuk syurga, tetapi karena ia masih hidup maka ia tidak bisa masuk syurga, karena syurga itu nanti setelah seorang hamba meninggal)” (H.R. an-Nasa-‘i dan Ibnu Sunni)





قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ. أَلله الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لََّـهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Qul huwallaahu ahad(un). Allaahu sh-shomad(u). Lam yalid walam yuulad. Walam yakun(l) lahu kufuwan ahad(un).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Robb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diper­anakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al-Ikhlash: 1-4)





قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّـفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Qul a’uudzu birobbi l-falaq(i). Min syarri maa kholaq(o). Wa min syarri ghoosiqin i-dzaa waqob(a). Wa min syarri n-naffaa-tsaati fii l-‘uqod(i). Wa min syarri haasidin i-dzaa hasad(a).”

(Dibaca pagi dan sore 3x)



“Katakanlah, Aku berlindung kepada Robb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS. Al-Falaq: 1-5)





قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَـهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. أَلَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Qul a-‘uudzu birobbi n-naas(i). Maliki n-naas(i). ilaahi n-naas(i). Min syarri l-waswaasi l-khonnaas(i). Alla-dzii yuwaswisu fii shuduuri n-naas(i). Mina l-jinnati wa n-naas(i).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Katakanlah, Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisik­kan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” (QS. An-Naas: 1-6)



“Barang siapa membaca tiga surat tersebut (al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas) tiga kali setiap pagi dan petang hari, maka itu (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu” (H.R. Abu Daud II/86 dan an-Nasa-‘i III/68. Lihat pula Shahih at-Tirmizi II/8)





Ketika pagi, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ



“Ashbahnaa wa ashbaha l-mulku lillah(i), wa l-hamdu lillah(i), laa ilaaha illallaah(u) wahdahu laa syariika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u). Robbi as-‘aluka khoiro maa fii ha-dzaa l-yaum(i) wa khoiro maa ba’dahu, wa a-‘uudzu bika min syarri maa fii ha-dzaa l-yaum(i) wa syarri maa ba’dahu, robbi a-‘uudzu bika mina l-kasali wa suu-‘i l-kibar(i), robbi a-‘uudzu bika min ‘adzaabin fii n-naar wa ‘adzaabin fii l-qobr(i).” (Dibaca pagi 1x)



“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Robb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Robb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Robb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (H.R. Muslim IV/2088)





Ketika pagi, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:



أَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
“Allahumma bika ashbahnaa, wa bika amsainaa, wa bika nahyaa, wa bika namuut(u) wa ilaika n-nusyuur.” (Dibaca pagi 1x)



“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” (H.R. at-Tirmizi V/466, lihat juga Sahih at-Tirmizi III/142)

Membaca SAYYIDUL ISTIGHFAR



أَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لآ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbii laa ilaaha illa Anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduk(a), wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’-dika maa s-ta-tho’tu, a-‘uudzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-‘u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-‘u bi zan(m)bi faagh-firlii fainnahu laa yaghfiru dz-dzunuuba illa Anta.” (Dibaca pagi dan sore 1x)



“Ya Allah, Engkau adalah Robb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjian­ku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat me­ngampuni dosa kecuali Engkau.”



“Barang siapa membacanya dengan yakin ketika petang hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk syurga, dan demikian juga ketika pagi hari” (H.R. Bukhari VII/150)





أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma ‘aafinii fii badanii, Allahumma ‘aafinii fii sam-‘ii, Allahumma ‘aafinii fii ba-shorii, laa ilaaha illa Anta, Allahumma innii a-‘uudzu bika mina l-kufri wa l-faqr(i), wa a-‘uudzu bika min ‘adzaabi l-qobr(i), laa ilaaha illa Anta.” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau.” (H.R. Abu Daud IV/324, Ahmad V/42, an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 22/146, Ibnu Sunni 69 dan Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz menyatakan sanad hadits tersebut hasan. Lihat juga Tuhfaul Akhyaar 26)





أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. أَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Allahumma innii as-‘aluka l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii d-dunyaa wa l-aakhiroti(h), Allahumma innii as-‘aluka l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii. Allahumma h-fazh-nii min(m) baini yadayya, wa min kholfii, wa ‘an(y) yamiinii wa ‘an syimaalii, wa min fauqii, wa a-‘uudzu bi-‘azhomatika an-ughtaala min tahtii.” (Dibaca pagi dan sore 1x)



“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan ke­selamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta­ku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).” (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah, lihat Sahih Ibnu Majah II/332)





أَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْـتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Allahumma ‘aalima l-ghoibi wa sy-syahaadati(h) faathiro s-samaawaati wa l-ardh(i), robba kulli syai-‘in(w) wa maliikah(u), asy-hadu an laa ilaaha illa Anta, a-‘uudzu bika min syarri nafsii, wa min syarri sy-syaithooni wa syirkih(i), wa an-aqtarifa ‘alaa nafsii suu-‘an au ajurruhu ilaa muslim(in).”

(Dibaca pagi dan sore 1x)



“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Robb Pencipta langit dan bumi, Robb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada iIah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan sekutu­nya, (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (H.R. at-Tirmizi dan Abu Daud, Lihat Shahih at-Tirmizi III/142)





بِسْمِ اللهِ لآ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلآ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Bismillahi laa ya-dhurru ma-‘a s-mihi syai-‘un fii l-ardh(i) wa laa fii s-samaa-‘i wa huwa s-samii-‘u l-‘aliim(u).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Dengan Nama Allah yang tidak ada bahaya atas Nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.” (H.R. Abu Daud dan at-Tirmizi, Lihat Shahih Ibnu Majah II/332)



“Barang siapa membaca tiga kali ketika pagi dan petang, tiada sesuatu pun yang membahayakan dirinya” (H.R. Abu Daud, at-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad, Menurut Ibnu Baaz isnadnya hasan)





رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلآمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“Ro-dhiitu billahi robbaa(n), wa bi l-islaami diinaa(n), wa bi muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa(n).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Aku rela (ridho) Allah sebagai Robb-ku (untuk­ku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”



“Barang siapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan petang hari, maka hak Allah memberikan keridhoan-Nya kepadanya pada hari Kiamat” (H.R. Ahmad IV/337, an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 4, Ibnu Sunni 68, Abu Daud IV/418, at-Tirmizi V/465, dan Syaikh Ibnu Baaz berpendapat hadis tersebut hasan)





يَـا حَيُّ يَـا قَـيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلآ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Yaa Hayyu yaa Qoyyuum(u) bi rohmatika astaghiits(u), ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘aiin(in).” (Dibaca pagi dan sore 1x)



“Wahai Robb Yang Mahahidup, Wahai Robb Yang berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku meski sekejap mata sekali pun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” (H.R. Hakim menurut pendapatnya hadits tersebut shahih dan imam adz-Dzahabi menyetujuinya I/545)





Dan ketika pagi, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:



أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلآمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلآصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Ashbahnaa ‘alaa fith-roti l-islaam(i) wa ‘alaa kalimati l-ikh-laash(i), wa ‘alaa diini nabiyyinaa muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallam(a), wa ‘alaa millati abiinaa ibroohiim(a), haniifaan(m) muslima(an/w) wa maa kaana mina l-musyrikiin(a).” (Dibaca pagi 1x)



“Di waktu pagi kami berada di atas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muham­mad صلي الله عليه وسلم dan agama ayah kami, Ibrahim, yang ber­diri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak ter­golong orang-orang musyrik.” (H.R. Ahmad III/406-407, V/123, Sahihul Jami’ IV/290. Ibnu Sunni juga meriwayatkannya di ‘Amalul Yaum wal Lailah 34)





لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u),” (Di­baca setiap hari 100x atau 10x atau cukup 1x)



“Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”



“Barang siapa membacanya sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, baginya perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga petang hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih baik lagi dari itu.” (H.R. Bukhari IV/95 dan Muslim IV/2071)



“Dibaca sepuluh kali, atau cukup sekali dalam keadaan malas” (H.R. Abu Daud IV/319, Ibnu Majah dan Ahmad IV/60)





­

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
“Sub-haanallahi wa bihamdih(i), ‘adada kolqih(i), wa ri-dhoo nafsih(i), wa zinata ‘arsyih(i) wa midaada kalimaatih(i).” (Dibaca pagi 3x)



“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak bi­langan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-ridhoan-Nya, Mahasuci seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.” (H.R. Muslim IV/2090)





أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Allahumma innii as-‘aluka ‘ilmaan naafi-‘aan, wa rizqoon thoyyibaan, wa ‘amalaan mutaqobbalaa(n).” (Dibaca pagi 1x)



“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima.” (H.R. Ibnu Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah 54 dan Ibnu Majah 925, isnadnya hasan menurut ‘Abdul Qadir dan Syu’aib al-Arnauth dalam tahqiq Zaadul Ma’aad II/375)





سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
“Sub-hanaallahi wa bihamdih(i).” (Dibaca pagi dan sore 100x)



“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” (H.R. Muslim IV/2071)





أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Astaghfirullahu wa atuubu ilaih(i).” (Dibaca setiap hari 100x)



“Aku memohon ampunan kepada Allah dan ber­taubat kepada-Nya.” (H.R. Bukhari dengan Fathul Bari XI/101, dan Muslim IV/2075)





أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُلشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلآئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ الله لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لآ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
“Allahumma innii asbahtu usy-hiduka wa usy-hidu hamalata ‘arsyik(a), wa malaaikataka wa jamii-‘a kholqik(a), annaka Antallaha laa ilaaha illa Anta wahdaka laa syariika lak(a), wa anna Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk(a).” (Dibaca pagi hari 4x)



“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arsy-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (H.R. Abu Daud IV/317, al-Bukhari dalam ‘Adabul Mufrad 1201, an-Nasa-‘i dalam kitab ‘Amalul Yaum wa Lailah IX/138, Ibnu Sunni 70, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz menyatakan bahwa sanad hadits Abu Daud dan an-Nasa-‘i adalah hasan. Lihat juga Tufatul Akhyaar 23)





أَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْبِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لآ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
“Allahumma maa ashbaha bii min ni’mati au bi ahadin(m) min kholqik(a) faminka wahdaka laa syariika lak(a), falaka l-hamdu wa laka sy-syukr(u).”



“Ya Allah, nikmat yang kuterima atau diterima oleh seseorang di antara makhluk-Mu di pagi ini adalah dari-Mu semata, tidak ada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala puji dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu).” (H.R. Abu Daud IV/318, an-Nasa-‘i dalam kitab ‘Amalul Yaum wa Lailah VII/137, Ibnu Sunni 41/23, Ibnu Hibban dalam Mawaarid 2361, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz menyatakan bahwa sanad hadits tersebut hasan, lihat Tuhfatul Akhyaar 24)





حَسْبِيَ الله لآ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَـيْهِ تَـوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Hasbiyallahu laa ilaaha illa Hu(wa) ‘alaihi tawakaltu wa Huwa robbu l-‘arsyi l-‘azhiim(i).”

(Dibaca pagi dan sore 7x)



“Allahlah yang mencukupi (keperluanku), tiada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Dia, kepada-Nya aku bertawakkal dan Dialah Tuhan yang menguasai ‘Arasy yang agung.”



“Barangsiapa membacanya ketika pagi dan petang hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan mencukupkan baginya dari perkara dunia dan akhirat yang menjadi perhatiannya.” (H. R. Ibnu Sunni marfu’a dan Abu Daud mauquf. Syu’aib dan Abdul Qodir al-Arnauth, isnadnya sahih)





أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالمَِيْنَ، أَللَّهُمَّ إِنِِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ: فَتْحَهُ، وَنَصْرَهُ وَنُوْرَهُ، وَبَرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ
“Ashbahnaa wa ashbaha l-mulku lillahi robbi l-‘alamiin(a), Allahumma innii as-‘aluka khoiro hadzaa l-yaum(i): fat-hahu, wa nashrohu wa nuurohu, wa barokatahu, wa a-‘uudzu bika min syarri maa fiihi wa syarri maa ba’dahu.”



“Kami telah memasuki waktu pagi, sedang kerajaan hanya milik Allah, Robb seluruh alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar memperoleh kebaikan, pembuka (rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di hai ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang ada di dalamnya dan kejahatan sesudahnya.” (H.R. Abu Daud IV/322, serta Syu’aib dan ‘Abdul Qodir al-Arnauth dalam tahqiq Zaadul Ma’aad II/273)





أَللَّهُمَّ بِكَ أُحَاوِلُ، وَبِكَ أُصَاوِلُ، وَبِكَ أُقَاتِلُ
“Allahumma bika uhaawil(u), wa bika u-shoowil(u), wa bika uqootil(u).”



“Ya Allah, karena Engkau-lah aku berusaha, karena Engkau-lah aku berserah diri, dan karena Engkau-lah aku berperang.” (H.R. Ibnu Sunni)





أَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمِ لآ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبِ لآ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسِ لآ تَشْبَغُ وَمِنْ دَعْوَةُ لآ يَسْتَجَابُ لَهَا, أَللَّهُمَّ أَتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكَّهَا فَأَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلآهَا
“Allahumma innii a-‘uudzubika min ‘ilmi laa yan-fa-‘u wa min qolbi laa yakh-sya-‘u wa min nafsi laa tasy-ba-ghu wa min da’watu laa yastajabu lahaa, Allahumma ati nafsii taqwaahaa wa zakkahaa fa anta khoiru man zakkaahaa Anta waliyyuhaa wa maulaahaa.”



“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak pernah merasa puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan. Ya Allah berikanlah kepadaku jiwa takwa lagi bersih. Sebab hanya Engkaulah yang membersihkan jiwa dan yang menguasai serta yang mengarahkannya.”





أَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُوْ فَلآ تَكِلْنِىْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma rohmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘a-iin(in), wa ashlihlii sya’nii kullahu, laa ilaaha illa Anta.”



“Ya Allah aku mengharapkan (mendapat) rahmat-Mu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari-Mu). Perbaikilah seluruh urusanku. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Engkau”. (H.R. Abu Daud, Ahmad, Hasan menurut al-Albani, Sahih Abu Daud)





لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، أَللَّهُمَّ لآ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلآ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ, وَلآ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u), Allahumma laa maani-‘a limaa a’-thoita, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa-‘u dzaa l-jaddi minka l-jadd(u).”



“Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (adzab)-Mu” (H.R. Al-Bukhari I/255 dan Muslim I/414)





لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، لآحَوْلَ وَلآ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لآ إِلَـهَ إِلاّ َلله، وَلآ نَعْبُدُ إِلاّ َإِيَّاهُ، لَـهُ النِّعْمَةُ وَلَـهُ الْفَضْلُ وَلَـهُ الثَّـنَاءُ الْحَسَنُ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u), laa haula walaa quwwata illa billah(i), laa ilaaha illallah(u), walaa na’budu illa iyyaah(u), lahu n-ni’matu wa lahu l-fadh-lu wa lahu ts-tsanaa-‘u l-hasan(u), laa ilaaha illallahu mukhli-shiina lahu d-diina wa lau kariha l-kaafiruun(a).”



“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujian yang baik. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah, dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (H.R. Muslim I/415)





أَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Allahumma a-‘innii ‘alaa dzikrik(a), wa syukrik(a), wa husni ‘ibadatik(a).”



“Ya Allah bantulah aku untuk selalu berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (H.R. Abu Daud, an-Nasa-‘i)





أَللَّهُمَّ صَلُ وَسَلِمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِ
“Allahumma sholu wa salim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad(i).”



“Ya Allah limpahkanlah sholawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad.”



“Barangsiapa sholawat untukku 10 kali pagi dan 10 kali petang, dapat syafaatku hari Kiamat.” (H.R. at-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik, Majma’ az-Zawaid dan Sahih at-Targhib wat Tarhib)





أَسْتَغْفِرُ الله (3) أَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلآمُ, وَمِنْكَ السَّلآمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلآلِ وَاْلإِِاكْرَامِ
“Astaghfirullah(u) (3x) Allahumma Anta s-salaam(u), wa minka s-salaam(u), tabaarokta yaa dzaa l-jalaali wa l-ikroom(i).”



“Aku minta ampun kepada Allah (3x). Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Mahasuci Engkau, wahai (Robb) Yang memiliki keagungan dan kemuliaan” (H.R. Muslim I/414)





سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالله أَكْبَرُ (33) لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Sub-haanallah(i) wa l-hamdu lillah(i) wallahu akbar(u) (33x) laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u).”



“Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Mahabesar (33x). Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”



“Barangsiapa membaca kalimat tersebut tiap setelah sholat (fardhu), akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih di laut.” (H.R. Muslim I/418)





أَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ أَلَّذِي لآ إِِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
“Astaghfirullaha l-‘azhiim(a) Al-ladzii laa ilaaha illa Huwa l-hayyu l-qoyyuumu wa atuubu ilaih(i).”



“Aku minta ampun kepada Allah yang Agung, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) me­lainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), dan aku bertaubat.”



“Allah mengampuninya, sekalipun dia pernah lari dari perang.” (H.R. Abu Daud, at-Tirmizi, Hakim, Sahih disepakati oleh az-Zahabi, Sahih menurut al-Albani)





سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
“Sub-haanallah(i) walhamdu lillah(i).”



“Perkataan yang disenangi Allah” (H.R. Muslim)





سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
“Sub-haanallahi l-‘azhiimi wa bihamdih(i).”



“Menanam sebatang pohon kurma di syurga” (H.R. at-Tirmizi dan Hakim, disepakati oleh az-Zahabi)





سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ الله الْعَظِيْمِ
“Sub-haanallah(i) wa bihamdih(i), Sub-haanallaha l-‘azhiim(i).”



“Pujian yang ringan di lidah, berat timbangan dan disenangi Allah yang Mahapengasih” (H.R. Bukhari, Muslim)





اَلْحَمْدُللهِ لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله
“Alhamdu lillahi laa ilaaha illallah(u).”



“Doa yang terbaik ialah Alhamdulillah, Zikir yang terbaik ialah Laa ilaaha illallaah.” (H.R. at-Tirmizi, Ibnu Majah, Hakim, az-Zahabi)





لآ حَـوْلَ وَلآ قُوَّةَ إِلاَّبِاللهِ
“Laa haula walaa quwwata illa billah(i).”



“Perbendaharaan syurga” (H.R. Bukhari dalam Fathul Bari dan Muslim)





وَلآ إِلَـهَ إِلاَّ الله، وَالله أَكْبَرُ لآ حَـوْلَ وَلآ قُوَّةَ إِلاَّبِاللهِ
“Walaa ilaaha illallah(u), wallahu akbar(u) laa haula walaa quwwata illa billah(i).”



“Kalimat-kalimat yang baik” (H.R. Ahmad, an-Nasa-‘i, Ibnu Hajar, “Hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim)









DZIKIR PETANG





أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”



أَلله لآ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لآ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلآ نَوْمٌ لَّـهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي أْلأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بـِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلآ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَأْْلأَرْضَ وَلآ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
“Allahu laa ilaaha illa huwa l-Hayyu l-Qoyyuum(u) laa ta’khu-dzuhu sinatun(w) walaa naum(un) lahu maa fii s-samaawaati wa maa fii l-ardh(i) man zaa l-ladzii yasyfa-‘u ‘indahu illa bi-idznih(i) ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum walaa yuhi-thuuna bi-syai-‘in(m) min ‘ilmihi illa bimaa syaa-‘a wa si-‘a kursiyyuhu s-samaawaati wa l-ardh(a) walaa ya-‘uuduhu hif-zhuhumaa wa huwa l-‘aliyyu l-‘a-zhiimi.” (Dibaca pagi dan sore 1x) (Dibaca setiap selesai sholat 1x)



“Allah tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) me­lainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255)



“Siapa membaca kalimat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga dari jin hingga petang. Dan siapa mengucapkannya ketika petang, maka ia dijaga dari jin hingga pagi” (H.R. Hakim, disahihkan Al-Albani)



“Barang siapa membacanya setiap selesai sholat, maka tidak ada yang dapat mencegahnya untuk masuk syurga kecuali kematian (maksudnya, seharusnya ia sudah masuk syurga, tetapi karena ia masih hidup maka ia tidak bisa masuk syurga, karena syurga itu nanti setelah seorang hamba meninggal)” (H.R. an-Nasa-‘i dan Ibnu Sunni)





قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ. أَلله الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّـهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Qul huwallaahu ahad(un). Allaahu sh-shomad(u). Lam yalid walam yuulad. Walam yakun(l) lahu kufuwan ahad(un).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Robb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diper­anakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al-Ikhlash: 1-4)





قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّـفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Qul a’uudzu birobbi l-falaq(i). Min syarri maa kholaq(o). Wa min syarri ghoosiqin i-dzaa waqob(a). Wa min syarri n-naffaa-tsaati fii l-‘uqod(i). Wa min syarri haasidin i-dzaa hasad(a).”

(Dibaca pagi dan sore 3x)



“Katakanlah, Aku berlindung kepada Robb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS. Al-Falaq: 1-5)





قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَـهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Qul a-‘uudzu birobbi n-naas(i). Maliki n-naas(i). ilaahi n-naas(i). Min syarri l-waswaasi l-khonnaas(i). Alla-dzii yuwaswisu fii shuduuri n-naas(i). Mina l-jinnati wa n-naas(i).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Katakanlah, Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisik­kan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” (QS. An-Naas: 1-6)



“Barang siapa membaca tiga surat tersebut (al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas) tiga kali setiap pagi dan petang hari, maka itu (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu” (H.R. Abu Daud II/86 dan an-Nasa-‘i III/68. Lihat pula Shahih at-Tirmizi II/8)





Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:



أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ .رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
“Amsainaa wa amsa l-mulku lillah(i), wa l-hamdu lillah(i), laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u). Robbi as-‘aluka khoiro maa fii hadzaa l-yaum(i) wa khoiro maa ba’dahu, wa a-‘uudzu bika min syarri maa fii hadzaa l-yaum(i) wa syarri maa ba’dahu, robbi a-‘uudzu bika mina l-kasali wa suu-‘i l-kibar(i), robbi a-‘uudzu bika min ‘adzaabin fii n-naar wa ‘adzaabin fii l-qobr(i).” (Dibaca sore 1x)



“Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Robb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Robb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Robb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (H.R. Muslim IV/2088)





Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:



أَللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
“Allahumma bika amsainaa, wa bika ashbahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuut(u) wa ilaika l-mashiir(u).” (Dibaca sore 1x)



“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (H.R. at-Tirmizi V/466, dan lihat Sahih at-Tirmizi III/142)





Membaca SAYYIDUL ISTIGHFAR



أَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لآ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbii laa ilaaha illa Anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduk(a), wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’-dika maa s-ta-tho’tu, a-‘uudzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-‘u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-‘u bi zan(m)bi faagh-firlii fainnahu laa yaghfiru dz-dzunuuba illa Anta.” (Dibaca pagi dan sore 1x)



“Ya Allah, Engkau adalah Robb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjian­ku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat me­ngampuni dosa kecuali Engkau.”



“Barang siapa membacanya dengan yakin ketika petang hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk syurga, dan demikian juga ketika pagi hari” (H.R. Bukhari VII/150)





أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma ‘aafinii fii badanii, Allahumma ‘aafinii fii sam-‘ii, Allahumma ‘aafinii fii ba-shorii, laa ilaaha illa Anta, Allahumma innii a-‘uudzu bika mina l-kufri wa l-faqr(i), wa a-‘uudzu bika min ‘adzaabi l-qobr(i), laa ilaaha illa Anta.” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau.” (H.R. Abu Daud IV/324, Ahmad V/42, an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 22/146, Ibnu Sunni 69 dan Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz menyatakan sanad hadits tersebut hasan. Lihat juga Tuhfaul Akhyaar 26)





أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. أَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Allahumma innii as-‘aluka l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii d-dunyaa wa l-aakhiroti(h), Allahumma innii as-‘aluka l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii. Allahumma h-fazh-nii min(m) baini yadayya, wa min kholfii, wa ‘an(y) yamiinii wa ‘an syimaalii, wa min fauqii, wa a-‘uudzu bi-‘azhomatika an-ughtaala min tahtii.” (Dibaca pagi dan sore 1x)



“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan ke­selamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta­ku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).” (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah, lihat Sahih Ibnu Majah II/332)





أَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْـتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Allahumma ‘aalima l-ghoibi wa sy-syahaadati(h) faathiro s-samaawaati wa l-ardh(i), robba kulli syai-‘in(w) wa maliikah(u), asy-hadu an laa ilaaha illa Anta, a-‘uudzu bika min syarri nafsii, wa min syarri sy-syaithooni wa syirkih(i), wa an-aqtarifa ‘alaa nafsii suu-‘an au ajurruhu ilaa muslim(in).”

(Dibaca pagi dan sore 1x)



“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Robb Pencipta langit dan bumi, Robb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada iIah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Aku berlindung ke­pada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan sekutu­nya, (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (H.R. at-Tirmizi dan Abu Daud, Lihat Shahih at-Tirmizi III/142)





بِسْمِ اللهِ لآ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلآ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Bismillahi laa ya-dhurru ma-‘a s-mihi syai-‘un fii l-ardh(i) wa laa fii s-samaa-‘i wa huwa s-samii-‘u l-‘aliim(u).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Dengan Nama Allah yang tidak ada bahaya atas Nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.” (H.R. Abu Daud dan at-Tirmizi, Lihat Shahih Ibnu Majah II/332)



“Barang siapa membaca tiga kali ketika pagi dan petang, tiada sesuatu pun yang membahayakan dirinya” (H.R. Abu Daud, at-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad, Menurut Ibnu Baaz isnadnya hasan)





رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلآمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“Ro-dhiitu billahi robbaa(n), wa bi l-islaami diinaa(n), wa bi muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa(n).” (Dibaca pagi dan sore 3x)



“Aku rela (ridho) Allah sebagai Robb-ku (untuk­ku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”



“Barang siapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan petang hari, maka hak Allah memberikan keridhoan-Nya kepadanya pada hari Kiamat” (H.R. Ahmad IV/337, an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 4, Ibnu Sunni 68, Abu Daud IV/418, at-Tirmizi V/465, dan Syaikh Ibnu Baaz berpendapat hadis tersebut hasan)





يَـا حَيُّ يَـا قَـيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلآ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Yaa Hayyu yaa Qoyyuum(u) bi rohmatika astaghiits(u), ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘aiin(in).” (Dibaca pagi dan sore 1x)



“Wahai Robb Yang Mahahidup, Wahai Robb Yang berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku meski sekejap mata sekali pun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” (H.R. Hakim menurut pendapatnya hadits tersebut shahih dan imam adz-Dzahabi menyetujuinya I/545)





Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:



أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ؛ فَتْحَهَا، وَنَصْرَهَا وَنُوْرَهَا، وَبَرَكَتَهَا، وَهُدَاهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا
“Amsainaa wa amsa l-mulku lillahi robbi l-‘aalamiin(a), Allahumma innii as-‘aluka khoiro hadzihi l-lailati(h), fat-hahaa, wa nashrohaa wa nuurohaa, wa barokatahaa, wa hudaahaa, wa a-‘uudzu bika min syarri maa fiihaa wa syarri maa ba’dahaa.” (Dibaca sore 1x)



“Kami memasuki waktu sore, sedang kerajaan hanya milik Allah, Robb seluruh alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar memperoleh kebaikan, pembuka (rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di hari ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang ada di dalamnya dan kejahatan sesudahnya.” (H.R. Abu Daud IV/322, serta Syu’aib dan ‘Abdul Qodir al-Arnauth dalam tahqiq Zaadul Ma’aad II/273)





لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u).” (Di­baca setiap hari 100x atau 10x atau 1x)



“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”



“Barang siapa membacanya sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, baginya perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga petang hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih baik lagi dari itu.” (H.R. Bukhari IV/95 dan Muslim IV/2071)



“Dibaca sepuluh kali, atau cukup sekali dalam keadaan malas” (H.R. Abu Daud IV/319, Ibnu Majah dan Ahmad IV/60)





أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“A-‘uudzu bi kalimaatillahi t-taammaati(h) min syarri maa kholaq(o).” (Dibaca sore 3x)



“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.”



“Tidak membahayakan sengatan pada malam itu” (H.R. Ahmad II,290, an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah 590 dan Ibnu Sunni 68. Lihat Shahih at-Tirmizi III/187, Shahih Ibnu Majah II/266 dan Tuhfatul Akhyaar 45)





سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
“Sub-hanaallahu wa bihamdih(i).” (Dibaca pagi dan sore 100x)



“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.”



“Barangsiapa membacanya 100 kali dalam sehari, maka kesalahannya akan dihapus sekalipun seperti buih di lautan” (H.R. Bukhari, Muslim IV/2071)





أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Astaghfirullah wa atuubu ilaih(i).” (Dibaca setiap hari 100x)



“Aku memohon ampunan kepada Allah dan ber­taubat kepada-Nya.” (H.R. Bukhari dengan Fathul Bari XI/101, dan Muslim IV/2075)





حَسْبِيَ الله لآ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَـيْهِ تَـوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Hasbiyallahu laa ilaaha illa Hu(wa) ‘alaihi tawakaltu wa Huwa robbu l-‘arsyi l-‘azhiim(i).”

(Dibaca pagi dan sore 7x)



“Allahlah yang mencukupi (keperluanku), tiada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Dia, kepada-Nya aku bertawakkal Dialah Tuhan yang menguasai ‘Arasy yang agung.”

“Barangsiapa membacanya ketika pagi dan petang hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan mencukupkan baginya dari perkara dunia dan akhirat yang menjadi perhatiannya.” (H. R. Ibnu Sunni marfu’a dan Abu Daud mauquf. Syu’aib dan Abdul Qodir al-Arnauth, isnadnya sahih)





أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَمْسَيْتُ أُشْهِدُكَ وَأُلشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلآئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ الله لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لآشَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
“Allahumma innii amsaitu usy-hiduka wa usyhidu hamalata ‘ursyik(a), wa malaaikataka wa jamii-‘a kholqik(a), annaka Antallahu laa ilaaha illa Anta wahdaka laa syariika lak(a), wa anna Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk(a).” (Dibaca sore hari 4x)



“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu sore ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arsy-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (H.R. Abu Daud IV/317)
 
;