Tak ada seorangpun yang mengetahui berapa sisa umurnya karena hal itu merupakan rahasia Allah. Kematian tak dapat diprediksi dan dihitung-hitung kapan datangnya. Seseorang yang sudah udzur dan berpenyakitan belum tentu meninggal dunia lebih dahulu daripada seorang pemuda yang gagah dan sehat badannya. semua bisa berbalik, semua kemungkinan adalah hal yang mudah terjadi atas kehendak allah. bayi, anak, dewasa dan tua semua mempunyai kemungkinan mati yang sama.
Khalifah Umar bin Khaththab, pernah diingatkan oleh seorang bendaharawan negara tentang umur. Berikut kisahnya...
Suatu ketika anak Umar bin Khaththab sambil menangis memberitahu kepada beliau bahwa teman-teman sekolahnya mengolok-olok karena bajunya penuh dengan tambalan. Ketika Umar bertanya apa yang terjadi, si anak menceriterakan bahwa teman-temannya menghitung-hitung jumlah tambalan di bajunya sambil berkata : ” Lihatlah anak Amirul Mukminin bajunya tambalan sepert ini “.
Mendengar cerita anaknya Umar bin Kaththab merasa iba lalu ditulisnya sepucuk surat kepada bendaharawan negara untuk meminjam uang sebanyak 4 dirham. Sebagai jaminan Umar mempersilahkan bendaharawan memotong gajinya dipotong bulan depan. Membaca surat Umar tersebut bendaharawan negara mengirimkan surat balasan yang berbunyi : ” Wahai Umar, adakah engkau telah dapat memastikan bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan ? Bagaimana jika engkau mati sebelum engkau melunasi hutangmu ? Apa yang engkau perbuat terhadap hutangmu di hadapan Allah ?”. Membaca surat bendaharawan itu Umar bin Kaththab menangis, lalu beliau menasihati anaknya :” Wahai anakku berangkatlah ke sekolah sebagaimana biasa, karena aku tidak dapat memperhitungkan umurku walau sejam lagi “
bukan masalah kita tidak boleh berhutang, bukan juga masalah tentang ketakutan kepada hidup yang berlebihan. kisah ini hanya mengajarkan kepada kita bahwa seseorang yang semakin dekat kepada allah, akan selalu berorientasi kepada kematiannya dari pada berorientasi untuk memperoleh kehormatan didunia. apa yang kita bawa nanti bukanlah pernak-pernik yang megah dari dunia melainkan hanya rentetan amal ibadah kita yang bisa ikut masuk kedalam liang lahat.
bendaharawan tersebut hanya ingin mengingatkan bahwa Semoga kita dapat memanfatkan sisa umur yang ada untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menyiapkan bekal sebaik-sebaiknya sebelum menghadap Allah Azza Wajalla.