Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda,"Seandainya manusia mengetahui pahala azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka melakukan undian itu. Seandainya mereka mengetahui pahala bersegera pergi menunaikan shalat, niscaya mereka berlomba-lomba kepadanya. Dan, seandainya mereka mengetahui pahala jamaah shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka mendatanginya meskipun dengan merangkak."(HR. Bukhari)
“Sebaik-baik shaf (barisan) laki-laki adalah yang paling depan dan yang terburuk ialah barisan paling akhir. Namun seburuk-buruk barisan wanita adalah yang paling depan dan yang terbaik ialah yang paling belakang.”(HR. Muslim)
Siang itu suasana di Masjid baitussalam lumayan ramai menjelang sholat Dzuhur dilaksanakan.
Iqamat pun dikumandangkan
“Silakan Pak, shaf depan bapak tempati.” Kata Pak Doni.
“Ah, bapak saja yang maju ke shaf pertama.” Kata rekan di sebelahnya yang bernama Pak Aji.
Memang shaf pertama saat itu sudah hampir penuh, namun masih ada beberapa yang kosong.
“Ayo, silakan bapak saja.” Pak Doni merasa ga enak untuk maju duluan, karena memang Pak Aji adalah atasannya.
Di tengah kesibukan mereka saling mempersilakan, tiba-tiba nyelononglah seorang anak muda yang langsung mengisi shaf pertama itu.
Sambil nengok ke kedua bapak itu, si anak muda berkata,“Maaf Pak, (shaf) PERTAMA telah diamankan.”
Selesai sholat berjamaah, Pak Doni ketemu dengan anak muda tadi di serambi masjid.
Langsung Pak Sule menjabat tangan anak muda sambil berkata.“Selamat Anda PERTAMA, kalau boleh tahu siapakah Anda?”
Anak muda itu menjawab.“Ane adalah PEMBURU (shaf) PERTAMA! Mari kita berebut menempati shaf PERTAMA!”