Saturday, 31 March 2012

Laa Tahzan (Berbeda Dengan Orang Lain)


Dr. James Gordon Gilkey mengatakan,”permasalahn ingin menjadi diri sendiri adalah ssuatu yang sudah tua setua sejarah dan sangat umum sekali seperti kehidupan manusia. Sepertri halnya permasalahn ingin tidak menjadi diri sendiri,ini menjadi sumber yangbanyak menimbulkan permasalahan psikologis.”



Yang lain mengatakan,”Anda dalam penciptaan ini adalah sesuatu yang lain,yang tidak seorang pun menyerupai Anda,dan sebalknya,Anda juga tidak menyerupai seorang pun. Sebab Dzat Sang Pencipta telah membedakan masing-masing diantara makhluk.”



Allah berfirman:

(Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.)

(QS. Al-Lail:4)



Angelo Battero telah menulis 30-an buku dan ribuan artikel tentang mendidik anak. Katanya,”Tidak ada orang yang tumbuh tidak menjadi dirinya sendiri,tumbuh tidak menjadi jasadnya sendiri.”

Allah berfirman:



(Allah telah menurunkan air hujan dari langit,maka mengalirlah air lembah-lembah menurut ukurannya.) (QS.Ar-Ra’d:17)



Setiap orang memiliki sifat,watak,serta potensinya sendiri. Maka dari itu, seseorng tidak boleh melebur ke dalam kepibadian orang lain.Anda diciptakan dengan bakat tertentu untuk melakukan sebuah pekerjaan tertentu pula. Seperti dikatakan : “Bacalah diri Anda,lalu pahami apa yang akan Anda berikan.”



Emerson dalam makalahnya On Self-Reliance menuliskan,”Akan sampai waktunya nanti ilmu pengetahuan manusia sampai pada sebuah keyakinan bahwa kedengkian itu adalah sebuah kebodohan,dan bertakhlid adalah bunuh diri. Dan, seseorang harus menerima dirinya sendiri dalam keadaan apa pun,karena itu adalah nasibnya. Walaupun alam semesta ini penuh dengan hal-hal yang baik,namun seseorang baru dapat mengahsilkan satu biji atom setelah menanam dan mengolah tanah yang telah diberikan kepadanya. Kekuatan yang ada pada dalam dirinya adalah sesuatu yang baru dalam alam ini. Dan tidak ada yang tahu seberapa besar kemampuannya,sampai pun dirinya sendiri,hinga mencoba.”



(Dan,katakanlah: “Bekerjalah kamu,maka Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan itu.”) (QS. At-taubah:105)







(Dikutip dari buku “Laa Tahzan ”)
Read More
Friday, 30 March 2012

Wanita


Seorang wanita mengadu kepada ayahnya sambil menangis, "Wahai ayahku, semalam aku sempat bersitegang dengan suamiku. Ia marah karena merasa tersinggung oleh salah satu ucapanku. Menyadari akan kemarahannya, aku pun menyesali apa yg telah aku perbuat, lalu aku meminta maaf kepadanya. Namun, dia tetap belum mau berbicara denganku dan terus memalingkan wajahnya dariku. Maka, aku terus berupaya merayunya dengan kemanjaan dan kelembutanku hingga ia tertawa ceria dan kembali menerimaku. Aku Takut Tuhanku mengambil nyawaku pada saat-saat diriku berada dalam kemarahan suamiku".

Sang ayah pun berkata, "Wahai putriku. Demi Dzat yang jiwaku di tangan-NYA, jika engkau meninggal dunia sebelum ia meridhaimu, maka aku pun tidak akan ridha kepadamu. Bukankah engkau mengetahui bahwa seorang perempuan yang dimarahi suaminya itu terlaknat sebagaimana dikatakan dalam Taurat, Injil, Zabur dan AL-Quran. Bahkan, bukankah kemarahan suami itu bisa mempersulit sakratul mautnya dan mempersempit kuburannya. Maka beruntunglah seorang wanita yang suaminya selalu tenteram dan rela kepadanya". (Menjadi Wanita Paling Bahagia, 2007)
Read More
Thursday, 29 March 2012

Yahudi Yang Mengislamkan Jutaan Orang


Jad adalah seorang pria keturunan Yahudi. Di pertengahan hidupnya, ia memeluk agama Islam. Setelah bersyahadat, ia mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani.

Jad pun memutuskan hidupnya untuk berkhidmat dalam dakwah Islamiyah. Dia berdakwah ke negara-negara Afrika dan berhasil mengislamkan jutaan orang.

Sejatinya, Ibunda Jadullah adalah Yahudi fanatik, seorang dosen di salah satu lembaga tinggi. Namun di tahun 2005, dua tahun setelah kematian Jadullah, ibunya memeluk agama Islam.

Ibunda Jadullah menuturkan, putranya menghabiskan usianya dengan berdakwah. Dia mengaku telah melakukan beragam cara untuk mengembalikan putranya pada agama Yahudi. Namun, selalu gagal.

''Mengapa seorang Ibrahim yang tidak berpendidikan dapat mengislamkan putraku,'' ujar sang ibu terheran-heran. Sedangkan dia yang berpendidikan tinggi tak mampu menarik hati putranya sendiri kepada agama Yahudi.

***

Kisah Jad dan Ibrahim

Lima puluh tahun lalu di Prancis, Jad bertetangga dengan seorang pria Turki berusia 50 tahun. Pria tersebut bernama Ibrahim. Ia memiliki toko makanan yang letaknya di dekat apartemen tempat keluarga Jad tinggal. Saat itu usia Jad baru tujuh tahun.

Jad seringkali membeli kebutuhan rumah tangga di toko Ibrahim. Setiap kali akan meninggalkan toko, Jad selalu mengambil coklat di toko Ibrahim tanpa izin alias mencuri.

Pada suatu hari, Jad lupa tak mengambil coklat seperti biasa. Tiba-tiba, Ibrahim memanggilnya dan berkata bahwa Jad melupakan coklatnya. Tentu saja Jad sangat terkejut, karena ternyata selama ini Ibrahim mengetahui coklatnya dicuri. Jad tak pernah menyadari hal tersebut, dia pun kemudian meminta maaf dan takut Ibrahim akan melaporkan kenakalannya pada orang tua Jad.

"Tak apa. Yang penting kamu berjanji tidak akan mengambil apapun tanpa izin. Lalu, setiap kali kamu keluar dari sini, ambillah cokelat, itu semua milikmu!" ujar Ibrahim. Jad pun sangat gembira.

Waktu berlalu, tahun berubah. Ibrahim yang seorang Muslim menjadi seorang teman bahkan seperti ayah bagi Jad, si anak Yahudi. Sudah menjadi kebiasaan Jad, dia akan berkonsultasi pada Ibrahim setiap kali menghadapi masalah.

Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengeluarkan sebuah buku dari laci lemari, memberikannya pada Jad dan menyuruhnya membuka buku tersebut secara acak. Saat Jad membukanya, Ibrahim kemudian membaca dua lembar dari buku tersebut kepada Jad dan memberikan saran dan solusi untuk masalah Jad. Hal tersebut terus terjadi.

Hingga berlalu 14 tahun, Jad telah menjadi seorang pemuda tampan berusia 24 tahun. Sementara Ibrahim telah berusia 67 tahun.

Hari kematian Ibrahim pun tiba. Namun sebelum meninggal, dia telah menyiapkan kotak berisi buku yang selalu dia baca acapkali Jad berkonsultasi. Ibrahim menitipkannya kepada anak-anaknya untuk diberikan kepada Jad sebagai sebuah hadiah.

Mendengar kematian Ibrahim, Jad sangat berduka dan hatinya begitu terguncang. Karena selama ini, Ibrahim satu-satunya teman sejati bagi Jad, yang selalu memberikan solusi atas semua masalah yang dihadapinya.

Selama 17 tahun, Ibrahim selalu mempelakukan Jad dengan baik. Dia tak pernah memanggil Jad dengan "Hei Yahudi" atau "Hei kafir" bahkan Ibrahim pun tak pernah mengajak Jad kepada agama Islam.

***

Hari berlalu, setiap kali tertimpa masalah, dia selalu teringat Ibrahim. Jad pun kemudian mencoba membuka halaman buku pemberian Ibrahim. Namun, buku tersebut berbahasa arab, Jad tak bisa membacanya. Ia pun pergi menemui salah satu temannya yang berkebangsaan Tunisia. Jad meminta temannya tersebut untuk membaca dua lembar dari buku tersebut. Persis seperti apa yang biasa Ibrahim lakukan untuk Jad.

Teman Jad pun kemudian membaca dan menjelaskan arti dua lembar dari buku yang dia baca kepada Jad. Ternyata, apa yang dibaca sangat pas pada masalah yang tengah dihadapi Jad. Temannya pun memberikan solusi untuk masalah Jad.

Rasa keingin tahuannya terhadap buku itu pun tak bisa lagi dibendung. Ia pun menanyakan pada kawannnya, "Buku apakah ini?" tanyanya. Temannya pun menjawab, "Ini adalah Alquran, kitab suci umat Isam," ujarnya.

Jad tak percaya sekaligus merasa kagum. Jad pun kembali bertanya, "Bagaimana cara menjadi seorang Muslim?"

Temannya menjawab, "Dengan mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat." Kemudian, Jad pun memeluk agama Islam.

Setelah menjadi Muslim, Jad mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani. Nama tersebut diambil sebagai ungkapan penghormatan kepada Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab semua permasalahan hidupnya selama ini.

Sejak itu, Jad memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupya untuk menyebarkan ajaran yang ada pada Alquran.

Suatu hari, Jadullah membuka halaman Alquran pemberian Ibrahim dan menemukan sebuah lembaran. Lembaran tersebut bergambar peta dunia, ditandatangani Ibrahim dan bertuliskan ayat An-Nahl 125.

"Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik..." Jad pun kemudian yakin bahwa lembaran tersebut merupakan keinginan Ibrahim untuk dilaksanakan oleh Jad.

Jadullah pun meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika. Salah satu negara yang dikunjunginya yakni Kenya, di bagian selatan Sudan dimana mayoritas penduduk negara tersebut beragama Kristen.

Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari enam juta orang dari suku Zolo. Jumlah ini hanya dari satu suku tersebut, belum lagi suku lain yang berhasil dia Islamkan. Subhanallah.
Read More
Sunday, 25 March 2012

Doa Yang Dikabulkan


Dua laki-laki bersaudara bekerja di sebuah pabrik kecap dan sama-sama belajar agama islam untuk sama-sama mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin. Mereka berjalan kaki mengaji kerumah gurunya yang jaraknya sekitar 10 KM dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo'a memohon rezeki untuk membeli sebuah Mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki dikarenakan mendapatkan bonus dari perusahaannya bekerja.

Lalu sang kakak berdo'a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik perangai.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo'a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do'anya itu.

Sementara itu sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya seringkali sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, dan sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya, dan dia teringat adiknya selalu membaca selembar kertas apabila dia berdo'a menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo'a. lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo'a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, karena dia merasa adiknya masih berhati kotor sehingga do'a-do'anya tiada dikabulkan oleh Allah azza wa jalla.

Sang adik terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do'anya tak pernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do'a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do'a untuk guru mereka, do'a selamat dan ada kalimah di akhir do'anya:

"Yaa, Allah… tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu… Ampunilah aku dan kakakku… Kabulkanlah segala do'a kakakku… Bersihkanlah hatiku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku didunia dan akhirat."

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya, tak dinyana ternyata adiknya tak pernah satu kali pun berdo'a untuk memenuhi nafsu duniawinya.
Read More

Hidup Adalah Anugerah


Pada suatu hari ada seorang gadis buta yang sangat membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada di sampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu. Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu, ”Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si Pria pacar-nya itu yang selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si Gadis itu buta matanya.

Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik kedua mata yang telah aku berikan kepadamu.”

* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yang bermanfaat untuk umat manusia.

NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !
Read More
Friday, 23 March 2012

Natural (Dmasiv Cover)


Ku suka kamu apa adanya
senatural mungkin aku lebih suka
ku suka kamu begini saja
bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya

aku hidup di dunia
ingin tenang baik-baik saja
bersamamu aku bisa melewati itu

bukan aku yang mencarimu
bukan kamu yang mencari aku
cinta yang mempertemukan
dua hati yang berbeda ini

ku suka kamu apa adanya
senatural mungkin aku lebih suka
ku suka kamu begini saja
bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya

aku hidup di dunia
ingin tenang baik-baik saja
bersamamu aku bisa melewati itu, melewati itu

bukan aku yang mencarimu
bukan kamu yang mencari aku
cinta yang mempertemukan
dua hati yang berbeda ini

cinta yang mempertemukan
dua hati yang berbeda ini

bukan aku yang mencarimu
bukan kamu yang mencari aku
cinta yang mempertemukan
dua hati yang berbeda ini
dua hati yang berbeda ini
Read More
Tuesday, 20 March 2012

Istigfar Mengalirkan Rezeki


Seorang wanita berkisah :
"Suamiku meninggal dunia saat aku berumur tiga puluh tahun. Waktu itu, aku telah dikaruniai lima orang anak. Tak ayal, dunia pun terasa gelap gulita di mataku, dari hari ke kari aku hanya bisa menangis seraya meratapi nasibku hingga kering air mataku. Aku semakin putus asa dan hari-hariku terus diliputi oleh kesedihan, kegundahan, dan kecemasan. Apalagi, bila aku mengingat kelima anak-anakku yang masih kecil-kecil, sedang diriku sama sekali tidak memiliki pendapatan yang memadai untuk hidup mereka. Akhirnya, aku pun menjual sedikit demi sedikit harta peninggalan suamiku yang tak seberapa.

Syahdan, suatu hari aku menyendiri di kamar sambil mendengarkan siaran Al-Quran dan ceramah dari sebuah radio transistor. Lalu, terdengar olehku seorang syaikh menuturkan, "Barangsiapa memperbanyak istigfar, maka ALLAH akan mengusir segala kesedihan yang menghantuinya dan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang menghimpitnya".

Sejak mendengar ceramah itu, aku terus memperbanyak istigfar. Demikian juga dengan anak-anakku, aku perintahkan mereka untuk melakukan hal yang sama. Tidak disangka, enam bulan kemudian sebuah proyek besar membutuhkan sebagian tanah kami dan siapo memberi ganti rugi berjuta-juta.

Bersamaan dengan itu, ankku yang pertama berhasil menjadi pelajar tauladan di kota kami. Bahkan, ia sudah hafal al-Quran dengan sempurna dan sering mendapat undangan pengajian di masyarakatku. Singkat cerita, sejak itu rumah kami serasa dipenuhi dengan anugerah, hidup kami lebih nyaman dan sejahtera dan ALLAH menjadikan putera-puteriku sebagai orang-orang yang sukses dan sholeh. Demikianlah kesedihan, kecemasan, kerisauan, dan kegelisahan pun sirna dariku. Dan akhirnya, aku pun menjadi wanita paling bahagia". (Menjadi Wanita Paling Bahagia, 2007)
Read More

Miskin Yang Tak Miskin


Pagi hari masih bisa beli nasi uduk, lengkap dengan bihun, tempe goreng atau semur jengkol sebenarnya sudah bagus. Tetapi kerap mulut berbicara lain, “Nasi uduk melulu, nggak ada makanan lain?” Akhirnya sampai sore sepiring nasi uduk itu tak disentuh sama sekali.

Sudah sepuluh tahun bekerja dan punya penghasilan tetap saja mengeluh, “Kerja begini-begini saja, nggak ada perubahan, gaji sebulan habis seminggu…” Belum lagi ‘nyanyian’ isteri di rumah, “cari kerja tambahan dong pak, biar hidup kita nggak susah terus.”

Dikaruniai isteri yang shaleh dan baik masih menggerutu, “...baik sih, rajin sholat, tapi kurang cantik!” Tidak beda dengan seorang perempuan yang menikah dengan pria bertampang pas-pasan, “Sudah miskin nggak ganteng pula. Masih untung saya mau nikah sama dia…”

Punya kesempatan memiliki rumah meski hanya type kecil dan rumah sangat sederhana tentu lebih baik dari sekian orang yang baru bisa mimpi punya rumah sendiri. Disaat yang lain masih ngontrak dan nomaden, mulut ini berceloteh, “Ya rumah sempit, gerah, sesak. Sebenarnya sih nggak betah, tapi mau dimana lagi?”

Sudah bagus suaminya tidak naik angkot atau bis kota berkali-kali karena memiliki sepeda motor walau keluaran tahun lama. Eh, bisa-bisanya sang isteri berkomentar, “Jual saja pak, saya malu kalau diboncengin pakai motor butut itu.”

Ada lagi yang dikaruniai anak, sudah bagus anaknya terlahir normal, tidak cacat fisik maupun mental. Gara-gara anaknya kurang cantik atau tidak tampan, ia mencari kambing hitam, “Bapak salah milih ibu nih, jadinya wajah kamu nggak karuan begini.” Padahal di waktu yang berbeda, ibunya pun berkata yang hampir mirip, “Maaf ya nak, waktu itu ibu terpaksa menikahi bapakmu. Habis, kasihan dia nggak ada yang naksir.”

Kita, termasuk saya, tanpa disadari sudah menjadi orang-orang miskin. Bukan karena kita tidak memiliki apa-apa, justru sebaliknya kita tengah berlimpah harta dan memiliki sesuatu yang orang lain belum berkesempatan memilikinya. Kita benar-benar miskin meski dalam keadaan kaya raya, karena kita tak pernah bersyukur dengan apa yang dianugerahkan Allah saat ini. Ya, kita ini miskin rasa syukur.

Punya sedikit ingin banyak, boleh. Dapat satu, ingin dua, tidak dilarang. Merasa kurang dan mau lebih, silahkan. Tidak masalah kok kalau merasa kurang, sebab memang demikian sifat manusia, tidak pernah merasa puas. Pertanyaannya, yang sedikit, yang satu, yang kurang itu sudah disyukurikah?

Pada rasa syukur itulah letak kekayaan sebenarnya. Berangkat dari rasa syukur pula kita merasa kaya, sehingga melahirkan keinginan membagi apa yang dipunya kepada orang lain. Kita miskin karena tidak pernah mensyukuri apa yang ada. Meski dunia berada di genggaman namun kalau tak sedikit pun rasa syukur terukir di hati dan terucap di lisan, selamanya kita miskin.

Coba hitung, duduk di teras rumah sambil sarapan pagi, ditambah secangkir kopi panas yang disediakan isteri shalihah. Sesaat sebelum berangkat ke kantor menggunakan sepeda motor, lambaian tangan si kecil seraya mendoakan, “Hati-hati ya, Yah…”. Subhanallah, ternyata Anda kaya raya!
Read More

Kaya Dan Miskin


Alkisah, di suatu negeri pernah hidup seorang kaya raya, yang rajin beribadah dan beramal. Meski kaya raya, ia tak sombong atau membanggakan kekayaannya. Kekayaannya digunakan untuk membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga-tetangganya yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya. Di musim paceklik, ia membagikan bahan pangan dari kebunnya yang
berhektar-hektar kepada banyak orang yang kesusahan. Salah satu yang sering dibantu adalah seorang tetangganya yang miskin.

Dikisahkan, sesudah meninggal, berkat banyaknya amal, si orang kaya ini pun masuk surga. Secara tak terduga, di surga yang sama, ia bertemu dengan mantan tetangganya yang miskin dulu. Ia pun menyapa.

"Apa kabar, sobat! Sungguh tak terduga, bisa bertemu kamu di sini," ujar si kaya.
"Mengapa tidak? Bukankah Tuhan memberikan surga pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa memandang kaya dan miskin?" jawab si miskin.

"Jangan salah paham, sobat. Tentu saja aku paham, Tuhan Maha Pengasih kepada semua umat-Nya tanpa memandang kaya-miskin. Cuma aku ingin tahu, amalan apakah yang telah kau lakukan sehingga mendapat karunia surga ini?"

"Oh, sederhana saja. Aku mendapat pahala atas amalan membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya...."

"Bagaimana itu mungkin?" ujar si kaya, heran. "Bukankah waktu di dunia dulu kamu sangat miskin. Bahkan seingatku, untuk nafkah hidup sehari-hari saja kamu harus berutang kanan-kiri?"

"Ucapanmu memang benar," jawab si miskin. "Cuma waktu di dunia dulu, aku sering berdoa: Oh, Tuhan! Seandainya aku diberi kekayaan materi seperti tetanggaku yang kaya itu, aku berniat membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan banyak amal lainnya. Tapi apapun yang kau berikan untukku, aku akan ikhlas dan sabar menerimanya."

"Rupanya, meski selama hidup di dunia aku tak pernah berhasil mewujudkannya, ternyata semua niat baikku yang tulus itu dicatat oleh Tuhan. Dan aku diberi pahala, seolah-olah aku telah melakukannya. Berkat semua niat baik itulah, aku diberi ganjaran surga ini dan bisa bertemu kamu di sini." lanjut si miskin.

Maka perbanyaklah niat baik dalam hati Anda. Bahkan jika Anda tidak punya kekuatan atau kekuasaan untuk mewujudkan niat baik itu dalam kehidupan sekarang, tidak ada niat baik yang tersia-sia di mata Tuhan.
Read More
Friday, 16 March 2012

Gundul-Gundul Pacul


Ternyata lagu gundul-gundul pacul mempunyai filosofi yang cukup mendalam, Lagu Gundul Gundul Pacul ini konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.

'Gundul' adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. jadi 'gundul' adalah kehormatan tanpa mahkota.

'Pacul' adalah cangkul (red, jawa) yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. jadi pacul adalah lambang kawula rendah, kebanyakan petani.

'Gundul pacul' artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul utk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya/orang banyak.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah 'Papat Kang Ucul' (4 yg lepas). Kemuliaan seseorang tergantung 4 hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya, dengan makna sbb:
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. 'Gembelengan' artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

Arti harafiahnya jika orang yg kepalanya sudah kehilangan 4 indera itu mengakibatkan hal-hal sbb:
1. GEMBELENGAN (congkak/sombong).
2. NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL (menjunjung amanah rakyat/orang banyak).
3. GEMBELENGAN ( sombong hati).
4. WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan).
5. SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak)

Cukup dalem banget yah makna dan penjabaran dari lagu ini, patut untuk kita jaga dan lestarikan ke anak cucu sebagai warisan budaya lagu jawa. :))
Read More

Takyizah?? Kenapa Harus Hitam??


Dari manakah asalnya kebiasaan mengenakan pakaian hitam saat berkabung ?

Menurut Wikipedia, kebiasaan mengenakan pakaian hitam saat berkabung, bisa ditelusuri asalnya hingga ke masa kekaisaran Romawi. Sedangkan menurut The Widow's Rumble dari berbagai sumber, kebiasaan mengenakan pakaian hitam saat berkabung bermula dimasa ratusan tahun silam saat masyarakat masih percaya bahwa dengan memakai pakaian hitam saat berkabung akan menyamarkan mereka dari pandangan Kematian, dan menghindarkan mereka dari menjadi target berikutnya.

Sedangkan menurut ajaran Yahudi dalam berkabung , pemakaian pakaian hitam tidaklah diharuskan. Namun anjuran ini terdapat secara tersirat dalam kitab mereka, Talmud. Menurut sumber yang sama, aturan pemakaian warna hitam juga tidak terdapat dalam Injil .

Masyarakat Eropa abad pertengahan pun lebih memilih warna putih untuk pakaian berkabung, seperti yang dipraktikkan di Spanyol hingga akhir abad ke-16. Jika kita perhatikan (misalnya dari film-film kungfu), masyarakat China dan negara-negara Asia lainnya pun cenderung memilih warna putih sebagai warna berkabung.

Sedangkan dalam Islam, ternyata tidak ada aturan mengenai warna dari pakaian yang harus dipakai pelayat atau anggota keluarga pada saat berkabung. Yang ada, adalah anjuran untuk mengucap "innalillahi wa inna illaihi raji'un" , saat kita sedang ditimpa atau mengetahui adanya kemalangan, kesedihan, bencana, kematian. Perkara warna pakaian, tidak ditentukan secara khusus.

Dengan demikian, mempertimbangkan data-data tersebut, maka bagi seorang muslim, pemilihan dan penetapan yang seolah-olah suatu keharusan dan penghususan memakai pakaian berwarna hitam pada saat berkabung (ta'ziyah kematian) justru berpotensi sebagai hal yang baru dalam agama (tasyabbuh), jika sekedar berdasar pada ikut-ikutan (difilm-film dan sinetron-sinetron) terhadap kebudayaan atau kebiasaan yang tidak Islami. hindari meniru yahudi, karena islam punya caranya sendiri :)

Wallahu a'lam
Read More

Jangan Menunggu Untuk Mengatakannya


Segalanya berawal ketika saya masih berumur 6 th. Ketika saya sedang bermain di halaman rumah saya di California, saya bertemu seorang anak laki-laki. Dia seperti anak laki-laki lainnya yang menggoda saya dan kemudian saya mengejarnya dan memukulnya. Setelah pertemuan pertama di mana saya memukulnya, kami selalu bertemu dan saling memukul satu sama lain di batas pagar itu. Tapi itu tidaklah lama. Kami selalu bertemu di pagar itu dan kami selalu bersama. Saya menceritakan semua rahasia saya.

Dia sangat pendiam... dia hanya mendengarkan apa yang saya katakan. Saya menganggap dia enak diajak bicara dan saya dapat berbicara kepadanya tentang apa saja. Di sekolah, kami memiliki teman-teman yang berbeda tapi ketika kami pulang kerumah, kami selalu berbicara tentang apa yang terjadi di sekolah.

Suatu hari, saya bercerita kepadanya tentang anak laki-laki yang saya sukai tetapi telah menyakiti hati saya.... Dia menghibur saya dan mengatakan segalanya akan beres. Dia memberikan kata-kata yang mendukung dan membantu saya untuk melupakannya. Saya sangat bahagia dan menganggapnya sebagai teman sejati. Tetapi saya tahu bahwa sesungguhnya ada yang lainnya dari dirinya yang saya suka.

Saya memikirkannya malam itu dan memutuskan kalau itu adalah rasa persahabatan. Selama SMA dan semasa kelulusan, kami selalu bersama dan tentu saja saya berpikir bahwa ini adalah persahabatan. Tetapi jauh di lubuk hati, saya tahu bahwa ada sesuatu yang lain. Pada malam kelulusan, meskipun kami memiliki pasangan sendiri-sendiri, sesungguhnya saya menginginkan bahwa sayalah yang menjadi pasangannya.

Malam itu, setelah semua orang pulang, saya pergi ke rumahnya untuk mengatakannya. Malam itu adalah kesempatan terbesar yang saya miliki tapi saya hanya duduk di sana dan memandangi bintang bersamanya dan bercakap-cakap tentang cita-cita kami. Saya melihat ke matanya dan mendengarkan ia bercerita tentang impiannya. Bagaimana dia ingin menikah dan sebagainya. Dia bercerita bagaimana dia ingin menjadi orang kaya dan sukses. Yang dapat saya lakukan hanya menceritakan impian saya dan duduk dekat dengan dia.

Saya pulang ke rumah dengan terluka karena saya tidak mengatakan perasaan saya yang sebenarnya. Saya sangat ingin mengatakan bahwa saya sangat mencintainya tapi saya takut. Saya membiarkan perasaan itu pergi dan berkata kepada diri saya sendiri bahwa suatu hari saya akan mengatakan kepadanya mengenai perasaan saya.

Selama di universitas, saya ingin mengatakan kepadanya tetapi dia selalu bersama-sama dengan seseorang. Setelah lulus, dia mendapatkan pekerjaan di New York. Saya sangat gembira untuknya, tapi pada saat yang sama saya sangat bersedih menyaksikan kepergiannya. Saya sedih karena saya menyadari ia pergi untuk pekerjaan besarnya. Jadi... saya menyimpan perasaan saya untuk diri saya sendiri dan melihatnya pergi dengan pesawat.

Saya menangis ketika saya memeluknya karena saya merasa seperti ini adalah saat terakhir. Saya pulang ke rumah malam itu dan menangis. Saya merasa terluka karena saya tidak mengatakan apa yang ada di hati saya.

Saya memperoleh pekerjaan sebagai sekretaris dan akhirnya menjadi seorang analis komputer. Saya sangat bangga dengan prestasi saya. Suatu hari saya menerima undangan pernikahan. Undangan itu darinya. Saya bahagia dan sedih pada saat yang bersamaan. Sekarang saya tahu kalau saya tak akan pernah bersamanya dan kami hanya bisa menjadi teman.

Saya pergi ke pesta pernikahan itu bulan berikutnya. Itu adalah sebuah peristiwa besar. Saya bertemu dengan pengantin wanita dan tentu saja juga dengannya. Sekali lagi saya merasa jatuh cinta. Tapi saya bertahan agar tidak mengacaukan apa yang seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi mereka. Saya mencoba bersenang-senang malam itu, tapi sangat menyakitkan hati melihat dia begitu bahagia dan saya mencoba untuk bahagia menutupi air mata kesedihan yang ada di hati saya.

Saya meninggalkan New York merasa bahwa saya telah melakukan hal yang tepat. Sebelum saya berangkat... tiba-tiba dia muncul dan mengucapkan salam perpisahan dan mengatakan betapa ia sangat bahagia bertemu dengan saya.

Saya pulang ke rumah dan mencoba melupakan semua yang terjadi di New York. Kehidupan saya harus terus berjalan. Tahun-tahun berlalu... kami saling menulis surat dan bercerita mengenai segala hal yang terjadi dan bagaimana dia merindukan untuk berbicara dengan saya.

Pada suatu ketika, dia tak pernah lagi membalas surat saya. Saya sangat kuatir mengapa dia tidak membalas surat saya meskipun saya telah menulis 6 surat kepadanya.. Ketika semuanya seolah tiada harapan, tiba-tiba saya menerima sebuah catatan kecil yang mengatakan: "Temui saya di pagar di mana kita biasa bercakap-cakap."

Saya pergi ke sana dan melihatnya di sana. Saya sangat bahagia melihatnya tetapi dia sedang patah hati dan bersedih. Kami berpelukan sampai kami kesulitan untuk bernafas. Kemudian ia menceritakan kepada saya tentang perceraian dan mengapa dia tidak pernah menulis surat kepada saya. Dia menangis sampai dia tak dapat menangis lagi...

Akhirnya kami kembali ke rumah dan bercerita dan tertawa tentang apa yang telah saya lakukan mengisi waktu. Akan tetapi, saya tetap tidak dapat mengatakan kepadanya bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya kepadanya.

Hari-hari berikutnya... dia gembira dan melupakan semua masalah dan perceraiannya. Saya jatuh cinta lagi kepadanya. Ketika tiba saatnya dia kembali ke New York, saya menemuinya dan menangis. Saya benci melihatnya harus pergi. Dia berjanji untuk menemui saya setiap kali dia mendapat libur. Saya tak dapat menunggu saat dia datang sehingga saya dapat bersamanya. Kami selalu bergembira ketika sedang bersama.

Suatu hari dia tidak muncul sebagaimana yang telah dijanjikan. Saya berpikir bahwa mungkin dia sibuk. Hari berganti bulan dan saya melupakannya.

Suatu hari saya mendapat sebuah telepon dari New York. Pengacara mengatakan bahwa ia telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil dalam perjalanan ke airport. Hati saya hancur. Saya sangat terkejut akan kejadian ini. Sekarang saya tahu... mengapa ia tidak muncul hari itu. Saya menangis semalaman. Air mata kesedihan dan kepedihan. Bertanya-tanya mengapa hal ini bisa terjadi terhadap seseorang yang begitu baik seperti dia?

Saya mengumpulkan barang-barang saya dan pergi ke New York untuk pembacaan surat wasiatnya. Tentu saja semuanya diberikan kepada keluarganya dan mantan istrinya. Akhirnya saya dapat bertemu dengan mantan istrinya lagi setelah terakhir kali saya bertemu pada pesta pernikahan. Dia menceritakan bagaimana mantan suaminya. Tapi suaminya selalu tampak tidak bahagia. Apapun yang dia kerjakan... tidak bisa membuat suaminya bahagia seperti saat pesta pernikahan mereka. Ketika surat wasiat dibacakan, satu-satunya yang diberikan kepada saya adalah sebuah diary.

Itu adalah diary kehidupannya. Saya menangis karena itu diberikan kepada saya. Saya tak dapat berpikir... Mengapa ini diberikan kepada saya? Saya mengambilnya dan terbang kembali ke California.

Ketika saya di pesawat, saya teringat saat-saat indah yang kami miliki bersama. Saya mulai membaca diary itu. Diary dimulai ketika hari pertama kami berjumpa. Saya terus membaca sampai saya mulai menangis. Diary itu bercerita bahwa dia jatuh cinta kepada saya di hari ketika saya patah hati. Tapi dia takut untuk mengatakannya kepada saya. Itulah sebabnya mengapa dia begitu diam dan mendengarkan segala perkataan saya. Diary itu menceritakan bagaimana dia ingin mengatakannya kepada saya berkali-kali, tetapi takut. Diary itu bercerita ketika dia ke New York dan jatuh cinta dengan yang lain. Bagaimana dia begitu bahagia ketika bertemu dan berdansa dengan saya di hari pernikahannya. Dia berkata bahwa ia membayangkan bahwa itu adalah pernikahan kami.

Bagaimana dia selalu tidak bahagia sampai akhirnya harus menceraikan istrinya. Saat-saat terindah dalam kehidupannya adalah ketika membaca huruf demi huruf yang saya tulis kepadanya. Akhirnya diary itu berakhir dengan tulisan, "Hari ini saya akan mengatakan kepadanya kalau saya mencintainya."

Itu adalah hari dimana dia mengalami kecelakaan. Hari di mana pada akhirnya saya akan mengetahui apa yang sesungguhnya ada dalam hatinya...

***
Jika engkau mencintai seseorang, "JANGAN TUNGGU ESOK HARI UNTUK MENGATAKAN KEPADANYA.." karena esok hari itu... mungkin takkan pernah ada..
Read More

Beauty Malioboro

Read More
Thursday, 15 March 2012

Jermaine Jackson : Islam Membuatku Yakin Akan Agama


IslamIsLogic.wordpress.com
”Semoga Allah selalu menyertaimu Michael (Jackson), i love you….” Sepenggal kalimat itu terlontar dari mulut saudara tertua Raja Pop dunia, Michael Jackson, yakni Jermaine La Jaune Jackson.

Bukan tanpa alasan Jermaine melontarkan kalimat tersebut. Sebab, ia adalah seorang pemeluk agama Islam yang telah menjadi mualaf sejak 1989.

Dan sejak menjadi penganut agama Islam, Jermaine Jackson berganti nama menjadi Muhammad Abdul-Aziz Jackson. Ucapan terakhir Jermaine itu, seperti dilansir situs BBC News, merupakan pernyataan resmi pertama sekaligus menjadi ucapan perpisahan dari pihak keluarga Jackson atas meninggalnya Michael Jackson di Los Angeles pada 25 Juni lalu.

Persentuhan Jermaine dengan agama Islam bermula dari kunjungannya ke beberapa negara di Timur Tengah. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka tur promo musik yang dilakukan bersama saudara perempuannya. Salah satu negara yang dikunjunginya adalah Bahrain. Selama di Bahrain, diakui Jermaine, dia merasa nyaman.

”Kami diterima dengan hangat oleh masyarakat di sana. Bahkan, saya sempat bertemu dan mengobrol dengan anak-anak Bahrain tentang segala hal,” paparnya.

Pada saat melakukan interaksi inilah anak-anak tersebut menanyakan perihal agama kepada musisi kelahiran Gary, Indiana, Amerika Serikat, 11 Desember 1954. Dengan spontan Jermaine menjawab bahwa ia adalah seorang pemeluk Kristen. Sebaliknya, pertanyaan serupa juga dilontarkan Jermaine kepada anak-anak tersebut, yang dijawab mereka dalam satu suara, Islam.

Jawaban tersebut sontak membuatnya terheran-heran. Kemudian anak-anak tersebut, ungkap Jermaine, menceritakan kepadanya tentang Islam. Para bocah kecil itu memberikan informasi seputar Islam sesuai dengan pemahaman yang dimiliki anak seusia mereka.

”Suara mereka memperlihatkan kepada saya bahwa mereka sangat bangga terhadap Islam. Bermula dari sinilah saya tertarik untuk mengenal Islam lebih jauh.”

Tidak lama berselang setelah kunjungannya ke Bahrain, Jermaine memutuskan untuk menemui para cendekiawan dan ulama Muslim dan belajar mengenai Islam dengan mereka. Berbagai tanda tanya besar dan keraguan akan keyakinan yang dianutnya selama ini memenuhi pikirannya saat itu. Bagaimana mungkin selama ini dia bisa meyakini kitab suci yang ternyata kitab itu disusun oleh banyak orang. Demikian juga dengan penjelasan mengenai hakikat Tuhan yang tidak banyak ia temukan dalam Kitab Injil.

Jermaine berusaha untuk menghibur dirinya sendiri. Tetapi, semua usahanya ini tidak berhasil. Yang terjadi justru sebaliknya, ia semakin yakin untuk beralih ke Islam. Keinginannya tersebut ia sampaikan kepada salah seorang teman keluarganya yang kebetulan seorang Muslim, Qunber Ali. Atas ajakan Qunber, akhirnya Jermaine pergi mengunjungi Riyadh, ibu kota Arab Saudi. Dari Riyadh, atas undangan pihak keluarga Kerajaan Arab Saudi, Jermaine melanjutkan perjalanan menuju Mekkah untuk melakukan umrah.

”Saat itu saya belum mengetahui banyak mengenai Islam. Tetapi, untuk pertama kalinya saya sampaikan kepada publik bahwa saya telah menjadi Muslim,” ujarnya.

Selama menetap di Arab Saudi, Jermaine banyak mempelajari tentang Islam dari kitab suci Al-Qur’an. Selain itu, ia juga berguru kepada para ulama setempat. Tidak hanya dari para ulama, pengetahuan mengenai Islam juga ia dapatkan dengan mendengarkan kaset-kaset yang dirilis oleh penyanyi pop asal Inggris, Cat Stevens, yang telah menjadi seorang mualaf dan mengganti namanya menjadi Yusuf Islam.

”Saya belajar banyak dari lagu-lagu dia (Yusuf Islam),” tukas anak keempat dari sembilan bersaudara keluarga musisi Jackson.

Setelah masuk Islam, diakui Jermaine, dirinya merasa seperti dilahirkan kembali. Ia menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan yang selama ini tidak bisa ia temukan dalam ajaran Kristen.

Menurutnya, hanya Islam yang benar-benar memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaannya mengenai kelahiran Yesus. Dan, untuk pertama kalinya, ungkap Jermaine, dia merasa yakin dengan apa yang namanya agama.

Sekembalinya ke Amerika Serikat, Jermaine menemukan kondisi pahit mengenai Islam. Media-media massa di negaranya pada saat itu sedang gencar-gencarnya melakukan propaganda kejam terhadap Islam dan umat Islam. Bahkan, ia sempat menjadi salah satu sasaran dari propaganda yang dilancarkan oleh media massa di Amerika. Sentimen negatif terhadap Islam dan pemeluknya juga dilancarkan oleh rekan-rekannya sesama seniman dan artis Hollywood. Kalangan Hollywood tersebut kerap menjelek-jelekan umat Islam dengan menuduh mereka sebagai sekelompok teroris dengan tanpa alasan yang jelas.

Untuk menghapus stigma negatif itu, sebagai seorang Muslim, Jermaine melakukan berbagai upaya agar apa yang digambarkan oleh kalangan media massa di Amerika mengenai Islam dan pemeluknya adalah salah. Pengertian yang sama juga ia sampaikan kepada seluruh anggota keluarganya.

”Setelah menjadi Muslim, saya merasakan adanya perubahan besar di dalam diri saya. Saya mulai meninggalkan semua hal yang dilarang dalam Islam. Dan, ini tentunya sulit diterima oleh keluarga. Terlebih lagi setelah berbagai macam kecaman dilayangkan kepada keluarga besarnya.”

Dari pihak keluarga, yang pertama kali menegur Jermaine adalah sang ibu, Catherine Jackson. ”Kamu (telah) mengambil keputusan ini secara tiba-tiba, atau telah memikirkannya masak-masak?” ujar Jermaine mengutip perkataan Catherine kala itu. Kepada ibunya, Jermaine dengan tegas menjawab bahwa semua keputusan ini ia ambil setelah berpikir panjang.

Dengan keputusannya masuk Islam, keluarganya menilai bahwa ia telah memelihara rasa permusuhan di kalangan masyarakat Amerika. Namun, Jermaine merasa yakin kalau keluarganya tidak akan bersikap sama dengan orang-orang Amerika pada umumnya, karena dia tumbuh dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang cukup demokratis dan terbuka dengan adanya perbedaan.

”Kami menghargai semua agama, karena itu mengapa keluarga Jackson merasa nyaman berteman dengan orang-orang dari berbagai agama. Dengan alasan itu juga, mereka bisa menerima keputusanku,” terang Jermaine.

Tidak hanya kedua orangtua dan saudara-saudaranya yang bisa menerima keyakinan baru Jermaine, tetapi juga ketujuh orang anak laki-lakinya serta dua anak perempuannya dan istrinya. Bahkan mereka, ungkap Jermaine, mengikuti jejaknya menjadi seorang Muslim.
Read More

Nasehat Bijak Untuk Anak


Pada suatu hari, di sebuah sekolah menengah. Saat jam istirahat, ada perkelahian antara dua murid laki-laki di kelas. Kerumunan murid pun berakhir saat seorang guru datang menengahi dan melerai mereka. Tidak lama kemudian, saat pelajaran berikutnya akan dimulai, Kepala Sekolah sekolah masuk ke kelas tersebut dan langsung menyampaikan maksud kedatangannya.

"Andika, kamu nanti datang kantor Bapak, jam 3 sore." Seisi kelas terdiam sedangkan murid yang dimaksud seketika berwajah pucat pasi.

"Baik Pak," ia menjawab lemah. Habis aku! Pasti akan dimarahi dan dikenai sanksi gara-gara perkelahian tadi, begitu pikir Andika.

Tepat pukul 3 sore, Andika telah ada di depan kantor dan mengetuk pintu ruangan kepala sekolah. Jantungnya berdegup keras dan tubuhnya serasa lunglai.

"Masuk!" terdengar suara dari dalam. Andika pun masuk. Dengan takut-takut, ia berdiri dekat meja kepala sekolah, sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Duduklah Andika. Kamu tentu sudah bisa menebak, kenapa Bapak memanggilmu kan? Tentu berkaitan dengan perkelahianmu tadi," kata kepala sekolah yang diikuti anggukan kepala Andika.

Lanjutnya, "Andika telah melanggar peraturan tentang tidak boleh berkelahi di dalam lingkungan sekolah, apalagi di kelas. Tetapi ada beberapa hal yang ingin bapak sampaikan berkaitan dengan kasusmu ini. Pertama, bapak senang kamu datang tepat waktu, itu menunjukkan kamu adalah anak yang disiplin." Beliau membuka laci mejanya, mengambil sebuah permen, dan meletakkannya di meja.

"Kedua, bapak menghargai kedatanganmu saat ini. Artinya kamu menghargai bapak sebagai guru dan kepala sekolahmu. Kamu adalah anak yang berjiwa besar dan siap bertanggung jawab. Betul begitu Andika?' Kembali Andika mengiyakan dalam diam. Beliau mengambil permen dan meletakkannya lagi di meja.

"Bapak sudah berbicara dengan guru yang melerai perkelahian dan mendengar dari beberapa temanmu. Kamu berkelahi dengan Rudi karena membela teman perempuan yang dilecehkan olehnya. Benar begitu? Bapak salut. Ini pertanda kamu adalah seorang gentleman, laki-laki sejati. Tapi ingat: berkelahi bukanlah pilihan untuk menyelesaikan masalah. Andika harus lebih bijak dan jelas, bukan dengan berkelahi seperti tadi." Kepala sekolah meletakkan sebuah permen lagi di atas meja.

"Nah yang terakhir, karakter positif yang telah Andika tunjukkan hari ini harus dipertahankan dan dikembangkan di masa depan. Bapak yakin kamu akan berubah dan akan maju di kemudian hari. Belajar lebih baik Andika, oke?" Sambil tersenyum, beliau menambahkan satu buah permen lagi di meja dan menyodorkan permen-permen tersebut ke arah Andika. "Ambillah hadiah dan kenang-kenangan dari Bapak ini!"

Andika yang awalnya ketakutan akan mendapat hukuman, dan tidak menyangka justru mendapat "penghargaan" dari kepala sekolahnya, mengangguk mantap. "Terima kasih Pak. Saya sangat terkejut. Bapak tidak menghukum saya bahkan memuji dan menghargai saya. Saya berjanji, pasti berubah dan akan lebih rajin belajar untuk masa depan saya sendiri."

Pembaca yang Bijaksana,
Betapa pentingnya nilai budi pekerti ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Kita tahu, mereka kadang melakukan kesalahan tetapi kalau cara kita sekadar keras dengan hanya menghukum tanpa diberi pengertian yang baik, tentu akan melahirkan ketidaksehatan perkembangan mental. Antara lain, bisa menimbulkan sakit hati, dendam, kebencian, depresi, putus asa, dan sifat-sifar negatif lainnya.

Akan tetapi bila kita mampu memberikan pengertian sekaligus menanamkan budi pekerti yang baik, sekalipun ada hukuman, tetap nilainya akan berbeda. Harga diri dan kepercayaan diri anak-anak tetap terjaga dan sangat positif dalam pertumbuhan di kehidupan mereka selanjutnya.
Read More
Monday, 12 March 2012

Farah Butique


Belanja online adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media Internet. Melalui belanja lewat Internet seorang pembeli bisa melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak ia belanjakan melalui web yang dipromosikan oleh penjual.

Kegiatan belanja online ini merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan ke seluruh dunia melalui media notebook, komputer, ataupun handphone yang tersambung dengan layanan akses Internet.

Belanja online adalah salah satu bentuk perdagangan elektronik yang digunakan untuk kegiatan transaksi penjual ke penjual ataupun penjual ke konsumen.

sedikit pembukaan dengan penjelasan singkat, ada cerita menarik dengan saya bersama sahabat. bermula dari iseng untuk membuka lapak secara online dijejaring sosial, akhirnya saya dan tiga sahabat saya (laili, uss, dan aprilia) kesampaian juga mendirikan online shop pada tanggal 25 desember 2011. tidak perlu pesimis dalam memulai suatu bisnis, kita hanya perlu memperbanyak jaringan relasi pembeli dan memulai dengan santai.

Dengan menyediakan barang yang sama dengan yang lain, tapi dengan harga yang sedikit lebih murah kita yakin bisnis ini akan berjalan mulus. dan hasilnya taraaaaaaaaaaaa.... benar, bisnis ini dengan cepat mendapat respon yang baik. penjualan setiap hari hampir terjadi. pembeli datang dari berbagai wilayah jawa dan sumatra. hehehehee... kita beruntung dimudahkan mencari rejeki disini.

Untuk teman-teman yang berdomisili disolo dan sekitarnya silahkan tambahkan pertemanan dengan online shop kita via facebook : farah butique
Read More
Sunday, 11 March 2012

5 Kesalahan Saat Meminta Maaf


Sebagai manusia, Anda pasti pernah melakukan kesalahan, baik pada kerabat maupun pasangan tercinta. Biasanya, setelah menyadari kesalahan yang telah diperbuat, Anda akan meminta maaf. Tetapi, apakah Anda sudah meminta maaf dengan tepat?


Menurut Max Davidson, seorang penulis buku asal Inggris, “Maaf” adalah kata yang paling sulit untuk diucapkan. Namun, ketika diucapkan ada caranya agar si pemberi maaf bisa kembali mempercayai Anda. Untuk itu, Anda perlu menghindari lima ‘dosa’ saat meminta maaf berikut, seperti dikutip dari Telegraph dan Vivanews.


1. Permintaan maaf yang berfungsi sebagai alasan
Jika ingin meminta maaf, katakanlah dengan tulus. Jangan merusaknya dengan menyampaikan alasan demi pembenaran kesalahan yang Anda lakukan. Berkata “Maafkan aku ya sayang”, menurut Davidson 20 kali lebih baik daripada mengatakan, “Maafkan aku ya sayang, karena aku lelah di bawah tekanan dan di luar kendali” atau alasan apapun itu. Simpan alasan Anda, jika memang ditanya.


2. Minta maaf bersyarat
Meminta maaf seharusnya adalah tindakan tulus, seperti pernyataan cinta. Jika Anda mengajukan syarat atau berandai-andai dengan menyisipkan ‘jika’, akan sulit mendapatkan maaf orang lain. Jadi, hindari mengatakan “Maaf jika aku menyakiti kamu” atau sejenisnya. Dengan meminta maafnya seharusnya Anda sudah sadar kalau telah menyakiti orang lain.


3. Air mata
Menangis saat meminta maaf memang terkadang sebuah reaksi alami. Tetapi, air mata seringkali malah membuat orang lain mengira Anda berpura-pura. Sesedih apapun perasaan yang Anda rasakan, minta maaflah dengan tegas dan tulus, buatlah orang percaya dengan ketulusan Anda.

4. Menyalahkan orang lain
Jangan pernah meminta maaf sambil menyalahkan orang lain. Hal itu hanya akan membuat Anda seperti orang bodoh. Dengan menyalahkan orang lain, berarti Anda tidak tulus meminta maaf dan tidak menyadari kesalahan.


5. Tidak tegas
Maaf sangat ambigu, jadi perjelas pemintaan maaf Anda dengan kalimat yang lengkap. “Aku minta maaf atas kesalahan yang dilakukan”, adalah penggambaran permintaan maaf. Sedangkan “Aku minta maaf atas apa yang telah terjadi” adalah gambaran penyesalan.
Read More

3 Panggilan Allah


  • Panggilan pertama adalah Adzan

Adzan adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar ditelinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita Sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita.

Kadang kita terlambat, bahkan tidak Sholat sama sekali karena malas. Allah Swt tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmat Nya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik umatNya itu menjawab panggilan Adzan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti'.

  • Panggilan yang kedua adalah Umrah/Haji

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' . Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. Jalan nya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan terkabul. Ketika kita mengambil niat Haji/Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan 'Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang kedua.

  • Panggilan ketiga adalah KEMATIAN

Panggilan ALLAH SWT yang KAN kita jawab dengan AMAL AMALkita.

Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu ,manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. Jawablah 3 panggilan Allah SWT dengan hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah. InsyaAllah syurga adalah balasanny.

Huraisy
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rhadiallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam bersabda:
"Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang bernama 'Huraisy' berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi. Malaikat Jibril bertanya: 'Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa yang kau cari? Huraisy pun menjawab, 'Aku mau mencari lima orang.' Pertama, orang yang meninggalkan Sholat Kedua, orang yang tidak mau keluarkan zakat. Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid. Kelima, orang yang suka minum arak.' (Durratun Nasihin I, hal. 129)

Segera berbenah, semoga kita termasuk hamba allah yang beruntung :)
Read More
Friday, 9 March 2012

10 Pria Paling Dicari


Referensi untuk para pembaca yang sudah ingin berumah tangga, ada 10 kriteria pria most wanted. pria yang paling banyak dicari dan laris manis dipasaran sana. memang tidak ada sesuatu yang sempurna, tapi ini akan sedikit memberi pertimbangan penting dalam memilih seorang pria...

1. Taat beragama
Agama adalah salah satu pegangan hidup untuk kita manusia. Taat kepada agama juga menunjukan kalau pria akan mempunyai tangung jawab yang besar, karena pria akan selalu menjadi imam dikeluarga kecil. pria seperti ini akan mempunyai kesadaran tinggi untuk mencukupi dan memenuhi apa yang wanita inginkan, tidak main belakang, memberi pemahaman tentang agama dan berusaha memberi yang terbaik.

2. Komunikatif
Menurut hasil riset, wanita memerlukan lebih banyak waktu untuk bicara dan diajak bicara dibandingkan dengan pria. wanita menyukai pria yang komunikatif dan selalu punya bahan pembicaraan yang menarik. pria yang humoris tentu saja punya nilai plus di mata wanita.

3. Perhatian
wanita menyukai pria yang penuh perhatian. Perhatian yang wajar dan tulus bisa membuat wanita merasa dihargai dan disayangi. Bila disampaikan pada saat yang tepat, perhatian yang kecil pun bisa meninggalkan kesan yan manis dan tak terlupakan.

4. Pengertian
pria yang penuh pengertian tidak suka memberi ceramah panjang lebar, memasang wajah cemberut atau marah besar untuk mengubah kebiasaan buruk kekasihnya. Ia selalu siap memanfaatkan kesalahannya, berusaha mentolerir kelemahannya, berupaya memenuhi keinginannya, mencoba melihat dari sudut pandangnya, dsb.

5. Tegas
wanita memerlukan seorang pendamping yang bisa bersikap tegas dan bisa mengambil keputusan. Misalnya, ketika bingung untuk memilih, cewek memerlukan Kamu untuk membantunya mengambil keputusan. Laki-laki yang plin-plan, ragu-ragu dan susah memgambil keputusan biasanya kurang dihargai.

6. Tegar
wanita mengagumi pria yang bersikap tegar dan berjiwa besar. Ketegaran tidak tampak ketika segala sesuatu berjalan lancar. Justru ia diuji ketika ada masalah, ketika hubungan terancam putus, ketika ujian gagal, ketika terjadi PHK, dsb. pria yang mudah menyerah, putus asa dan frustasi tidak menarik bagi seorang wanita. Bagaimana mungkin aku akan berlindung pada seorang bayi yang rapuh!

7. Menghormati Wanita
wanita akan menghormati pria yang menghormatinya. Kapan wanita merasa dihormati? Ketika dia dibukakan pintu dan dipersilahkan masuk duluan, ketika beban yang diangkatnya diambil alih, ketika dia tidak dibiarkan menunggu terlalu lama, ketika dia dipuji di depan orang lain, ketika hasil karyanya dihargai, dsb.

8. Melindungi wanita
Meskipun suka dilindungi, namun wanita tidak menyukai perlindungan yang over dan kaku. wanita tidak merasa dilindungi bila kemana-mana selalu dikawal, diawasi atau dimonitor meskipun dengan dalih demi keselamatanmu. wanita juga tida suka terlalu diatur dan dilarang meskipun dengan alasan demi kebaikanmu. wanita menghargai perlindungan yang lembut. Misalnya, berjalan atau menyeberang pada posisi aman, ditemani ketika dia merasa ketakutan, diantar ke dokter ketika dia sakit, didampingi ketika dia naik jet coster, dsb.

9. Menghargai wanita
wanita ingin dihargai dan diperlakukan oleh kekasihnya. Dia tidak suka mendampingi pria yang berkesan tidak terlalu menghargainya. Kapan dia merasa dihargai? Ketika dari luar kota Kamu meneleponnya dan bilang Aku merindukanmu, ketika Kamu meminta pendapatnya, ketika Kamu tidak menyembunyikan seseuatu dengan alasan itu urusan laki-laku, dsb.

10. Simpatik dan romantis
pria yang simpatik tidak hanya bersikap baik kepada kekasihnya, tapi juga kepada keluarga kekasihnya, kepada teman-temannya dan kepada orang lain. Dengan demikian dia membuktikan bahwa kebaikannya bukan sandiwara, tapi benar-benar kebiasaan dan sifatnya. pria yang romantis biasanya bersikap manis, memperlakukan kekasihnya dengan lembut, memanggilnya dengan sebutan yang romantis, memberi bunga pada hari-hari spesial, dsb. Meski tidak setampan Tom Cruise, Brad Pitt dan selembut Richard Gere, setiap pria perlu belajar untuk bersikap romantis. Mengapa? Karena pria yang romantis adalah pria idaman cewek.
Read More
Tuesday, 6 March 2012

Kesederhanaan


Nafsu manusia kadang seperti air. Tak pernah henti untuk selalu mengalir. Selama masih ada celah, di situlah air mengalir. Bedanya dengan air yang mengalir ke tempat lebih rendah, nafsu terus mengalir ke arah sebaliknya.

Manusia bisa dibilang makhluk yang jarang cepat puas. Selalu saja ujung dari sebuah pencarian lagi-lagi bertemu pada satu titik: kurang. Keadaan itu persis seperti orang yang selalu mendongak ke atas. Dan lengah menatap ke bawah.

Itulah kenapa orang tanpa sadar kehilangan daya peka. Kepekaannya dengan lingkungan sekitar menjadi tumpul. Bahkan mungkin, di tengah hiruk pikuknya mengejar yang atas, tanpa terasa kalau yang di bawah terinjak-injak. Jadi, pisau kepekaan bukan sekadar tumpul, bahkan berkarat sama sekali.

Orang menjadi tidak mampu menyelami apa yang terjadi di sekelilingnya. Sulit merasakan kalau di saat kita terlelap dalam keadaan kenyang, sejumlah tetangga terus terjaga karena menahan perut yang lapar. Sulit menangkap keinginan anak-anak tetangga untuk tetap bersekolah, ketika sebagian kita tengah sibuk mencari sekolah top buat anak-anak, berapa pun mahalnya.

Ketidakpekaan itu akhirnya menggiring diri untuk tampil tak peduli. Kesederhanaan menjadi barang langka. Ada semangat tampil serba wah. Ada bahasa yang sedang diungkapkan, “Saya memang beda dengan kalian!”

Ketika terjadi proses melengkapi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan mungkin hal-hal lain seperti alat komunikasi; ada pergeseran yang nyaris tanpa terasa. Sebuah pergerseran dari nilai fungsi kepada nilai gengsi.

Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok itu tidak lagi menimbang sekadar fungsi, tapi lebih kepada gengsi. Ada sesuatu yang sedang dikejar dari proses pemenuhan itu: trend dan gengsi. Biasanya, nilai gengsi jauh lebih mahal dari nilai fungsi. Bahkan, bisa berkali-kali lipat.

Di sisi lain, ada semacam ketergantungan dengan penampilan mode yang tentu saja datang dari negeri pedagang budaya. Mereka begitu pintar mengemas barang dagangan dalam bentuk yang sangat menarik. Halus, tanpa kesan menggurui. Kemasan bisa melalui film, berita mode dan sebagainya. Tanpa sadar, orang sedang terhipnotis dalam cengkeraman para pedagang budaya. Repotnya, ketika pedagang budaya sebagian besar menuhankan hidup materialistis. Semua tanpa sadar menuhankan gengsi.

Mungkinkah perilaku konsumsi seperti itu hinggap dalam diri umat Islam? Masalahnya memang bukan sekadar muslim atau bukan. Tapi sejauhmana umat Islam memahami nilai budaya Islam. Dan membumikannya dalam kenyataan hidup sehari-hari.

Mereka yang tidak paham dengan Islam biasanya memang tidak peduli dengan urusan orang lain. Walaupun itu satu keyakinan. Tidak ada ajaran yang menyentuh hati mereka untuk mau memperhatikan nasib saudaranya. Hidup bagi mereka adalah diri mereka sendiri. Tidak ada hubungannya dengan orang lain.

Sementara Islam, sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan. Bahkan nilainya bisa sama dengan keimanan kepada Allah dan hari akhir. Rasulullah saw. bersabda, “Tidak beriman seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)

Selain tumpulnya kepekaan dan kungkungan trend budaya orang lain, ada sebab lain yang membuat orang jauh dari sederhana. Itulah imperiority, atau merasa rendah di hadapan orang lain. Rasa rendah diri itu memompa segala daya yang dimiliki untuk tampil melebihi orang yang dianggap lebih. Paling tidak, ada kepuasan diri jika tampilan bisa dianggap lebih.

Penyakit seperti itu biasa hinggap di negeri-negeri jajahan. Mereka biasa hidup susah. Sementara para penjajah hidup mewah. Ketika kesempatan hidup mewah terbuka lebar, sifat rendah diri berubah menjadi jiwa eksploitasi. Apa pun yang bisa diraih, diambil sebanyak-banyaknya demi kepuasan tampil lebih.

Hal itulah yang diwaspadai Khalifah Umar bin Khaththab ketika mencermati para gubernurnya. Ia khawatir, di saat kesempatan terbuka lebar, para gubernur hilang kesadaran. Umar pernah menghukum Amru bin Ash, sang gubernur Mesir kala itu yang berbuat semena-mena terhadap seorang rakyatnya yang miskin.

Seorang gubernur yang bertugas di Hamash, Abdullah bin Qathin pernah dilucuti pakaiannya oleh Umar. Sang khalifah menyuruh menggantinya dengan baju gembala. Bukan itu saja, si gubernur diminta menjadi penggembala domba sebenarnya untuk beberapa saat. Hal itu dilakukan Umar karena sang gubernur membangun rumah mewah buat dirinya. “Aku tidak pernah menyuruhmu membangun rumah mewah!” ucap Umar begitu tegas.

Teladan lain pernah diperlihatkan sahabat Rasul yang bernama Mush’ab bin Umair. Pemuda kaya ini tiba-tiba berubah drastis ketika memeluk Islam. Ia yang dulu selalu tampil trendi, serba mewah, menjadi pemuda sederhana yang hampir seratus persen berbeda dengan sebelumnya. Bahkan Mush’ab rela meninggalkan segala kekayaannya demi menunaikan dakwah di Madinah.

Ada yang menarik dari seorang mantan duta besar Jerman untuk Al-Jazair. Beliau bernama Wilfred Hoffman. Setiapkali mengunjungi pesta kalangan diplomat atau pejabat negara, isterinya selalu menjadi pusat perhatian.

Pasalnya, di acara-acara bergengsi seperti itu, isterinya tidak pernah mengenakan busana dan perhiasan mewah. Sebuah kenyataan di luar kelaziman buat kalangan petinggi negara seperti Jerman. Bagaimana mungkin seorang duta besar negara kaya bisa tampil ala kadarnya. Padahal, para pejabat dari negara miskin saja bisa tampil gemerlap. Ada apa?

Ternyata, Hoffman dan isterinya memang sengaja seperti itu. Ia lebih memilih hidup sederhana, ketimbang tampil mewah. Justru, dengan tampilan seperti itulah, Hoffman dan isterinya lebih dianggap daripada dubes dan pejabat lain yang hadir.

Meraih segala kemampuan materi memang sulit. Tapi lebih sulit lagi mengendalikannya menjadi tampilan sederhana. Karena nafsu memang tidak pernah berhenti mengalir ke segala arah.
Read More

Sebuah Proses Hidup


Kadang kita bertanya dalam hati dan menyalahkan Tuhan, "apa yg telah saya lakukan sampai saya harus mengalami ini semua ?" atau "kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada saya ?" Here is a wonderful explanation...

Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota. Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata, "Tentu saja, I love your cake."

"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan."Yaiks," ujar anaknya. "Bagaimana dgn telur mentah ?" "You're kidding me, Mom." "Mau coba tepung terigu atau baking soda ?" "Mom, semua itu menjijikkan!!."

Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak."

Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dengan rancanganNya, segala sesuatunya kan menjadi sempurna tepat pada waktunya.

Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita. Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.
Read More

Apa Jawabanmu ??


Alkisah, disebuah rumah sederhana, seorang ibu memiliki dua orang anak perempuan, keduanya cantik dan pintar. Suatu hari setelah makan malam sang ibunda berbincang kepada kedua anak gadisnya itu. “Anak-anak bunda yang cantik, ini bunda berikan pertanyaan dalam secarik kertas, tolong tulis jawabannya sesuai dengan isi hatimu ya nak".

Apa jawabanmu???

Ibu itu memberikan dua lembar kertas dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaannya seperti ini :

Duhai anakku yang cantik,

Siapakah orang yang paling kau teladani?
Siapa yang paling kau benci?
Siapa yang paling kau sukai?
Siapa yang ingin kau contoh dan kau ingin menjadi dirinya di dunia ini?
Pertanyaan terakhir, Apa cita-citamu anakku?

Melihat pertanyaan sang ibunda masing-masing gadis itu menjawab penuh semangat di tempatnya masing-masing dan tak berapa lama kertas itu mereka kembalikan ke tangan sang ibunda.

Awalnya sang ibunda membaca kertas yang diberikan anak bungsunya yang berumur 18 tahun, isinya begini:

"Orang yang paling aku teladani adalah Obama, karena dia hebat bisa meminpin negara adikuasa dan menjadi presiden Amerika. Aku mau meneladani perjuangannya sehingga bisa hebat seperti dia.
Orang yang paling aku benci ya Krisdayanti karena cerai sama Anang.
Kalau orang yang paling aku sukai adalah Beyonce dan Shakira, karena suaranya dan bodynya bagus, apalagi kalau nari.. waw… aku paling suka deh..
Ehm.. jawaban yang ke empat aku belum tahu siapa bunda… nanti deh aku jawab… ok?????
dan jawaban tentang Cita-citaku adalah aku ingin menjadi orang kaya raya. :)"

Membaca jawabban si bungsu sang ibunda hanya tersenyum tipis dan mengelus kepala anaknya.

Selanjutnya sang ibunda membaca kertas yang kedua dari putri sulungnya yang berusia 19 tahun, isinya begini :

"Bundaku tersayang, orang yang paling aku teladani didunia ini ada dua, yang pertama adalah Nabi Muhammad SAW, beliau adalah tauladan seluruh umat, kekasih yang diidam-idamkan, Allah saja sangat mencintainya apalagi aku… aku sangat mencintainya dan segala akhlak terpuji yang dimilikinya, beliaulah suri tauladanku bunda. Yang kedua adalah dirimu bunda, karena kau begitu hebat dalam semua sisi, ibu yang baik bagi kami, istri yang baik bagi suamimu dan anak yang baik bagi orang tuamu.

Bunda, orang yang paling aku benci adalah orang-orang yang merusak kedamaian dunia, penguasa yang zalim, orang-orang yang menyiksa anak kecil, orang yang menzalimi kaum papa, orang yang mengacuhkan anak yatim, orang yang menghina orang miskin, anak yang durhaka kepada kedua orang tua, dan suami yang menzalimi anak istri.

Bunda, orang yang paling aku sukai adalah orang yang baik akhlaknya, luhur budinya, halus perkataannya dan orang itu adalah dirimu.

Bunda, orang yang ingin aku contoh dan aku ingin menjadi dirinya ada tiga, yang pertama adalah Fatimah Az Zahra (Putri Rasulullah), beliau adalah wanita yang sangat dicintai Rasulullah karena akhlak dan pribadinya sangat mulia bahkan Muhammad pernah bersabda: "Fatimah as adalah belahan jiwaku. Dia adalah malaikat berwajah manusia. Setiap kali aku merindukan aroma surga, aku pun mencium putriku, Fatimah." dan aku ingin seperti dirinya. Yang kedua adalah Asiyah (istri firaun), beliau adalah sosok wanita yang lemah lembut dan berbudi pekerti yang luhur. Dalam dirinya terpancar kebaikan, teguh pendirian dan keimanannya. Keteguhan iman dan kesabarannya melalui sekian cobaan berat dalam kehidupan dunia meninggalkan ibrah yang akan terus di kenang dan diikuti oleh wanita-wanita muslimah di sepanjang zaman. Maka apakah yang lebih pantas didapatkan oleh wanita mulia seperti Asiyah melainkan Syurga yang tiada bandingannya. Aku sangat ingin menjadi dirinya. Dan yang ketiga adalah Aisyah (istri Muhammad SAW). beliau tak hanya cantik lahirnya, sopan tutur katanya, dan lembut perilakunya, tetapi juga dikenal sebagai wanita yang cerdas. Aku juga ingin seperti dirinya bunda.

Dan cita-citaku adalah menjadi anak yang berbakti kepada orang tuaku, menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak-anakku kelak dan menjadi orang yang berguna bagi kebaikan bangsa, negara dan umat."

Sang ibunda terharu membaca jawaban anak sulungnya, diciumnya pipi anaknya dan ditunjukkannya kertas itu kepada si bungsu. Ketika sang adik membaca tulisan sang kakak, air matanya menetes, lalu ia berkata. “Bunda, aku malu sekali sama kalian, aku juga malu dengan jawaban-jawabanku tadi, sekarang aku sudah tau jawaban dari pertanyaanmu yang keempat tadi, aku ingin sekali seperti kakakku, dialah orang yang ingin aku contoh karena sangat bijaksana dalam segala hal..."

Sahabat-sahabatku yang baik, jika pertanyaan yang sama ditujukan kepada kita kira-kira seperti apakah jawaban kita?????
Read More
Monday, 5 March 2012

Malaikat Singgah Di Kamarku


Ketika shalat Ashar, aku repot menimbang buku tuntunan shalat di satu tangan, sementara tangan yang lain memperbaiki letak kerudungku yang melorot, sambil mulutku terus komat-kamit mencoba menyuarakan doa-doa dalam bahasa Arab, tiba-tiba saja kamarku yang temaram berubah menjadi terang benderang. Aku terkesima dan takjub. Segera aku telepon sahabat Muslimahku dari Irlandia, dan dengan spontan aku berteriak, “Baru saja ada malaikat-malaikat masuk ke kamarku.” Saat itulah aku mantap menjadi muslim.

Subhanallah, Allah menunjukkan betapa manisnya cahaya yang didapatnya setelah melalui usaha yang cukup keras. Tidak mudah, tapi akhirnya Allah menunjukkan rasa kasih sayangnya terhadap seorang hamba. Allah menghendaki sinar terang hatinya setelah sekian lama dinantikan. Betapa ini adalah anugerah kebahagiaan yang tak terlupakan. Cahaya hangat itu akhirnya merasuk hingga terasa dalam aliran darah.

Old Vic Theatre School di Bristol, Inggris, merupakan sebuah tempat yang sangat penting bagi hidup Rafiqa Basel. Pertama, tempat itu mempertemukan dirinya dengan keramahan kaum muslimin, padahal bertahun-tahun pencitraan buruk tentang mereka mengendap di kepalanya. Kedua, di tempat itu pulalah dia melakukan sebuah keputusan besar, menjadi muslimah.

Ayahnya meninggalkan tanah kelahirannya di Jerman saat masih kecil, sementara ibunya meninggalkan Inggris di usia 20-an. Mereka bertemu dan menikah di Afrika Selatan, tempat Rafiqa Basel lahir dan tumbuh.

Pada tahun 1987, Rafiqa Basel datang ke Old Vic Theatre School di Bristol. Sebuah kota dan kabupaten (county) di Inggris serta salah satu dari dua pusat administratif Inggris Barat Daya. Bristol adalah kota terpadat ke-8 di Inggris dan ke-11 di Britania Raya. Dulunya merupakan kota terbesar Inggris ke-2 setelah London, sampai pertumbuhan pesat Liverpool, Manchester dan Birmingham, pada 1780-an.

Rafiqa Basel mempelajari desain, sebelum kemudian bekerja di Mercury Theatre di Colchester. “Kehidupan berteater memang menggairahkan, tapi tanpa aturan-aturan moral sama sekali. Aku seakan hanyut tenggelam dan diombang-ambing kesana kemari. Aku sadari bahwa teater bukanlah lingkungan yang membuatku merasa nyaman. Kegelisahan itu kini kusadari merupakan tanda pencarianku akan sebuah sistem nilai alternatif, yang lebih terkait dengan spiritualitasku.” Tulis Rafiqa dalam surat kepada temannya Aisya.

Pada 1996 dia memutuskan untuk mengambil basic course bidang kesusastraan di London. Saat itulah dirinya mulai banyak bergaul akrab dengan sejumlah Muslim dari Aljazair dan Moroko, dan menyadari bahwa ada sesuatu dalam diri mereka yang tak dimilikinya. Rafiqa betah sekali menghabiskan waktu bersama mereka, menyiapkan makanan lalu mengobrol panjang lebar.

“Pada saat ini pulalah aku merasakan ketertarikan yang sangat kuat akan Islam. Kuputuskan untuk mulai belajar dan membaca sebanyak mungkin. Aku terlalu takut untuk mencoba masuk ke dalam masjid atau mengenakan kerudung, karena itu kucari buku-buku tentang Islam. Aku juga beruntung dapat berkenalan dengan seorang Muslimah dari Irlandia yang sudah 15 tahun lamanya memeluk Islam.”

Inilah pertama kalinya aku bertemu dengan seorang Muslim. Setelah bertemu dengan beberapa orang Muslim lain, lambat laun aku menyadari betapa aku tidak mengenal Islam dan umatnya. Banyak hal yang kuketahui tentang Islam saat aku remaja ternyata keliru, tetapi aku memang tak tahu-menahu soal Islam. Aku menjadi ingin mengenal agama tersebut karena sikap baik kaum Muslim yang menarik hatiku; demikian pula ketulusan dan shalat kaum Muslim. Gagasan tentang sebuah agama yang membimbing kita dalam setiap aspek kehidupan memang merupakan sesuatu yang tengah kucari.

Tak akan pernah kulupakan pembicaraan dengannya lewat telepon pada suatu hari di tahun 1998. Kami tengah membuat janji untuk bertemu. “Jangan terkejut kalau nanti kita ketemu ya, karena saya pakai jilbaab, baju panjang,” ujarnya. Aku takut sekali sebenarnya, tapi kupaksakan diriku untuk terus datang. Nyatanya, dengan ramahnya ia mengajakku masuk ke rumahnya, yang kuingat terasa penuh ketenteraman dan kedamaian. Aku ingat ketika itu pikiran yang terlintas di benakku adalah. “Ya, inilah sesuatu yang ingin kukenal lebih banyak.”

Pada Ramadhan di bulan Desember 1998 itu, aku merasa bahwa aku semakin dekat dengan suatu keputusan terpenting dalam hidupku. Tetapi aku juga sadar bahwa memeluk Islam ibaratnya one-way ticket. Aku tidak bisa main-main. Karena itulah kuputuskan untuk berpuasa sebulan penuh lamanya dan membeli sebuah buku kecil, tuntunan shalat. Beberapa kenalanku bersikap skeptis, dan memberitahuku bahwa karena aku bukan Muslim maka semua puasa dan shalatku tidak akan diterima.

Aku terus membaca, sampai dua bulan kemudian sahabatku mengajak pergi ke masjid. Sungguh saat yang sangat mendebarkan hati, namun juga ditandai keyakinan yang berbisik dalam hatiku. “Ya, aku akan baik-baik saja.” Berdesak-desak kami masuk ke ruang kerja Imam di Masjid Regent’s Park, London, untuk mendengarkan penjelasannya. Di hadapan sejumlah sisters, aku menangis. Pada hari itu, di bulan Mei 1999, aku mengucapkan syahadat. Aku kini seorang Muslimah.

Keyakinanku sudah begitu kuat hingga aku terus dengan niatku dan berpuasa sebulan penuh. Di pertengahan Ramadhan itu aku juga mencoba shalat lima waktu sehari. Kugelar sajadah dan kuteteskan air mata bahagia serta syukurku. Nafas yang begitu berat terasa ringan dengan iringan dzikir dan tasbih yang keluar dari mulutku. Aku telah menemukan hidupku yang sesungguhnya.

Namun itu pulalah yang menandai dimulainya sebuah perjalanan yang sungguh tidak mudah. Ini juga yang, belakangan kuketahui, dialami banyak sekali mualaf. Segala sesuatu terasa luar biasa saat kita berjalan menuju Islam, namun begitu kita bersyahadat, mulailah ujian-ujian berat menghadang. Keajaiban yang indah yang kutemukan sebelumnya kini terasa jauh dan tak teraba, dan aku tak tahu bagaimana harus mempertahankannya, padahal aku juga tahu bahwa keragu-raguan yang kini timbul di benakku dapat berarti dosa.

Pada saat itu aku belum mengenakan kerudung, dan meskipun aku sadar bahwa itu suatu hal yang harus kulakukan, aku mesti berhadapan dengan tekanan begitu besar agar segera mulai memakainya. Maka aku mulai berkerudung saat belajar mengaji. Nyatanya, perlahan-lahan aku mulai terbiasa. Meski pekerjaan memaksaku bertemu dengan banyak klien, atau tetap dapat berhijab karena itu adalah hakku sebagai Muslim di Inggris.
Aku pun tak menghadapi masalah dalam menyelesaikan banyak pekerjaan akibat pilihanku untuk mengenakan jilbab. Secara umum, aku tidak didiskriminasikan di kampus, meski harus menatap muka dan bersikap formal terhadap rekan sekerja. Menurutku, kebanyakan orang menghargai apa yang aku yakini. Hanya keluargaku saja yang menghadapi persoalan berat, sebab aku adalah anak mereka. Dan pria tak habis pikir mengapa aku menolak untuk menjabat tangan mereka.

Islam benar-benar telah mengubahku. Kini, aku tak ragu lagi terhadap tujuan hidup di dunia ini dan bahwa aku tengah menempuh jalan yang lurus. Sebelumnya aku sungguh-sungguh tak pernah tahu, dan kini aku merasa tenteram bersama Islam. Kehendak Tuhan sangatlah berarti bagiku dan aku memiliki keyakinan tentang dari mana asalku.
Islam juga memperbaiki hidupku sebagai seorang perempuan. Sebab, akhirnya aku tahu bahwa kaum pria Muslim yang shalih jauh lebih menghargai kaum perempuan dibandingkan dengan kebiasaan yang ada di kalangan masyarakat Barat, tempat aku dibesarkan. Aku merasa istimewa menjadi seorang perempuan. Sebelumnya aku merasa kurang bersyukur menjadi seorang perempuan karena menurutku hidupku akan lebih mudah seandainya aku menjadi seorang lelaki. Sebab, sebagai seorang perempuan aku dulu benar-benar dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk bekerja sepenuh waktu; merawat rumah tangga, memasak, mencuci, dan merasa tak pernah cocok dengan semua peran itu. Sebagai Muslimah, aku merasa lebih bebas untuk memperhatikan diri, memilih jalan yang benar-benar selaras dengan sifatku, membuat orang lain menerima hal itu, dan merasa tak ada masalah menjadi seorang perempuan – seperti pulang ke rumah. Memeluk agama Islam serasa pulang ke rumah.

Di tempatku kuliah saat ini, di Central Saint Martins, London. Selama empat tahun ini hanya ada satu Muslimah lain yang berhijab. Tetapi orang-orang di sini memperlakukanku dengan hormat dan menghargai prinsip-prinsip yang mempengaruhi hasil karya seniku. Dalam Islam, bekerja adalah ibadah, dan seni hanya diciptakan untuk menyembah Allah.

Sampai kini keluargaku masih tinggal di Afrika Selatan, namun kami secara teratur bersilaturahim. Aku juga baru mengetahui bahwa karena proses keislamanku demikian perlahan dan bertahap, keluargaku sudah lama menyadari perubahan ini. Malahan, ayah ibuku mengunjungi seorang pendeta dan menanyakan tentang “agama Islam yang terus menerus dibicarakan anak kami.” Si pendeta menjawab, “Tidak usah cemas. Itu bukan semacam agama aneh… anakmu tidak akan terkena bahaya (karena memeluk Islam).” Sekarang ini aku dapat dengan bebas mendiskusikan Islam dengan anggota-anggota keluargaku.

Aku menemukan Islam karena melihat pancaran kasih sayang pada diri sejumlah muslim yang kutemui, maka inilah pula jalan dakwah yang kupilih—mengajak orang kepada Islam dengan kasih sayang. Insya Allah. Keluarga dan teman-temanku sudah melihat sendiri bahwa aku telah menemukan kedamaian, dan kalau aku bisa menunjukkan hal ini kepada mereka, maka aku yakin mereka pun akan mencari pengetahuan dan jalan mereka menuju Islam.
Read More

Allah Maha Kuasa


Percayalah walaupun kita punya gaji 10 juta, tidak sulit bagi Allah sehingga kita punya kebutuhan 12 juta. Kita punya gaji 15 juta, tapi apa artinya jika Allah memberi penyakit seharga 16 juta, sudah tekor itu. jangan ukur kekayaan dari harta atau gaji karena Allah yang maha kuasa.

Tak masalah jabatan kita kecil dalam pandangan manusia, tapi besar dalam pandangan Allah karena kita dapat mempertanggungjawabkannya. Tidak apa-apa kita tidak mendapatkan pujian, penghormatan dari makhluk, tapi mendapat penghormatan yang besar dari Allah SWT. TIADA keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa memang Allah-lah yang menguasai segala-galanya, mutlak, tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.

Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, "Faalhamaha fujuraha wataqwaaha". "Dan sudah diilhamkan di hati manusia untuk memilih mana kebaikan dan mana keburukan". Potensi baik dan potensi buruk telah diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salahkan siapapun andaikata kita termasuk berkelakuan buruk dan terpuruk, kecuali dirinyalah yang memilih menjadi buruk, naudzubillah.

Bagi orang yang beriman masih beruntung karena dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah. Tetapi bagi mereka yang kafir dan munafiq, sungguh akhirat adalah tempat yang tak pernah mereka harapkan. Sebab di akhirat mereka tak henti-henti minta ampun dan menyesal sejadi-jadinya karena gagal mengisi waktu di dunia dengan menunaikan amal-amal sholeh.

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.(QS. 63: 10-11)
Read More

Tamak?? Lihat Rasul Kita


1 ) Hadist riwayat Amru bin Auf ra, ia berkata: Rasulullah bersabda: Aku tahu kalian telah mendengar bahwa Abu Ubaidah telah tiba dari Bahrain dengan membawa harta upeti. Mereka berkata: Benar, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Bergembiralah dan berharaplah agar mendapatkan sesuatu yang menyenangkan kamu sekalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka. (Shahih Muslim No.5261)

2 ) Hadis riwayat Aisyah ra, ia berkata: Sejak berpindah ke Madinah, keluarga Muhammad tidak pernah merasa kenyang karena makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai beliau wafat. (Shahih Muslim No.5274)

3 ) Hadis riwayat Aisyah ra, ia berkata: Kami, keluarga Muhammad sering hidup selama satu bulan tidak menyalakan api (memasak), karena makananannya hanya kurma dan air. (Shahih Muslim No.5280)

4 ) Hadis riwayat Aisyah ra, ia berkata: Ketika Rasulullah wafat, di lemariku tidak ada sesuatu yang dapat dimakan manusia, kecuali setengah roti gandum yang berada dalam sebuah lemari milikku lalu aku memakan sebagian untuk beberapa lama, kemudian aku timbang ternyata telah habis. (Shahih Muslim No.5281)

5 ) Hadis riwayat Aisyah ra, ia berkata: Rasulullah wafat ketika orang-orang sudah kenyang memakan kurma dan air. (Shahih Muslim No.5284)

6 ) Hadis riwayat Abu Hurairah ra, ia berkata: Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Dalam riwayat Ibnu Abbad: Demi Tuhan yang jiwa Abu Hurairah berada dalam genggaman-Nya, belum pernah Rasulullah membuat keluarganya kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan roti gandum sampai beliau wafat. (Shahih Muslim No.5286)

Kurma, air, kurma, air, kurma, air..
Rasulullah tidak pernah mengenyangkan dirinya sendiri, kebahagiaan umatnya adalah kebahagiaan yang paling utama. karena rasulullah cinta akan umatnya.

Kita???
makan enak dan bersisa, makan enak dan merasa kurang, makan enak dan dibuang-buang, makan enak dan lupa berbagi, makan enak dan lupa bersyukur. yaaaah, kita lebih mengutamakan kesenangan diri kita sendiri.

Bersyukurlah kita masih bisa menikmati makanan yang luar biasa enak, syukuri apa yang kecil karena dari yang kecil itu kita akan mendapatkan nikmat yang besar.
Read More
 
;