Kisah nyata di bawah ini dari seorang mantan Pendeta Muda bernama Paulus F. Tengker sebagai bahan perenungan bagi kita umat Islam.
A. Mengapa saya masuk Islam?
Keterkaitan saya kepada Islam bukan dari buku-buku yg saya baca, karena buku-buku itu tak pernah saya baca dengan sepenuh hati dan sampai tuntas, saya hanya mencari poin-poin tertentu saja. Saya masuk Islam bukan setelah bertemu atau berdiskusi dengan orang Islam, karena saya selalu menganggap dan diajarkan bahwa orang-orang Islam itu sebagai orang-orang yang hina, kotor, bodoh dan terkebelakang. Ajaran Islam dinyatakan sebagai ajaran sesat dan umatnya kalau tidak kita hinakan harus kita insyafkan. Hal-hal inilah yang tertanam dalam benak saya sejak kecil hingga dewasa ini.
Saya masuk Islam justru setelah mengalami suatu mimpi yang luar biasa dan beberapa kejadian keesokan harinya, yang akhirnya merubah jalan hidup saya menuju kebenaran sejati.
B. Bermimpi Yesus VS Isa AS.
Bermula pada malam jum?at tanggal 11 January 2001 yang lalu, saya bermimpi sedang berdo'a di hadapan gambar Yesus di suatu gereja yang megah, lalu datanglah Tuhan Yesus menemui saya dengan senyum-Nya yang agung! Saya bahagia sekali, ini adalah mukjizat bagi saya.
Saya pun memandang Tuhan Yesus dari ujung rambut, sungguh mirip sekali bahkan lebih agung dibandingkan foto dan gambar Tuhan Yesus yang saya miliki. Tetapi sesaat kemudian datang menghampiri kami seorang pria berwajah Arab Palestina mirip Yahudi atau Israel.
Dia berkata: ”Kalian ini siapa?”
Saya menjawab: ”Saya seorang domba yang sedang bertemu Tuhannya!"
Orang Yahudi tersebut bertanya: ”Mana Tuhannya?”
Tuhan Yesus menyela: ”Akulah Tuhan Yesus, Juru Selamat Umat Manusia dan Dunia. Siapa engkau wahai pria asing?”
Pria Yahudi itu berkata: ”Akulah Isa Al Masih, dan Engkau bukanlah diriku!”
Saya menyela: ”Wahai engkau orang Yahudi ataukah Arab, janganlah kamu berbuat begitu dengan Tuhanku!”
Pria Yahudi itu berkata: ”Kalau begitu buktikanlah bahwa kamu adalah Yesus atau Isa as sebenarnya!”
Tuhan yesus berkata: ”Engkau akan kujadikan domba hina karena telah menghina Tuhanmu!”
Lalu Tuhan Yesus memejamkan mata, dan sungguh ajaib dari tangannya keluar mukjizat besar berupa api. Dan dia menyemburkan api tersebut kepada pria Yahudi tersebut. Pikir saya, pria Yahudi itu akan binasa karena telah berani menghina Tuhan Yesus saya.
Namun keajaiban kedua terjadi, ternyata pria Yahudi yang mengaku Isa as itu tidak apa-apa dan malah tersenyum, bahkan kemudian api itu malah menyembur kepada Tuhan Yesus, lalu Tuhan Yesus menjerit kesakitan dan berubah wujudnya.
Kedua telinganya memanjang dan dari mulutnya keluar gigi taring dan dari belakang tubuhnya keluar ekor, wajahnya pun berubah mengerikan. Lalu salah satu tangannya mendadak memegang sebuah tombak seperti garpu...! Tuhan Yesus yang saya lihat dalam mimpi itu berubah menjadi Iblis!!! Yesus yang telah berubah wujud menjadi Iblis itu lari terbirit-birit. Gereja megah tempat saya berdoa tiba-tiba menghilang menjadi gurun tandus.
Saya kaget dan tidak percaya dengan kejadian ini. Kemudian saya bertanya kepada pria Yahudi tersebut. Ia menjawab bahwa Ia adalah Isa Al-Masih, hamba Allah, Rasul Allah yang ke-24.
Saya berkata lagi kepadanya, ”Bukankah engkau sudah mati di kayu salib dan berkorban demi menebus dosa umat manusia ?”
Nabi Isa AS menyatakan kepada saya bahwa bukan seperti itu kejadiannya. Jadi selama ini saya telah terpedaya iblis. Saya berkata lagi, "Jadi iblis tadi itu...? Jadi selama ini...?
Nabi Isa AS kemudian menukas, "Sudahlah... Maukah engkau saya tunjukkan kebenaran Ilahi sejati? Tetapi siapkah engkau berkorban banyak; engkau akan kehilangan pekerjaan, hidup miskin, kehilangan teman dan dibenci banyak orang?"
Saya mengangguk bersedia.
Kemudian pria Yahudi itu mengucapkan salamnya sebagaimana salam orang Islam lalu pergi. Saya terbangun, saya pikir ini hanyalah mimpi. Tetapi kemudian saya merenungi apa makna mimpi itu? Kemudian saya buka-buka buku Islam yang saya miliki. Tiba-tiba saja saya menemukan banyak hal yang belum saya temui. Tapi saya belum yakin benar.
C. Diskusi dengan Ustadz
Ketika hendak pergi ke sekretariat gereja, mendadak mobil saya mogok di depan sebuah masjid. Saya kaget, mengapa mobil saya tiba-tiba mogok di depan masjid? Saat saya tidak mengerti hal itu, tiba-tiba datang seorang pria yang menghardik saya dan meminta dompet dan HP saya. Saya kaget dan takut. Lalu saya berlari ke dalam masjid tersebut. Setelah itu saya tidak tahu apa-apa lagi (Jatuh Pingsan).
Menurut bapak pengurus masjid itu saya baru saja pingsan. Kemudian saya pulang dan tidak jadi ke gereja. Tiga jam kemudian saya balik lagi ke masjid tersebut. Saya lalu ikut pengajian yang dipimpin bapak tua itu. Disaksikan banyak jamaah saya berdiskusi dgn bapak tua itu.
Ternyata diskusi berlanjut hingga seminggu lamanya mengenai Islam dan Kristen. Dari diskusi itu saya baru mengetahui bahwa kitab suci saya telah mengalami perubahan dan revisi. Kemudian saya berdiskusi dengan teman-teman se-gereja, mereka kaget dengan perubahan sikap saya, mereka malah menyatakan saya telah kena guna-guna dan roh jahat dari guru ngaji dan buku-buku islam yang saya miliki. Oleh karena itu mereka kemudian melakukan upacara pengusiran roh jahat dari rumah dinas saya, sikap mereka sangat kontras dengan sikap bapak tua dan jamaahnya.
D. Saya Memeluk Islam
Dengan peristiwa ini, saya yakin bahwa agama saya ini sesat. Dan saya harus segera mengambil keputusan. Akhirnya melalui pertimbangan yang matang dan menimbang segala resikonya, saya mantapkan diri untuk masuk Islam pada tanggl 21 Januari 2001 jam 10.00. saya berikrar mengucapkan dua kalimat syahadat. Saya mengganti nama menjadi Rachmad Hidayat.
Keputusan saya ternyata mendapat pertentangan. Orang tua saya murka dan saya tidak diakui sebagai anak lagi oleh mereka. Semua fasilitas gereja saya kembalikan, tetapi oleh gereja saya dinyatakan sebagai pencuri inventaris dan dilaporkan ke polisi.
Saya kemudian mendapat bimbingan dari Bapak tua yang ternyata adalah seorang ustadz dan ketua masjid. Saya terus belajar Islam. Untuk biaya hidup saya kemudian berusaha kecil-kecilan. Saya bahagia dalam keislaman saya, walau hidup pas-pasan.
Sumber: www.alislahonline.com