Ini riwayat yang menjelaskan tentang diperbolehkannya mengimani Allah Azza Wajalla dengan rasa takut. ya salah satu dari tiga perkara yang harus diketahui oleh seorang muslim. yang pertama adalah kecintaan kepada rabb, kedua adalah mengharap kepada rabb, yang ketiga adalah rasa takut kepada rabb. tiga element ini selalu berkaitan didalam dada seseorang yang beriman.
Suatu hari, Rasulullah menyampaikan berita kepada sahabat tentang adanya malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, berkeliling di muka bumi, untuk mencari orang yang selalu berdzikir, mencari majelis-majelis yang berdzikir. Jika malaikat itu menemukan apa yang dicari, maka dia akan berseru kepada malaikat lainnya, “Kemarilah, inilah hajat kalian!”
Lalu para malaikat itu mengelilingi kaum yang sedang berdzikir tersebut, ikut duduk bersama mereka, dengan membentangkan sayap-sayap mereka sampai ke atas langit dunia. Jika orang-orang yang berdzikir tadi selesai melakukan dzikirnya, para malaikat naik ke langit. Pada saat itu Rabb bertanya kepada malaikat – dan Dia Lebih Mengetahui – :
“Apa yang dikatakan hamba-hamba-Ku?”
“Mereka bertasbih kepada-Mu, bertakbir, bertahmid, dan mengagungkan-Mu” jawab para malaikat.
“Apakah mereka melihat-Ku?” Allah SWT bertanya lagi.
Malaikat: “Tidak, demi Allah, mereka tidak melihat-Mu!”
Allah : “Apa yang mereka minta?”
Malaikat: “Mereka meminta Surga kepada-Mu.”
Allah : “Apakah mereka pernah melihatnya?”
Malaikat: “Tidak wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya!”
Allah : “Lantas bagaimana jika mereka melihatnya?”
Malaikat: “Andaikan mereka melihatnya, niscaya mereka akan lebih sangat mendambakannya, lebih sangat menginginkannya, dan lebih senang kepadanya!”
Allah : “Lalu dari apa mereka meminta perlindungan?”
Malaikat: “Mereka meminta perlindungan dari Neraka.”
Allah : “Apakah mereka pernah melihatnya?”
Malaikat: “Tidak, demi Allah, mereka belum pernah melihatnya.”
Allah : “Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Malaikat: “Seandainya mereka pernah melihatnya, tentu mereka lebih menjauh daripadanya dan lebih takut daripadanya.”
Lalu Allah Azza Wajalla berfirman, “Saksikanlah oleh kalian bahwa Aku telah mengampuni untuk mereka.”
Salah satu dari malaikat pun berkata, “Wahai Rabb, di tengah-tengah mereka ada seseorang yang bukan dari golongan mereka. Orang itu datang untuk suatu kepentingan (bukan untuk berdzikir)!”
Allah menanggapinya, “Mereka itu adalah kelompok orang yang tidak akan celaka, siapa pun yang ikut duduk dengan mereka!”
Maraji’: Hadits Riwayat Bukhari – Muslim. Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah.