Saturday, 29 October 2011

7 Golongan yang dinaungi Allah


“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari, Hadits no 620)

Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Pemimpin yang adil. Pemimpin di sini bisa saja presiden, gubernur, bupati, camat, lurah atau kepala rumah tangga (suami). Karena setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai Allah swt. pertanggungjawabannya kelak. Untuk itu, seorang pemimpin harus bertindak adil sehingga semua orang yang dipimpinya bisa merasakan pelayanan yang maksimal dan penegakan ketentuan yang benar.

Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan (ibadah). Masa muda adalah masa di mana syahwat sedang memuncak sehingga tidak jarang banyak pemuda terjerumus dalam kemaksiatan. Pemuda yang mampu mengisi hari-harinya dengan ibadah adalah yang terselamatkan di hari kiamat. Sebagaimana kisah Ashabul Kahfi (Para pemuda Kahfi) yang menghindari kezaliman penguasa untuk menyelamatkan aqidah mereka.

Seorang yang hatinya terikat dengan masjid. Orang yang tidak akan melewatkan setiap kesempatan untuk memakmurkan masjid dengan ibadah dan amal-amal sholeh, terutama sholat fardhu berjama’ah. Hatinya selalu ‘risau’ bila jauh dari masjid, dan merasa sedih bila tak bisa mendatanginya di waktu-waktu sholat berjama’ah dan ketika majelis dzikir diadakan.

Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena Allah. Tingkatan hubungan keimanan tertinggi adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. Bila dua orang saling mencintai karena masing-masing selalu menjaga kecintaannya pada Allah, bertemu dalam kerangka mengingat Allah dan berpisah dengan tetap dalam dzkir pada Allah maka keduanya akan selamat di hari kiamat.

Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang perempuan kaya dan cantik tetapi ia menolak dan berkata “Aku takut pada Allah”. Sebagaimana kisah nabi Yusuf as. yang digoda oleh Zulaikha, keduanya saling cenderung sehingga jika bukan karena tanda dari Allah maka keduanya akan bermaksiat sehingga Yusuf berkata: “Ya Allah, lebih baik hamba dipenjara daripada harus bermaksiat kepadamu”. Sesuatu yang saat ini mungkin sangat jarang ditemui.

Seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri tidak tau apa yang diberikan oleh tangan kanan. Amal yang disertai dengan keikhlasan adalah salah satu syarat diterimanya amal oleh Allah swt. Keikhlasan adalah hal yang sulit dan karenanya hanya orang-orang yang ikhlas saja yang tidak akan disesatkan oleh syaitan.

Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesunyian sehingga meneteskan air mata. Dzikir bagi orang beriman ibarat nafas bagi makhluk hidup, ketika seseorang tidak lepas dari dzikir baik di siang maupun di malam hari maka seolah makhluk hidup yang selalu bisa bernafas bebas. Mengingat Allah hingga meneteskan air mata adalah sesuatu yang sulit, kecuali bagi orang yang hatinya telah lunak oleh hidayah Allah. Sebagaimana ciri orang beriman, ketika mendengar kalimat Allah maka bergetarlah hatinya dan ketika mendengar Al Qur-an maka bertambahlah iman mereka.

Semoga kita bisa menjadi salah satu atau lebih dari golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat, karena hanya dengan naungan Allah saja kita akan diselamatkan dari kepedihan di hari pembalasan tersebut. Aamiin.

Wallahu a’lam bishowab.
Read More

Mulia bukan dari harta, tapi dari Takwa


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.



Mungkin ada yang menyangka bahwa yang paling mulia adalah yang kaya harta, dari golongan konglomerat, yang cantik rupawan, yang punya jabatan tinggi, berasal dari keturunan Arab atau bangsawan. Namun, Allah sendiri menegaskan yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.



Ayat yang patut jadi renungan saat ini adalah firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)



Ath Thobari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian –wahai manusia- adalah yang paling tinggi takwanya pada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia.” (Tafsir Ath Thobari, 21:386)



Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan bukan dilihat dari keturunan kalian” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 169)



Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

كرم الدنيا الغنى، وكرم الآخرة التقوى.

“Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun muliany seseorang di akhirat karena takwanya.” Demikian dinukil dalam tafsir Al Baghowi. (Ma’alimut Tanzil, 7: 348)



Kata Al Alusi, ayat ini berisi larangan untuk saling berbangga dengan keturunan. Al Alusi rahimahulah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di antara kalian di sisi Allah di dunia maupun di akhirat adalah yang paling bertakwa. Jika kalian ingin saling berbangga, saling berbanggalah dengan takwa (kalian).” (Ruhul Ma’ani, 19: 290)
Read More
Friday, 28 October 2011

Kau hujani aku dengan seribu nikmat

Jam 3 pagi, aku terjaga dari tidur nyenyakku. Kulihat Nida masih pulas di sampingku. Aku tak membangunkannya karena aku tahu Nida sedang berhalangan untuk shalat. Lalu aku beranjak dari tempat tidur dan kubuka pintu. Semua masih terlelap tidur, sepi. Kemudian aku berjalan ke halaman belakang, aku berwudhu dengan air dingin yang mengalir dari kran. Alhamdulillah Ya Allah Engkau masih memberiku nikmat berwudhu. Kulewatkan pagi itu dengan sujud2 panjangku. Aku begitu merindukan-Mu Wahai Kekasihku. Ampuni segala dosa2ku. Tenangnya hati ini saat bercengkerama dengan-Mu. Kutumpahkan segala keluh kesahku. Kuceritakan semua galau di hatiku. Kusyukuri atas nikmat dan karunia-Mu yang tiada terkira. Ya Allah, jika Engkau berkenan maka ijinkan hamba untuk segera menunaikan sunah Rasul, menggenapkan separo din.



"Mbak, ada teman Bang Arul yang minta dicariin istri." Suatu hari Nida berkata sambil menjatuhkan diri di kasur. Bang Arul adalah satu2nya kakak Nida yang telah menjadi guru di SMA Insan Kamil dan juga aktif menjadi pengurus Pesantren Al-Qalam letaknya tak jauh dari kampusku. Aku yang sedari tadi asik mengutak-atik data penelitian langsung memutar kursi dan menatapnya. "Trus?" Kataku. "Ya trus Mbak mau ga? Kalo Nida kan belum pengen nikah dulu jadi Nida tawarin aja ke Mbak." Nida memang teman sekamar sekaligus sahabat yang paling akrab denganku. Kuanggap dia seperti adikku.



Aku mengenal Nida saat sama2 menjadi pengurus Dewan Kerja Masjid Al-Bahri. Saat itu kerudung Nida masih mini tapi sekarang sudah terjulur indah menutup auratnya. Alhamdulillah! Dia banyak bertanya padaku. Mesti ilmuku juga dangkal tapi aku selalu berbagi tentang apa yang aku tahu dengannya. Jika ada yang kami berdua tak mengerti maka kami akan menanyakannya pada murobbi yang memimpin liqo yang rutin diadakan setiap jumat ba'da dhuhur di aula masjid Al-Bahri. Kadang2 Nida juga bertanya pada Abangnya dan kemudian berbagi pengetahuan yang didapatnya denganku.



Memang beberapa hari terakhir aku memikirkan tentang menikah tapi aku belum mengungkapkannya pada siapa pun dan sekarang aku sudah mendapatkan tawaran. Aku terdiam sejenak. Ada perasaan takut merasuk dalam kalbu. Ya ALLAH ampuni dosa2 hamba. Tiba2 kenangan pahit di masa lalu kembali berputar di otakku. "Mbak, kok malah bengong sih?" Nida berujar mengagetkanku. Kuhela nafas dan kujawab dengan sebuah senyuman dan anggukan. Aku ini memang bukan yang terbaik tapi aku akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Ya Rabbi…



Nida mengulurkan sebuah amplop yang langsung kubuka. Di dalamnya terdapat CV dan sebuah foto. Segera kubaca dengan cermat. Namanya Muhammad Bin Sofyan. Saat ini sedang menyelesaikan study di Universitas Al-Azhar Kairo, jurusan Syariah Islamiyah. Di bawah kulihat ada tulisan "NB: afwan ukhti, jika tidak keberatan, saya ingin berdiskusi dengan ukhti melalui YM" dan di sampingnya terdapat sebuah ID YM yang aku yakin adalah miliknya. Rupanya Sofyan mengirimkan CV tersebut melalui email lewat Bang Arul dan Bang Arul berbaik hati mencetaknya untuk diberikan kepadaku.



Hari itu juga, kukirimkan sebuah email jawaban untuk Sofyan dan mengabarkan bahwa aku menerima ajakannya untuk berdiskusi melalui YM 3 hari yang akan datang jam 10.00 WIB. Itu berarti jam 6.00 waktu Cairo. Tak lupa aku juga mengirimkan CV beserta fotoku. Bismillahirrahmaanirrahiim. Ya ALLAH jika sekiranya Engkau mengijinkan hamba untuk bertaaruf dengannya, lindungilah kami dari kemudharatan.



Jantungku deg2an memikirkan apa yang harus kukatakan nanti jika berdialog dengan Sofyan. Haruskah aku menceritakan semuanya pada Sofyan? Bagaimana jika dia menghentikan proses taaruf ini sedangkan aku sudah terlanjur berterus terang padanya? Ya ALLAH, apa yang harus kulakukan? Haruskah aku menyimpannya ataukah mengatakan sejujurnya? Duhai Kekasihku, ampuni aku.



Istikharah kulakukan untuk memantapkan langkah. Sungguh aku ini lemah dan tak berpengetahuan. Hanya Engkau Wahai Pujaanku Yang Maha Tahu segala yang tersembunyi. Sekiranya dia baik bagi hamba dalam agama hamba dan dalam penghidupan hamba maka anugerahkanlah dia untuk hamba. Mudahkanlah jalan ini dan berikanlah keberkahan bagi hamba di dalamnya. Jadikanlah hamba orang yang rela atas anugerahmu.



Seusai shalat dhuha, kutemui Sofyan melalui YM. "Assalamualaikum wr. wb." Sofyan lebih dulu menyapaku. "Waalaikumsalam wr. Wb. Khaifa haluka, akhi?" Kujawab salamnya. "Alhamdulillah bilkhair, wa anti?" dia balik bertanya. "Alhamdulillah ana toyib." Sedikit ketakutanku tiba2 meleleh. Ya ALLAH jika memang dia baik untukku maka mudahkan lisanku ini untuk menyampaikan apa yang harus diketahuinya. Aku telah menghabiskan malam2ku untuk meminta ampunan dan petunjuk-Mu Ya Rabb.



Tiga puluh menit telah berlalu dan telah banyak yang kami diskusikan. Jantungku kembali berpacu dengan cepat. Inilah saatnya. Aku tidak mau menunda lagi. Biarlah jika dia mengurungkan niatnya untuk menikah denganku. Lebih baik sekarang dari pada nanti ketika sudah terlambat untuk mengakuinya. Bismillahirahmaanirrahiim. Huruf demi huruf kuketik menjadi kata yang merangkai kalimat2, menjelaskan tentang apa yang harus diketahuinya. Hati ini memang gundah tapi inilah yang harus kulakukan.



Subhanallah! Sungguh Sofyan begitu besar hatinya. Dengan mantap dikatakannya bahwa dia bersedia menikahiku dan dia memintaku untuk segera mengabarkan berita itu kepada orang tuaku karena tiga minggu mendatang dia akan pulang ke tanah air dan meminangku. Alhamdulillah Ya ALLAH. Syukur tak henti2nya kuucapkan. Setelah begitu banyak dosa yang kulumurkan dalam diriku, Engkau masih menunjukkan kasih sayang-Mu. Tak terasa air mata mengalir membasahi pipi dan isakan kecilku terdengar membuat Nida yang sedari tadi asik membaca di tempat tidur menoleh dan bertanya, "Kenapa, Mbak?" Aku pun segera mendatangi dan memeluknya. "InsyaAllah aku akan menikah dengan Sofyan." Nida pun langsung mengucap hamdallah dan memberikan selamat untukku.



Hanya 1 minggu setelah lamaran, aku dan Sofyan melangsungkan akad nikah dan walimatul 'ursy yang sederhana. Teman2 kampus banyak yang datang memberikan selamat meski mereka harus jauh2 datang dari Jakarta menuju rumahku yang ada di Solo. Mereka ikhlas merelakan uang yang tentu tidak sedikit untuk ongkos transportasi ke Solo. Untuk penginapan, Alhamdulillah masih ada rumah saudara yang cukup untuk menampung meski mereka harus tidur dengan tempat ala kadarnya.



Aku benar2 bahagia. Aku sudah sah menjadi istri Bang Sofyan. Tak terkira syukur yang kupanjatkan pada Kekasihku Yang Abadi. Ya ALLAH, Engkau yang memiliki cinta, berikanlah cinta pada kami sehingga kami dapat memulai kehidupan baru ini dengan penuh cinta kepada-Mu. Berikanlah kepada kami keturunan yang sholeh yang menjadi pengikut orang2 mukmin.



Benar2 mulia hati suamiku ini. Keikhlasannya menerimaku sungguh membuatku kagum. "ALLAH itu Maha Menerima Tobat hamba-Nya, De. Sebesar apapun itu, Allah akan mengampuni jika hambanya sungguh2 bertobat. Abang percaya Ade pun telah bertobat. Bagi Abang, yang penting sekarang Ade telah berubah menjadi lebih baik. Jadi janganlah bersedih, De! Maa wadda 'aka rabbuka wamaa qalaa. Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci kepadamu"



Aku selalu ingat kata2 itu Bang. Kamu telah memberiku banyak hal. Kamu telah membimbingku untuk terus memperbaiki diri. Kamu benar2 suami yang berhati lembut. Tak pernah sekali pun kamu berkata kasar atau membentakku. Meski telah 3 tahun pernikahan dan ALLAH belum menitipkan anak untuk kita, kamu terus saja membesarkan hatiku dan kamu terus memberikan perhatianmu untukku. Alhamdulillah Bang, akhirnya ALLAH menitipkan jabang bayi di dalam kandunganku. Kamu sampai menitikkan air mata bahagia saat aku bilang bahwa aku hamil 2 bulan.



Kamu selalu membacakan ayat2 dari Surat Cinta-Nya setiap ba'da maghrib. Setiap kali akan berangkat mengajar, kamu selalu berkata pada bayi dalam rahimku ini agar dia menjagaku selama kamu pergi. Pulang mengajar kamu pun mengecupnya dan menasehatinya agar kelak menjadi anak yang sholeh. Pagi buta saat kubilang aku ingin makan soto, kamu tahu aku lagi ngidam dan kamu langsung mengambil kunci motor dan memacunya untuk mencari soto kegemaranku. Hampir 1 jam kamu baru pulang dan dengan wajah sumringah kamu ulurkan soto yang sudah kamu pindahkan ke mangkok untukku. Dari mana kamu dapat soto di saat aku tahu pemilik warungnya pasti sedang lelap2nya tertidur? Kamu hanya tersenyum dan berkata, "Ada orang baik yang membantu kita atas ijin ALLAH."



Kebiasaanmu setiap awal bulan adalah mengajakku ke toko buku. Membeli beberapa buah buku bertemakan Islam. Hobimu membeli buku sejak kamu masih SMA membuatmu bisa mendirikan sebuah perpustakaan mini yang sampai saat ini selalu ramai dikunjungi warga di kampung kita. Garasi kecil di samping rumah kamu sulap sedemikian rupa dan kamu tata apik buku2mu di dalam beberapa rak kayu. Prinsipmu adalah "Banyak membaca, banyak ilmu". "Tidak semua orang dapat rejeki untuk membeli buku, De. Jadi apa salahnya jika kita berbagi dengan mereka." Duh Abangku sayang, besarnya keinginanmu untuk selalu berbagi dengan sesama.



Aku ingat saat kamu memintaku menunggu di kamar karena kamu akan memberikan kejutan untukku. Hampir dua jam aku menunggu dan terpaksa akhirnya aku keluar juga meski kamu melarangku untuk keluar karena aku mencium bau masakan gosong. Abangku yang baik, ternyata kamu ingin memasak untukku. Aku haru melihat kesungguhanmu, Bang, meski hasilnya tak seindah yang kamu bayangkan. Aku langsung menghambur memelukmu, meski bajumu berlepotan tak karuan. Aku menangis bahagia dalam dekapanmu. Baiknya kamu, Bang.



Disela2 kesibukan di pesantren dan yayasan, kamu begitu memperhatikan aku. Kejutan2 selalu kamu berikan untukku. Seperti di saat hari ulang tahunku, kamu bangunkan aku di waktu subuh, kamu kecup keningku mesra, kamu berikan selamat untukku, kamu doakan untuk kebaikkanku,dan kamu berikan kado sebuah jilbab beserta kerudng yang kutahu harganya tidaklah murah. Duh suamiku, berapa lama kamu kumpulkan uangmu untuk membelikan kado ini? Mendapatimu yang penuh kasih dan tidak banyak menuntuk pun aku sudah sangat bersyukur, ditambah lagi dengan perhatian2mu, bagaimana aku tidak bersyukur menjadi istrimu?



Setiap minggu kamu selalu mengajakku menghadiri pengajian di masjid At-Ta'awun. Sepulangnya dari sana kamu ajak aku mampir makan di warung sate ayam kegemaranmu ato ke warung soto kegemaranku. Abang, Ade jadi takut jika menyakiti hatimu. Afwan, Bang, aku pernah curiga padamu. Aku takut kamu bosan dengan pernikahan ini. Saat kamu sibuk dengan proyek pembangunan pondok pesantren As-Salam di Desa Babakan, sebuah pesantren modern dengan konsep pendekatan pada alam. Tiba2 waktu yang kamu berikan untukku berkurang dan kamu jarang bisa berjamaah isya denganku. Mau bercengkerama dan ngobrol santai denganmu pun sulit waktu itu. Tiba di rumah kamu sudah kecapekan dan pasti langsung tertidur pulas. Pagi2 selepas subuh pun kamu langsung berangkat. Aku tidak berani bertanya tentang kecurigaanku, Bang. Tapi akhirnya kamu menceritakan tentang proyek itu di saat Pondok Pesantren As-Salam telah berdiri dengan megahnya. Duhai Abang, maafkan prasangka burukku. Tak sepantasnya aku berpikiran buruk padamu. Ya ALLAH ampuni hambamu!



Abang, aku kangen padamu. Hanya sebentar waktu yang diberikan ALLAH untuk kita bertemu. Hanya sebentar waktu yang kita lewatkan untuk bersama2 memuji keagungan-Nya. Aku kangen mentadabburi Quran bersamamu. Aku kangen mendengar nasehatmu setiap kali kamu hendak berangkat kerja. Aku kangen saat engkau menggodaku hingga aku tersipu malu.



Kuingat lagi obrolan kita di YM. Engkau memang sempat tercenung sejenak di saat aku selesai mengungkapkannya padamu. Diri ini telah cacat. Tiada lagi yang indah dalam diriku. Telah hilang apa yang seharusnya masih ada padaku. Aku terjerumus di kelamnya masa lalu pergaulanku, 10 tahun yang lalu, tepatnya di saat aku masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Alhamdulillah ALLAH masih memberi waktu untukku menyesali semua itu. Dengan hati terbuka kuterima hidayah ALLAH di saat semester pertama aku kuliah, aku mulai mengulurkan jilbab dan kerudung untuk menutupi auratku. Iman ini pun mulai kubenahi dan kutata lagi.



Abang, sakit mulai terasa. Sepertinya bayi dalam rahimku ini ingin segera melihat wajah ibunya. Meski sayang dia tak bisa melihat wajahmu, Bang. Doakan agar bayi kita selamat dan kelak menjadi anak sholeh yang selalu mendoakan kita. Aku bahagia, Bang. Ayah, bunda, Ummi, dan Abi ada di sini menemaniku. Begitu pun Nida dan tadi sempat kulihat Bang Arul di depan ruang bersalin.



Aku ingat saat malam itu Bang Arul dan Nida mendatangi rumah kita. Mereka menangis dan tidak berkata apa2. Nida hanya memelukku erat. Aku bingung, Bang. Aku tau pasti ada sesuatu yang terjadi denganmu. Selepas Maghrib, kamu pamit ingin bersilaturahmi ke rumah Bang Arul. Perasaanku sudah tak enak kala itu. Aku ingin ikut bersamamu tapi kamu mencegahku. Kamu memintaku beristirahat untuk menjaga kandunganku. Sungguh ALLAH menyayangimu. Dia mempercepat waktumu untuk segera bertemu dengan-Nya. Aku menangis tapi aku ikhlas. Kamu tak peduli dengan nyawamu sendiri saat kamu berusaha menolong bayi yang terjebak kebakaran di dalam rumah tetangga Bang Arul. Meski bayi itu tak berhasil kamu selamatkan, kamu pun tak berbeda nasibnya tapi engkau meninggalkanku dengan cara yang mulia. Mudah2an ALLAH memberikan tempat yang mulia untukmu wahai suamiku yang berhati mulia.



Abang, aku sudah siap melahirkan bayi ini. Akan kuberi nama Khairul Ihsan jika laki2 dan Miftahul Jannah jika perempuan, sesuai dengan keinginanmu dulu. Sakitku sungguh tak ada apa2nya dibandingkan dengan kenikmatan yang selama ini kurasa. Bayi ini adalah wujud cintamu yang dititipkan ALLAH untuk kita.



Rasanya seperti diantara hidup dan mati, Bang. Kalo harus menyusulmu sekarang pun aku sudah siap dan ikhlas. Inilah jihad seorang wanita, Bang. Akhirnya aku melaluinya. Alhamdulillah Abang, bayi kita telah lahir dengan selamat. Laki2, sangat mirip denganmu, mudah2an hati dan kepribadiaannya pun tak berbeda denganmu.



Sekarang Ihsan telah dewasa. Perawakan dan ketampanannya persis denganmu. Begitu pun dengan watak dan hatinya. Dia juga telah mendapatkan LC dari Al-Azhar dengan jurusan yang sama denganmu. Sebentar lagi dia akan menikah dengan Laila, seorang gadis yang InsyaAllah sholehah yang ditemuinya di Kairo. Doakanlah mereka, Bang. Mifta pun baru saja lulus SMA. Dia memilih mondok di pesantren As-Salam semenjak masih SMP. Alhamdulillah dia telah mengantongi beasiswa dari Universitas Malaya pada bidang kedokteran. InsyaAllah minggu depan kami akan mengantarnya ke Malaysia. Tunggu kami, Bang dan doakan kami agar istiqomah dan menyusulmu dalam keadaan khusnul khotimah. Kita akan bertemu di surga-Nya.



"Ayo, Dek kita berangkat ke masjid! Ihsan sudah menunggu di luar. Keluarga Laila juga sudah tiba di masjid." Bang Arul tiba2 sudah berdiri di ambang pintu kamar, berkata lembut dan tersenyum padaku. Kutatap manik indah matanya dan kubalas senyumannya dengan senyum terindah yang kupunya. Kuberanjak dari keterdiamanku di depan jendela. Kuhampiri dia, kupeluk sejenak dan kukecup pipinya. "Ayo, Bang!" Kami pun berjalan bergandengan menuju halaman di mana anak sulungku sedang menantiku untuk mengantarkannya menuju lembaran hidup yang baru. Alhamdulillah Ya, ALLAH! Sungguh nikmat yang Kau berikan tiada terkira, meski beribu2 dosa yang pernah kulakukan tak terhitung seperti debu yang beterbangan. Tak kan cukup sisa umurku untuk bersyukur sebagai balasan atas segala apa yang telah Engkau anugerahkan padaku.



"Sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (At-Taubah:27)

oleh : nurul alviah
dewasa sebelum waktunya, saluuut :)
Read More
Wednesday, 26 October 2011

Shadaqah yang utama


Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut:

1. Shadaqah Sirriyah

Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:271)

Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya.

Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.

Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)

2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat

Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)

3. Shadaqah Jariyah

Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).

Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Read More

Cara Menghidupkan Hati


Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

Menunaikan shalat witir

Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah Azza wajalla

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
Read More

10 Causes Remove Punishment For A Sin


Shaykh ul Islam Ibn Taymiyyah, may Allah have mercy on him, said:
The punishment for a sin committed by a believer is removed in ten ways:



1. He repents to Allah (taubah), so Allah accepts his repentance, for the one who repents from sin is like the one who has no sin.
2. He seeks forgiveness from Allah (istighfar), so Allah forgives him.
3. He does good deeds that erase his sin for good deeds erase bad ones
4. His believing brethren pray for him or seek forgiveness for his sins during his life or death.
5. Or they [ask Allah] to bestow on him as gift from the reward for their deeds, with which Allah benefits him.
6. His Prophet Muhammad, sallallahu `alayhi wa sallam, intercedes for him.
7. Allah tests him with trials in this world which expiate his sin.
8. Allah tests him in al-Barzakh (the intermediate life in the grave, between the death and the Day of Judgment) which expiates his sin.
9. Allah tests him in the various stages of the Day of Judgment which expiates his sins.
10. Or the Most Merciful of those who have mercy has mercy on him.


Whoever, then, is missed by these ten cannot blame anyone but himself.


[Imam Ibn Taymiyyah Majmoo` al-Fatawa 1:45, 7:487]
Read More

Haramkah (melly goeslaw cover)


Haram-haramkah aku
Bila hatiku jatuh cinta
Tuhan pegangi hatiku
Biar aku tak jadi melanggar
Aku cinta pada dirinya
Cinta pada pandang pertama
Sifat manusia ada padaku
Aku bukan Tuhan


Haram-haramkah aku
Bila aku terus menantinya
Biar waktu berakhir
Bumi dan langit berantakan


Aku tetap ingin dirinya
Tak mungkin aku berdusta
Hanya Tuhan yang bisa jadikan
Yang tak mungkin menjadi mungkin


Aku hanya ingin cinta yang halal
Di mata dunia juga akhirat
Biar aku sepi aku hampa aku basi
Tuhan sayang aku
Aku hanya ingin cinta yang halal
Dengan dia tentu atas ijinNya
Ketika cinta bertasbih
Tuhan beri aku cinta
Ku menanti cinta
Read More
Sunday, 23 October 2011

Ilmu



Karena mempelajari adalah kebaikan
Mencari adalah ibadah
Mengingat adalah tasbih
Mendalami adalah jihad
Mengajarkan kepada yang belum mengerti adalah sedekah
Mengingatkannya kepada orang yang sudah mengerti adalah Taqqarub

Ilmu adalah teman diwaktu sepi
Kawan dalam pengasingan
Penunjuk jalan kesenangan
Penolong dalam kesulitan
Hiasan ditengah-tengah kawan
Senjata dalam mengahadapi musuh

Ilmu dapat menghidupkan hati dalam kebodohan
Pelita dari kegelapan
Kekuatan dari segala kelemahan
Sarana untuk mencapai derajat orang baik semasa hidup didunia maupun akherat...
Ilmu adalah pemimpin
Dan amal adalah pengikutnya

(Mua'adz bin Jabal r.a.)
Read More
Friday, 21 October 2011

Agar Dicintai Allah & Manusia


Cinta adalah fitrah. Siapapun yang mengaku makhluk Allah pasti punya cinta. Hewan membesarkan anaknya dengan cinta. Allah menciptakan makhluk dengan cinta. Dunia aman karena rasa cinta. Bahkan, kita terlahir pun karena cinta. Pendeknya, semua karena cinta. Namun seringkali cinta telah ternodai, akibat salah dalam memaknai cinta itu sendiri. Jadinya, kalo kita ngomongin cinta pasti deh sasarannya adalah sepasang muda mudi yang lagi memadu kasih. Padahal cinta kan luas, gak cuma model cinta kayak gitu.



Kekuatan sebuah cinta memang dahsyat. Taj Mahal India, dibangun oleh Shah Jahan (Sihabuddin) sebagai tanda cintanya kepada Mumtaz Mahal, sang istri yang mendahuluinya menghadap Sang Pencipta. Hanya dengan cinta kita dapat terus bertahan untuk tetap melanjutkan kehidupan. Jika seseorang sudah mengerti hakikat cinta, segala penderitaan yang dilaluinya akan tampak sebagai nikmat yang membentang luas. Ya, cinta yang sebenarnya. Bukan cinta sesaat, bukan cinta mengumbar nafsu belaka. Cinta yang membawa kedamaian bagi siapa pun yang mendekatinya. Itulah kekuatan cinta yang sebenarnya.



Sebagai makhluk, kita diciptakan karena cinta-Nya, maka sudah sepantasnyalah kita membalas rasa cinta itu hanya kepada-Nya. Segala yang kita lakukan di dunia ini hendaknya didasarkan untuk mengharapkan cinta-Nya saja, bukan untuk maksud lain. Percayalah.. Jika semua jenis cinta yang ada di dunia ini sudah musnah, hilang tertelan zaman..cinta kepada Allahlah yang akan mengekalkan kita dari “kematian”. Jiwa kita akan selalu hidup, bersemayam dalam lubuk hati dengan sebuah kedamaian. Bukankah nikmat yang paling indah bagi penduduk surga adalah nikmat ru’yat yaitu memandang wajah Allah dengan kasat mata. Memandang wajah Tuhannya dengan kedamaian. Sebuah kepuasan yang tak kan terlukiskan oleh kata-kata.



Cinta pada manusia pun adalah fitrah. Mengapa Allah menciptakan manusia, berbagai jenis suku bangsa, kulit, ras, juga diciptakannya manusia dari jenis lak-laki dan perempuan adalah untuk saling mencintai. Nabi Saw bersabda : “Tidak sempurna iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri”. Namun jenis cinta yang ditawarkan adalah cinta yang sesuai dengan fitrah manusia, bukan cinta ngasal, cinta semu, cinta palsu, etc. Memang, laki-laki ditakdirkan untuk saling mencintai dengan perempuan, namun pada jalur yang benar (dengan pernikahan misalnya). Dan cinta yang mereka bina itu seharusnya tidak lebih besar dari cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Mencintai dengan kewajaran, demikian aku menyebutnya. Bukankah Rasulullah mengingatkan: “Cintailah temanmu sederhana saja, karena bisa jadi suatu saat dia akan menjadi musuhmu. Bencilah musuhmu sederhana saja karena bisa jadi suatu saat dia akan menjadi temanmu”. Ini memang benar adanya. Berapa banyak orang yang benar-benar saling mencintai akhirnya harus saling memusuhi, namun banyak juga yang dulu saling bermusuhan akhirnya malah menjadi teman yang tak terpisahkan. Benci dan cinta hanyalah berbeda tipis saja, karena itu, hati-hatilah dengan keduanya. Ya, sekali lagi.. mencintai dengan kewajaran. Karena cinta yang wajar suatu saat akan melahirkan sebuah kesetiaan. Setia untuk untuk terus mencinta. Indah bukan ?



Bagaimana biar kita dicintai oleh Allah dan manusia ? Ssst.. Jangan bilang sama shapa-shapa ya… Resepnya seperti yang dijelaskan Hadist Rasulullah dalam kitab Hadist Arba’in Annawawiyah yaitu : Dari Abi Abbas Sahl bin Sa’ad As Sa’idl ra telah berkata : Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi saw lalu dia berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku pekerjaan yang jika aku mengerjakannya, aku akan dicintai Allah dan dicintai manusia?. Maka Sabda Rasulullah : Sederhanakanlah engkau akan dunia pasti Allah akan mencintai engkau dan sederhanakanlah engkau akan apa yang ada pada manusia, pasti manusia akan mencintai engkau. Hadist ini hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majjah.



Nah, lihatlah, temans. Lagi-lagi kuncinya adalah sebuah kesederhanaan, atau bisa juga kita sebut kewajaran seperti yang kukatakan sebelumnya. Jika kita wajar dalam hidup, tidak mengejar dunia sampai berlebihan, niscaya kita akan dicintai Allah. Lalu, jika kita bersikap wajar pada manusia, tidak terlalu banget mencintainya, bersikap biasa saja, mencintai dengan kewajaran, apa adanya, justru merekalah yang tertarik pada kita. Ada semacam kharisma yang terpancar dalam diri kita hingga membuat mereka “terpana”. Subhanallah. Itulah kuncinya.



Cintailah segalanya karena Allah. Mencintai manusia karena manusia adalah jelek. Tapi mencintai manusia karena Allah adalah baik. Dan mencintai Allah karena Allah berhak untuk dicintai adalah lebih baik. Subhanallah. So, mulai sekarang, jangan lagi percaya pada cinta-cinta palsu manusia. Mereka semuanya gombal, cuma ngambil enaknya aja. Kalo enak, ya cuma sekejap, habis itu plass..hilang begitu saja. Bikin sakit hati banget kan ?
Read More
Wednesday, 19 October 2011

Ini Doa Kita (dulu)

Ya Allah, Al Wadud, Yang Maha Mencinta...

Bila hamba-Mu ini jatuh cinta, hamba mohon bantu hamba melabuhkan cinta ini hanya kepada hamba-Mu yang juga mencintai-Mu, dan bisa membantu hamba untuk lebih mencintai-Mu...

Aamiin ♥
Read More
Tuesday, 18 October 2011

Jadilah Pohon


SEORANG MURID bertanya pada Bawa Muhaiyaddeen, “Bisakah Guru menjelaskan kondisi spiritualku, di mana aku sedang berada saat ini?”
Sang Guru menjawab, “Sebuah benih haruslah ditanam di saat yang tepat. Ketika ia mulai tumbuh, akarnya menyelusup jauh ke dalam tanah, memeluk dari semua penjuru. Segera benihnya tumbuh menjadi sebuah pohon. Seiring perjalanan waktu, pohonnya akan semakin membesar, lalu berbunga dan berbuah. Tatkala berbuah, buahnya tampak tidak lagi memiliki ikatan dengan tanah. Walaupun pohonnya terikat ke tanah, namun buahnya justru terhubung kepada manusia dan seluruh makhluk hidup.
Anakku, hidupmu pun demikian. Walaupun kau telah tumbuh begitu tinggi, sama seperti pohon: keterikatan akalmu, pemikiranmu, dan hasratmu masih pada bumi dan keduniaan. Seperti itulah kondisimu saat ini.
Tapi anakku, kau memiliki sebuah penghubung dalam qalb-mu, di dalam hatimu, yang berfikir tentang Tuhan dan mencari-Nya. Akan aku jelaskan cara mengembangkan hubungan tersebut. Ikutilah arahan ini baik-baik.

Sebanyak apa pun keterikatanmu pada dunia, jika kau ingin menemukan Tuhan, jika kau ingin menapaki jalan menuju-Nya; engkau, doa-doamu dan ibadahmu harus seperti pohon. Walaupun sebuah pohon terikat ke tanah, ia memberikan buahnya untuk semua mahluk. Walaupun kau terikat pada dunia seperti pohon, niatmu harus seperti niat sebuah pohon terhadap buahnya: doa-doamu, pengabdianmu, ibadah-ibadahmu, keunggulan-keunggulanmu maupun semua yang kau lakukan harus terhubung dengan Tuhan, dan kau harus melakukan pekerjaanmu dengan diniatkan untuk kemaslahatan semua makhluk, bukan untuk dirimu sendiri. Maka setelah itu, barulah kau akan berjalan dengan baik ketika menapaki jalan menuju-Nya.”
Read More
Sunday, 16 October 2011

Uang sebagai fitnah kehidupan


Uang dalam kehidupan kadang seperti selimut di saat malam. Harus tebal dan cukup menghangatkan seluruh tubuh dari terpaan dinginnya malam. Tapi, berhati-hatilah. Karena selimut yang kurang bersih bisa menjadi penghubung antara kutu-kutu jahat dengan tubuh si pengguna.

Dari mana pun mulainya, perjalanan hidup memang tak akan pernah lepas dari cobaan. Bentuknya tidak seperti yang disadari banyak orang: derita, sedih, dan sejenisnya. Karena sesuatu yang menyenangkan pun ujian. Di antara yang menyenangkan itu adalah uang atau harta. Dan justru, inilah ujian berat yang tidak banyak orang bisa mulus melalui lubang gelapnya.

Itulah yang dimaksud Sayyid Quthb dalam tafsir Azh-Zhilal ketika mengomentari surah Al-Anbiya ayat 35. Firman Allah swt., “…Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Menurut beliau, sangat biasa jika memahami penderitaan, kemiskinan, musibah sebagai ujian dari Allah swt. Biasa. Hampir semua orang memahami itu. Tapi, sangat berbeda dengan urusan yang enak seperti uang dan harta. Kesan ujian seolah sirna. Justru orang menganggap, simbol kemuliaan dari Allah buat seorang hamba di antaranya melalui uang yang banyak. Sebaliknya, kehinaan buat mereka yang tak mampu meraih kemegahan uang dan harta.

Kecenderungan itu memang sudah diungkap Alquran. Dalam surah Al-Fajr ayat 15 dan 16, Allah swt. berfirman, “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku memuliakanku.’ Ada pun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinakanku.”

Itu jika uang atau harta sudah di tangan. Akan lebih berat lagi jika persoalan uang masih milik bersama. Setidaknya, uang orang lain yang dititipkan atau sebagiannya akan jadi milik sendiri. Saat itulah, pertarungan antara idealita dan realita hidup menjadi kian tak terkendali.

Surah Al-Anfal sepertinya menarik dijadikan pelajaran. Gambaran seputar konflik perang Badar ini justru diawali dengan persoalan harta. Bukan pada perintah perang, bukan pada bagaimana pertolongan Allah dalam perang, bukan pada gambaran keberanian para sahabat. Tapi justru pada masalah uang.

Seorang ulama mengatakan, pertanyaan soal jatah uang pembagian seperti di awal surah Al-Anfal inilah yang akan menjadi pengulangan dari masa ke masa. Terus menerus, sejalan dengan dinamika aktivitas umat Islam di mana pun berada. Inilah fitnah besar yang tak kunjung usai.

Dari situ bermula seribu satu fitnah. Seorang pemimpin bisa hancur pamornya karena isu amanah uang. Sebuah organisasi bisa pecah-pecah juga karena terjebak pada soal jatah uang. Bahkan, seorang ulama pun tak luput dari pertanyaan masalah uang.

Pelajaran generasi sebelum Rasulullah saw. adalah sisi lain yang sangat berharga dijadikan renungan. Sejarah mencatat, tak sedikit orang-orang terpilih yang akhirnya tersungkur hanya pada persoalan jatah uang. Di antara mereka ada seorang rahib yang bernama Bal’am Ba’ura. Hamba Allah yang doanya nyaris tak pernah tertolak ini pun akhirnya tenggelam bersama kedekatannya dengan Firaun.

Sepertinya, para penguasa seperti Firaun paham betul titik lemah seorang tokoh seperti Bal’am. Yaitu, uang. Dari titik inilah, sendi-sendi kekuatan lain bisa melemah. Rasulullah saw. berpesan, “Sesungguhnya fitnah kekayaan itu lebih aku takuti atas kalian daripada fitnah kemiskinan. Kalian telah mendapati fitnah kemiskinan dan kalian sabar, sedangkan (fitnah) dunia ini terasa manis dan menyenangkan .” (Alhadits)

Persoalan uang pula yang pernah merusak kehidupan para pendeta di masa setelah Nabi Isa a.s. Karena uang, mereka tega menjual hukum Alkitab menurut selera penguasa. Hukum Alkitab pun diperlakukan seperti mainan bongkar pasang.

Hal itulah yang disampaikan Alquran dalam surah At-Taubah ayat 34. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan cara yang batil….”

Menariknya, ayat ini didahului dengan sapaan ‘hai orang-orang yang beriman’. Kenapa? Ada hubungan apa antara sapaan buat orang yang beriman dengan sebuah fakta kebobrokan pendeta dan rahib dalam masalah uang. Padahal biasanya, sapaan ‘hai orang-orang yang beriman’ selalu diiringi dengan perintah dari Allah swt. Kenapa ini cuma informasi.

Seorang ulama mengatakan, sapaan itu menandakan sebuah peringatan. Bahwa, penyelewengan rahib dan pendeta di kalangan Yahudi dan Nasrani pada soal uang; tidak tertutup kemungkinan akan terjadi di kalangan orang-orang beriman.

Hal itulah yang menjadi komitmen seorang tabiin yang bernama Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab. Cucu Umar bin Khaththab ini pernah ditawari hadiah oleh Khalifah Al-Manshur. Saat itu, beliau sedang thawaf di masjidil Haram. “Apa yang bisa kuberikan untukmu, wahai guru umat?” tanya Khalifah sambil ikut Thawaf. Dengan ringan Salim mengatakan, “Bagaimana mungkin aku meminta hadiah kepadamu, padahal aku sedang bertamu di rumah Allah!” Dan Khalifah pun diam. Ia menunggu hingga Salim selesai beribadah haji.

Setelah selesai, Khalifah menghampiri lagi. “Apa yang bisa kuberikan untukmu, wahai guru umat?” tanya Khalifah begitu hormat. Dengan ringan pula, Salim menjawab, “Bagaimana mungkin aku memohon sesuatu padamu, sementara kepada Pemiliknya saja aku tak meminta!” Dan Khalifah pun terdiam.

Uang dan harta memang seperti selimut sebagai penghangat dinginnya malam kehidupan. Tapi, berhati-hatilah. Karena tidak sedikit musuh yang justru menyusup dari balik ketebalan dan kehangatan itu.
Read More

Super Word

#Ladies, kamu cantik bukan karena penampilan, dia tidak pernah melihat apakah kamu modis atau tidak, apakah kamu gaul atau tidak, apakah kamu update atau tidak. tapi karena hatimu yg menawan dan rasa percaya bahwa dirimu be(YOU)tiful.

#Ladies, kadang dia jenuh dan bosan melihat kamu sibuk mendandani penampilanmu. yang gonta-ganti ini itu. yang perlu diingat cuma satu, dia bisa menerimamu apa adanya kamu. be Natural.

#ladies, saat dia diam bukan karena dia tidak mempedulikanmu lagi. tapi dia terlalu sayang untuk menyalahkanmu.

Orang bahagia tidak akan khawatir apakah hidup ini adil atau tidak, mereka akan tetap menemukan alasan untk tetap bahagia dan bersyukur

Gunakan matamu untuk melihat, otakmu untuk berpikir dan hatimu untuk memilih. Hasilnya pasrahkan saja pada Tuhan, Ia tau yang terbaik.

Kita tidak bisa kembali dan memperbaiki masa lalu, tapi kita bisa mempelajarinya untuk keberhasilan masa depan.

Syukurilah yang sudah ada pada diri Anda. Sesungguhnya, Anda bergerak maju dari kesyukuran Anda.

Jodoh ditangan Tuhan, tapi Tuhan hanya menggariskan bagaimana caranya, bukan siapa orangnya.

Denny & Mario
Read More

Plaosan Temple

Read More

Kunci Hidup

Allah yang mengajarkanku bersabar,
mengingatkanku setiap waktu, untuk pandai melihat keadaan. untuk melihat mereka yang kurang beruntung dalam hidupnya. untuk melihat mereka yang berada dibawah kita yang selalu kuat menghadapi cobaan dalam hidup. hatiku berkata "sabar itu senjata ampuh seorang muslim, klo kamu muslim pasti bisa sabar"...

Allah yang mengajarkanku menerima,
mingingatkanku untuk terus bersyukur dengan apa yang aku punyai sekarang. hatiku berkata "hey!!! jangan terus melihat keburukan seseorang sehingga mata mu silau dan akan kesulitan melihat kebaikannya". sekuat apapun doa, sebanyak apapun pinta, allah lah yang bisa merubah hambanya. allah yang menuliskan cerita dalam kehidupan kita.

Allah yang mengajarkanku untuk bahagia,
bukan dengan cara meminta, tapi dengan cara melihat.
Orang bahagia tidak akan khawatir apakah hidup ini adil atau tidak, mereka akan tetap menemukan alasan untk tetap bahagia dan bersyukur...
Read More
Friday, 14 October 2011

Baru Aku Tahu (Wanita seperti ini)


Seorang laki-laki jika dia kesakitan, maka dia akan membenci. Sebaliknya wanita, saat dia kesakitan, maka semakin bertambah sayang dan cintanya,, Seandainya Hawa diciptakan dari Adam As saat Adam terjaga, pastilah Adam akan merasakan sakit keluarnya Hawa dari sulbinya, hingga dia membenci Hawa. Akan tetapi Hawa diciptakan dari Adam saat dia tertidur, agar Adam tidak merasakan sakit dan tidak membenci Hawa. Sementara seorang wanita akan melahirkan dalam keadaan terjaga, melihat kematian dihadapannya, namun semakin sayang dan cinta nya kepada anak yang dilahirkan bahkan ia akan menebus nya dengan kehidupannya.



Sesungguhnya Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk yang bengkok yang tugasnya adalah melindungi Qalbu(jantung, hati nurani). Oleh karena itu, tugas Hawa adalah menjaga qalbu. Kemudian Allah menjadikan nya bengkok untuk melindungi qalbu dari sisi yang kedua. Sementara Adam diciptakan dari tanah, dia akan menjadi petani, tukang batu, tukang besi, dan tukang kayu. Wanita selalu berinteraksi dengan perasaaan, dengan hati, dan wanita akan menjadi seorang ibu yang penuh kasih sayang, seorang saudari yang penyayang, seorang putri yang manja, dan seorang istri yang penurut.



Dan wajib bagi Adam untuk tidak berusaha meluruskan tulang yang bengkok tersebut, seperti yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW, “jika seorang lelaki meluruskan yang bengkok tersebut dengan serta merta, maka dia akan mematahkannya.” Maksud nya adalah dengan kebengkokan tersebut adalah perasaan yang ada pada diri seorang wanita yang mengalahkan perasaan seorang laki-laki.



Maka wahai Adam janganlah merendahkan perasaan Hawa, dia memang diciptakan seperti itu. Apabila seseorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak menitikkan airmata, itu berarti DIA SEDANG MENANGIS DALAM HATINYA . Apabila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu meminta maaf. Dan wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci untuk orang yang paling dia sayang.
Read More

Aku dan Ayah


hari itu penuh makna...
meskipun ada musibah, tapi selalu ada berkah didalamnya..

menunggu ayah operasi, dikarenakan tulang tangan kiri yang patah. saya gelisah. jujur saya orang yang sangat penakut, melihat orang terluka, melihat darah, melihat penderitaan orang saat sakit, saya tak sanggup #lebey

3jam berlalu, akhirnya ayah saya keluar dari ruang operasi dengan keadaan tidak sadarkan diri. sebelum operasi sebenarnya saya minta ijin pulang, karena saya takut, tidak sanggup melihat ayah saya meraung kesakitan #sumpah. saat itu saya takut mendekati ayah yang belum siuman. ayah hanya mengucapkan kata "allahu akbar" dalam kondisi tidak sadar itu. terharu melihatnya, berkaca-kaca mata ini. setelah melihat ayah berusaha membuka matanya, saya mendekati. semua sodara dan kerabat ayah melihat saya (meh ngopo bocah iki). saya pegang tangan beliau, kemudian beliau bertanya "siapa ini??" saya kaget dan menjawab "anakmu, yang paling ganteng. sambil menyebut nama asli saya" (wakakakaka). setelah bertanya banyak, kemudian saya dikejutkan dengan permintaan ayah. dengan suara lirih ayah berkata "nak, tuntun ayah membaca alquran surat apa saja yang kamu hapal". dalam hati saya, "ya allah ijinkan saya berbakti kepada orang tua hamba".

yaaa, saya merasa sempurna menjadi anak malam itu. saya menuntun ayah membaca juz amma. sedikit menangis karena mendengar permintaan beliau. sambil memegang tangan ayah, saya dekatkan kepala saya ke telinga beliau. luar biasa rasanya, saya anak yang ugal-ugalan ini, bisa sedikit membantu beliau dan mendoakan beliau.

dalam hati saya hanya ada rasa bangga memiliki orang tua seperti beliau, terima kasih ya allah. malam itu Engkau telah menjadikanku anak yang sempurna untuk orang tuaku. :')

ya allah yang maha pengasih, kasihi kami sepanjang hidup.
ya allah yang maha penyayang, sayangi kami seperti Engkau menyayangi para nabi.

semoga rasa sakit itu sebagai penyebab digugurkannya dosa.
sembuhkanlah beliau, sehatkanlah beliau kembali.
I ♥ U
ALLAH
Read More
Tuesday, 11 October 2011

Doa


tiada negeri yang ditempati oleh seseorang sesudah matinya,,
kecuali negeri yang telah ia bangun sebelum kematiannya,,

jika ia membangunnya dengan baik, baik pula tempat tinggalnya,,
jika ia membangunnya dengan buruk, akan kecewalah yang membangunnya,,

harta yang telah kita himpunkan adalah untuk ahli waris,,
dan rumah yang telah kita bangun akan menjadi puing-puing sesudah kematian kita,,

kemanakah raja-raja yang dahulu berkuasa,,
mereka tidak bisa berdaya saat datangnya malaikat pencabut nyawa,,

kematian adalah,,
saat orang kafir berserah diri,,
saat orang fasiq menjadi taat,,
saat si pembangkang menjadi penurut,,
saat orang kuat menjadi lemah,,
dan saat orang-orang perkasa menyerah,,

kematian adalah,,
saat manusia terbuang,,
lalu mereka mencoba mengingat amalnya,,
sedang saat itu sebenarnya mereka tidak benar-benar membawa amal,,
kecuali apa yang telah mereka lakukan semasa hidupnya,,

tuhanku!!!!
allah azza wajalla,,,
bantu kami untuk ini,,,
agar kami tidak menyesal ketika menghadapMu kelak,,
Read More

Hati Ingin Kita Menangis

"Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR. Bukhari dan Muslim)
Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.



Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An'am ayat 164. "...Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."
Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi.
Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung

Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain.
Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt.
Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, "Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah."


Menyadari bahwa surga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam surga. Pikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. "Pasti, pasti saya akan masuk surga," begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.
Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahwa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk surga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.
Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga.
Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih

Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: surga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.
"Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya." (QS. 80: 34-37)
Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya.
Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan. "Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka." (HR. Bukhari dan Muslim)


Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru menangislah karena ketidakmampuan itu.
Read More
Thursday, 6 October 2011

Islamic Book Fair




sekedar info untuk teman-teman di wilayah surakarta dan sekitarnya, di goro assalam, telah dibuka Islamic book fair. telah dibuka sejak tanggal 2 - 9 oktober 2011.

untuk teman-teman yang hoby fasion, klo beli baju, celana, jaket, sepatu dan lain-lain, uang 200rb dianggap enteng. masa beli buku agama aja engga kuat. padahal baju dan lain-lain yang kita kenakan kan engga dibawa mati, sedangkan ilmu agama yang kita dapat dari membaca buku ini bermanfaat dan berguna sampai diakhirat kelak.

jangan lewatkan kesempatan emas ini, mumpung banyak diskon. up to 50%. hheehheee

masih ada sisa 3 hari kedepan untuk berkunjung ke Islamic book fair ini, monggo digunakan sebaik-baiknya kesempatan ini.... :)
Read More
Tuesday, 4 October 2011

Super Sekali



Jatuh cinta adalah awal dari petualangan yang paling indah dan menantang.

Dan sebagai petualangan, cinta adalah tantangan yang telah diterima
dengan berani dan membabi-buta oleh jiwa-jiwa yang muda dan tua, yang kecil dan besar, dari yang jelata dan maharaja.

Untuk menang, engkau harus menemukan kehebatan dirimu yang disebabkan oleh cinta, segera setelah kebutaan dan kegilaan karena cinta mereda.

Kebutaan karena cinta itu sementara.

Maka janganlah kau tukar surgamu dengan neraka, hanya untuk perasaan unyu-unyu yang asyik-masyuknya hanya sementara.

Tapi bangkitlah dari debu dan bara kegagalan cinta, sebagai pribadi
baru, yang lebih bijak, yang anggun, dan yang lebih siap bagi
kebesaran hidup bersama cinta yang jujur dan setia.

Janganlah putus asa dengan cinta. Karena, tanpa cinta hidupmu tak kan pernah utuh.

Mario Teguh
Read More

Bersyukurlah

Suatu hari, pada masa kenabian musa AS.
ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa, orang ini sangatlah miskin, pakaiannya compang-camping, tulang tengkoraknya diwajah terlihat jelas, kurus dan nampak begitu usang. Si miskin itu kemudian berkata kepada nabi Musa, "Ya Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah, agar Allah menjadikan aku orang yang kaya." kemudian Nabi Musa membalasnya dengan senyuman dan berkata kepada si miskin, "Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah". Si miskin itu agak terkejut dan kesal, dia berfikir (nikmat mana yang harus aku syukuri sedangkan aku tidaak mempunyai apa-apa) lalu ia berkata, "Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa, Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah, agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu." Nabi Musa membalasnya dengan senyuman, lalu ia berkata, "saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah". kemudian si kaya menjawab "Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. telinga yang dengannya aku dapat mendengar. telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya". Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. dan mendapati bahwa dirinya semakin kaya.

si miskin yang selalu mengeluh, mata hatinya terbutakan. dia tidak dapat lagi melihat nikmat allah selain harta. hatinya seperti batu, tidak bisa tersentuh dengan kata-kata. nikmat mana yang harus disyukuri saat hidup saja dia tidak tau. mata, telinga, lidah, otak, kaki, tangan dan bahkan nikmat sehat saja dia tidak pernah mensyukurinya. itu semua dikarenakan hatinya yang buta akan nikmat dan menganggap itu hal yang wajar. allah tidak akan membantu umatnya yang seperti ini. hal yang kecil saja tidak bisa mensyukuri apalagi bila diberikan sesuatu yang besar???? mungkin akan lupa diri. maka allah enggan menitipkan rejeki kepada orang seperti ini.

si kaya yang selalu bersyukur, mata hatinya terbuka. baginya, kehidupan adalah nikmat yang tak ternilai. mulai dari mata yang bisa melihatkan, telinga yang bisa mendengarkan, kaki dan tangan yang bisa menggerakkan, serta kesehatan yang bisa membuatnya bertahan hidup. semua disyukurinya, karena ia sadar semua itu pemberian dari allah. karena pandai bersyukur inilah, allah senang untuk menitipkan rejekinya kepada orang-orang seperti ini.

hidup ini simpel,
banyaklah bersyukur adalah kunci mendapatkan kebahagiaan dari allah :)
Read More
 
;