Aku pernah merasa sangat lelah dan susah hati
Sampai susah aku ungkapkannya pun pada diriku sendiri
Rasanya hidup dan intrik-intriknya tak juga mau kompromi
Aku sendirian, sampai air mataku jatuh basahi pipi
Aku pernah merasa sangatlah bodoh
Umbar kata dan ide tapi tak jelas berwajah
Lalu aku merenung dan lantas berikan diriku khotbah
Bahwa aku harusnya diam saja dan jadikan ego-ku kalah
Aku pernah marah dan geram
Pada makhluk Tuhan lain yang sepertinya tak berperasaan
Lalu aku caci dalam hati mereka yang enggan
Berempati pada rasa dan pikir orang lain
Aku pernah sedih dan kecewa
Pada suasana yang kejam, buat lembaran ku jadi biru merona
Setelah itu aku tertawa
Pada kerdilnya aku yang kurang berkelana
Aku pernah merasa tak punya lagi harapan
Sampai aku merasa tak ada guna lagi memohon
Kemudian aku titipkan diriku pada kenyataan
Bahwa bahagia tak berbentuk dan berukuran
Aku pernah benar-benar menyesal
Sampai aku malu kenapa aku sampai begitu bebal
Dan terperangkap pada dunia hayal
Kemudian berikrar untuk tidak lagi terjungkal..
Aku pernah sangat tidak sabar
Marah pada irama hidup yang kadang hingar bingar
Lalu aku pandangi matahari yang bersinar
Katakan pada diriku sendiri, aku tidak boleh pudar
Aku pernah berteriak keras
Sampai semut di tembok kaget jadi jalan bergegas
Lalu aku punguti lagi benda yang aku hempas
Ku simpan lagi di atas benda dekat vas
Aku, itu lah aku..
Ya dengan segala keterbatasanku
Aku ucapkan selamat pada diriku
Karena aku sadar akan keterbatasanku..
Itulah aku..
Dengan segala nikmat Tuhan yang menghujaniku
Aku harusnya terus bersyukur
Karena masih ada orang yang memberi cintanya untukku
Karena masih diberikan orang yang mau mengertikan diriku
Dia, kekasihku yang mau terima aku dengan segala keterbatasanku
Dia, sebuah alasan mengapa aku ada.. Di Duniaku.
*jleb-jleb-jleb *romantissekali *meleleh