Ikhlas merupakan amalan hati yang paling pokok, paling penting dan paling utama. Ikhlas inti dari ibadah dan jiwanya. Orang yang ikhlas adalah mereka yang mengesakan allah dan merupakan hamba-hamba yang terpilih, mengesakan allah dalam berniat melakukan ketaatan , bertujuan hanya untuk-Nya tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Seseorang yang tidak peduli meskipun semua penghargaan yang ada dalam kalbu orang lain lenyap kalau memang harus demikian jalannya, demi meraih kebaikan hubungan kalbunya dengan allah, sedang dia tidak menginginkan sama sekali ada orang lain yang mengetahui amal kebaikannya barang seberat dzarrahpun. Allah berfirma yang artinya:
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk allah, tuhan semesta alam; tiada sekutu baginya dan demikian itulah yang di perintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada allah.” (Q.S al-A’aam(6):162-163)
Dalam ayat lain allah menegaskan:
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kalian , siapa diantara kalaian yang lebih baik amalnya.” (Q.S al-mulk(67):2)
Yang dimaksud dengan lebih baik amalnya ialah orang yang paling benar dan paling ikhlas.
Al-Fudhail bin ‘Iyadh sehubungan dengan pengertian ini dia menjawab: sesungguhnya amal perbuatan itu meskipun benar tetapi tidak ikhlas, maka tidak akan di terima; begitu juga halnya jika dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima pula. Yang di maksud ikhlas adalah sesuatu yang dikerjakan hanya karena allah dan yang dimaksud benar adalah dilakukan sesuai dengan tuntunan nabi.
Allah berfirman yang artinya:
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan.” (Q.S an-nisaa’(4): 125)
Yang dimaksud dengan kebaikan adalah mengerjakan ketaatan dengan niat ikhlas karena allah serta mengamalkan ihsan lagi mengikuti sunnah
Fungsi ikhlas:
1. Jalan selamat di akhirat hanya dapat diraih dengan ikhlas
2. Kehidupan kalbu dan kebebasannya dari kesedihan didunia ini tidak dapat terealisasikan kecuali dengan keikhlasan, sebagimana sabda nabi:
“barang siapa yang tujuan utamanya adalah meraih pahala akhirat, niscaya allah akan menjadikan kekayaanya berada didalam kalbunya, menghimpunkan baginya semua potensi yang dimilikinya dan dunia akan dating sendiri kepadanyaseraya mengerjarnya. Sebaliknya, barang siapa yang tujuan utamanya adalah meraih dunia, niscaya allah akan menjadikan kemiskinannya berada didepan matanya, membuyarkan semua potensi yang dimilikinya, dan dunia tidak mau dating sendiri kepadanya, kecuali menurut apa yang telah ditakdirkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)
3. Sumber rejeki pahala yang besar dan meraih kebaikan adalah dari keikhlasan pelakunya, sebagaimana disebutkan dalam sabda nabi:
”sesungguhnya engkau, tidak sekali-kali mengeluarkan suatu nafkah karena mengharap ridho allah, melainkan pasti engkau akan di beri pahala karenannya, meskipun berupa makanan yang engkau suapkan kedalam mulut istrimu.” (HR. Bukhari)
4. Ikhlas dapat menyelamatkan pelakunya dari adzab yang besar pada hari pembalasan, Karena sesunguhnya nabi telah memberitakan kepada kita tentang mula-mula makhluk allah yang dibakar oleh api neraka pada hari kiamat nanti. bahwa meraka adalah orang yang rajin berinfaq, mengeluarkan shadaqahnya agar dikatakan sebagai seorang yang dermawan, orang yang tekun mempelajari ilmu, kemudian mengajarkannya agar dikatakan sebagai orang ‘alim dan orang yang giat berjihad di medan peperangan agar dikatakan sebagai seorang pemberani. Abu hurairah yang menceritakan hadist ini jatuh pingsan karena ketakutan. Lalu dia mengusap wajahnya dengan air agar mampu menceritakannya. Rosulullah bersabda:
”barang siapa mempelajari suatu ilmu yang seharusnya untuk meraih ridha allah, lalu dia tidak mempelajarinya hanya untuk meraih sesuatu dari harta benda duniawai, niscaya dia tidak akan menemukan wewangian surge pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Ikhlas sangat penting kedudukannya karena kebanyakan manusia dalam kehidupan mereka tidak terlepas dari gejolak pertarungan dalam dirinya sebagai reaksi dari berbagai macam hal yang dihadapinya. Sehingga terhalang dari mendapatkan berkah dan taufiq. Kecuali hanya orang-orang yang dirahmati oleh allah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pertolongan dan keberhasilan mempelajari ilmu tidak dapat diraih kecuali hanya oleh orang-orang yang ikhlas dalam upayanya. Ikhlas mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyelamatkan kita dari kondisi kehidupan yang sedang kita jalani. Akan tetapi, keikhlasan kini menjadi sesuatu yang jarang lagi langka. Semua proyek dan misi dakwah kini telah tercampuri oleh riya’ maka untuk itu mari kita luruskan niat kita dalam melaksanakan ibadah hanya untuk mencari ridha allah buang jauh-jauh rasa riya’ atau melakukan sesuatu untuk mendapat sanjungan dari orang lain.